TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gowes 11 Hari, Tangis Pak Midun Pecah Tak Bisa Masuk SUGBK

Pak Midun kecewa sepedanya di larang masuk SUGBK

Tangis Pak Midun pecah ketika sepedanya tak diperbolehkan masuk ke SUGBK. (IDN Times/Tino)

Jakarta, IDN Times - Pria paruh baya bernama, Miftahuddin Ramli, akhirnya tiba di tujuan terakhir perjalanannya, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), pada Senin (14/8/2023). Namun, pria yang karib disapa Midun itu justru harus menelan kekecewaan.

Sebagaimana diketahui, Midun melakukan perjalanan dengan memakai sepeda dari Malang ke Jakarta selama 11 hari, sejak sejak 3 Agustus 2023 lalu. Dia melakukan misi itu untuk mengingat kembali tragedi yang merenggut 135 nyawa pascalaga Arema FC kontra Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 silam.

Hanya saja, tangisnya pecah setelah tiba di SUGBK. Dia tak diperbolehkan masuk oleh pengelola lantaran tak bisa masuk area stadion bersama sepedanya. 

Baca Juga: Pak Midun Tuntut Keadilan Tragedi Kanjuruhan Akhirnya Tiba di Jakarta

1. Sudah bernegosiasi, tapi tetap tak diperbolehkan

Pak Midun menangis di sepedanya. (IDN Times/Tino).

sepeda yang merupakan sebuah pesan untuk menyaringkan kembali Tragedi Kanjuruhan tak diperbolehkan masuk ke dalam SUGBK. Pak Midun menolak melangkahkan kakinya ke dalam tanpa sepeda yang sudah dikayuhnya dari Kota Batu, Malang sejak 3 Agustus 2023 lalu.

"Kalo saya masuk sendiri ngapain, itu yang lebih penting (sepedanya), " kata Midun yang tak kuasa menahan air matanya.

Sekjen Presidium Nasional Suporter Indonesia, Richard Ahmad Suprianto, sempat bernegosiasi dengan petugas keamanan sebelum akhirnya berunding bersama pihak Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK). Dia menjelaskan urgensi Midun untuk membawa sepedanya ke dalam.

Namun, mereka tetap tidak mengizinkan sepeda yang membawa pesan Tragedi Kanjuruhan itu untuk masuk. Midun lebih memilih untuk duduk di depan gerbang.

"Mereka tidak menghendaki saya masuk. Tapi saya yakin itu bukan kehendak mereka yang bertugas, saya paham. Yang penting saya sudah menjalankan nazar saya, " ujar Midun.

2. Misi mulia Pak Midun

Potret Pak Midun ketika tiba di SUGBK. (IDN Times/Tino).

Midun merasa tidak ada keadilan yang didapat para korban. Ironis, karena angin yang justru disalahkan hakim. Karena itu, eks Kasat Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, divonis bebas oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

"Saya minta maaf, terima kasih kepada semuanya, Arek Malang yang sudah mendoaakan saya sampai sini, juga suporter seluruh Indonesia, terima kasih. Saya bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa. Tapi karena mereka, saya kuat sampai sini (SUGBK), "ujar Midun.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya