TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Kasih Jempol Buat Penanganan Judi dan Mafia Sepak Bola

SBOTOP dan aktor intelektual match fixing berhasil diringkus

Ilustrasi tersangka. (IDN Times/Tino).

Jakarta, IDN Times - Presiden RI, Joko "Jokowi" Widodo mengacungkan dua jempol terkait penindakan kasus judi online dan mafia sepak bola. Jokowi puas setelah SBOTOP dan aktor intelektual pengaturan skor, VW, berhasil diringkus.

Terbongkarnya kasus tersebut tak lepas dari kolaborasi antara Satgas Antimafia Sepak Bola Polri dan Satgas Antimafia Sepak Bola Independen. Jokowi berharap, aksi bersih-bersih sepak bola Indonesia kian kencang.

"Ini sangat bagus. Saya sudah sampaikan mengenai pentingnya sepak bola itu bersih dari judi dan mafia sejak 2015. Jangan berhenti di sini, teruskan hingga benar-benar bersih," kata Jokowi di Gresik, Kamis (14/12/2023).

1. Prestasi bisa diraih dengan sepak bola yang bersih

Presiden Jokowi berkunjung ke Kantor FIFA. (Dok. PSSI).

Jokowi menyebut, keberhasilan Satgas dalam membongkar judi dan aktor intelektual match fixing bisa mempercepat transformasi sepak bola Indonesia. Andai bersih, harapan masyarakat melihat sepak bola yang berprestasi bisa terwujud.

"Tidak pengaturan skor dan permainan uang di dalam pertandingan yang menggerakkan transformasi sepak bola Indonesia. Kalau ini gak selesai, jangan harap sepak bola kita naik level," ujar Jokowi.

Baca Juga: Polri Tetapkan 4 Tersangka Kasus Judi Bola Online SBOTOP

2. Polri amankan empat tersangka, tiga lainnya masih buron

Konferensi pers satgas anti mafia bola Polri bersama PSSI, Rabu (13/12/2023). (IDN Times/Tino)

Dalam pengungkapan itu, sudah ada empat orang tersangka yang telah diamankan, berinisial S, DR, L, dan TRR, dengan peran mengumpulkan rekening. Sementara, tiga dalam pencarian, yakni CT serta dua warga negara China yang belum dibongkar inisialnya.

Perputaran uang SBOTOP disebut mencapai Rp480 miliar sepanjang 2023. Server SBOTOP pun disinyalir berada di Filipina dan telah memiliki 43 ribu anggota yang tersebar di mancanegara, termasuk Indonesia.

"Tersangka ada empat, kami masih mencari tiga orang lain yaitu satu WNI inisial CT dan dua warga negara RRC yang terlibat. Sebanyak Rp480 miliar dalam setahun. Server diduga di Filipina dengan 43 ribu member di berbagai negara," kata Kasatgas Antimafia Bola Polri, Irjen Asep Suheri.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya