Analisis Derbi Manchester EPL 2025/2026: City Perkasa, MU Hilang Arah

- Manchester City menang 3-0 atas Manchester United di EPL 2025/2026
- City memanfaatkan garis pertahanan tinggi MU, Haaland cetak dua gol di babak kedua
- Ruben Amorim tegaskan tak akan ubah filosofi permainan meski kritik terus mengalir
Manchester City meraih kemenangan telak 3-0 atas Manchester United pada pekan ke-4 English Premier League (EPL) 2025/2026 di Etihad Stadium. Derbi ini memperlihatkan perbedaan kualitas yang semakin lebar antara dua tim kota Manchester. The Cityzens tampil efektif dan mampu memanfaatkan kelemahan The Red Devils yang kembali gagal menunjukkan ketangguhan dalam fase bertahan.
Di sisi lain, Manchester United kembali menampilkan performa yang penuh masalah secara struktural dan individual. Meski hanya kalah tipis dalam jumlah tembakan, mereka jarang terlihat berbahaya dan gagal memaksimalkan peluang saat menguasai bola. Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk Pelatih Ruben Amorim sekaligus memunculkan pertanyaan besar tentang masa depannya di Old Trafford.
1. Manchester City berhasil memanfaatkan garis pertahanan tinggi Manchester United
Phil Foden membuka keunggulan Manchester City pada menit ke-18 melalui sundulan yang memanfaatkan umpan silang Jeremy Doku. Aksi ini diawali dribel cerdas Doku yang mengeksploitasi kelemahan high defensive line Manchester United yang terlalu mudah ditembus. Gol tersebut menjadi titik balik laga dan membuat Manchester City makin percaya diri menguasai jalannya permainan.
Sebelum gol tercipta, Manchester United sebenarnya memulai pertandingan dengan cukup berani. Mereka melakukan pressing tinggi dan beberapa kali berhasil merebut bola di area lawan dan menciptakan peluang yang bisa berbuah gol jika lebih klinis. Namun, penyelesaian akhir yang buruk membuat upaya mereka tak membuahkan hasil, sementara Manchester City menghukum kesalahan kecil dengan efisiensi maksimal.
Kesalahan individu kembali menghantui The Red Devils. Bruno Fernandes, yang ditempatkan di posisi lebih dalam sebagai gelandang tengah, gagal mengantisipasi Foden yang muncul dari lini kedua. Pandit BBC, Danny Murphy, menilai masalah utama Manchester justru bukan pada sistem 3-4-2-1 milik Pelatih Ruben Amorim, melainkan pada pemilihan pemain yang kurang tepat untuk posisi krusial. Babak pertama sendiri hanya menghasilkan lima tembakan gabungan dari kedua tim, yang menjadi derbi Manchester dengan jumlah peluang paling sedikit sejak Oktober 2015.
2. Dua gol Erling Haaland pada babak kedua menyamai catatan Sergio Aguero dan Wayne Rooney
Pada babak kedua, Pelatih Pep Guardiola menginstruksikan timnya untuk bermain lebih direct dan memanfaatkan ruang di belakang lini pertahanan Manchester United. Instruksi itu langsung membuahkan hasil ketika Erling Haaland lolos dari jebakan offside dan mencetak gol kedua melalui chip melewati Altay Bayindir pada menit ke-53. Gol ketiga datang 15 menit kemudian ketika Haaland berlari dari garis tengah dan menuntaskan umpan Bernardo Silva dengan tenang.
Peran Jeremy Doku dan Bernardo Silva menjadi kunci dalam membongkar pertahanan Manchester United. Doku mencatat 2 assist yang menonjolkan bagaimana kelincahannya menciptakan ketidakseimbangan di sisi kiri Manchester United. Bernardo dengan cerdas melepaskan umpan terobosan yang membuat Haaland bisa berhadapan langsung dengan kiper tanpa gangguan berarti.
Di sisi pertahanan, Gianluigi Donnarumma mencatat debut yang impresif bersama Manchester City. Ia melakukan penyelamatan penting terhadap tembakan voli Bryan Mbeumo ketika skor masih 2-0, yang memastikan timnya tetap unggul aman. Menurut data Opta Analyst, Haaland kini telah mencetak delapan gol di Premier League melawan Manchester United, menyamai catatan Sergio Aguero dan Wayne Rooney sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah derbi Manchester.
3. Meski menuai banyak kritik, Ruben Amorim tegaskan tak akan mengubah filosofinya
Kekalahan ini membuat Manchester United hanya mengoleksi empat poin dari empat laga, menjadi start terburuk mereka di Premier League sejak 1992/1993. Posisi mereka di klasemen merosot ke peringkat 14 dan memperpanjang catatan hanya delapan kemenangan dari 31 laga Premier League di bawah Ruben Amorim. Catatan ini menempatkan rasio kemenangan Amorim hanya 26 persen, salah satu yang terendah dalam sejarah klub.
Kritik pun kian tajam diarahkan kepada keputusan Amorim yang menempatkan beberapa pemain di posisi yang tidak ideal. Bruno Fernandes yang bermain sebagai gelandang tengah kembali melakukan kesalahan dalam penjagaan, sementara Luke Shaw kewalahan bermain sebagai bek tengah yang berujung terciptanya dua gol Manchester City akibat kegagalannya membendung Jeremy Doku dan Erling Haaland. Dengan pertandingan melawan Chelsea dan Liverpool menanti, enam poin dari laga-laga berikut disebut bisa menjadi penentu apakah Amorim akan dipertahankan atau tidak.
Namun, Amorim menegaskan ia tidak akan mengubah filosofi 3-4-2-1 meski menuai kritik dari suporter maupun pengamat. Dalam konferensi pers, ia menyebut jika klub menginginkan sistem berbeda, maka mereka harus mengganti pelatih. Komentar ini menunjukkan keyakinannya kepada pendekatan taktikalnya, tetapi juga mempertebal spekulasi mengenai masa depannya.
Kekalahan yang dialami membuat Manchester United berada dalam fase krusial untuk menentukan arah musim mereka. Di sisi lain, Manchester City terlihat kembali menemukan ritme untuk bersaing di papan atas klasemen Premier League 2025/2026.