Jalan Berliku Ricardo Kaka, Sosok Religius di Atas Lapangan Hijau

Bintang lapangan hijau yang tetap rendah hati, setuju?

Ricardo Kaka merupakan pesepak bola asal Brasil yang dikenang sebagai legenda AC Milan. Pada masa keemasannya, seorang Kaka seakan memiliki segalanya. Ia menggiring bola dengan kecepatannya hingga lini belakang lawan tak berdaya. Gol, gelar juara, hingga penghargaan individu ia raih dan terlihat cukup mudah. Namun dalam berbagai kesempatan, Kaka selalu mengucapkan rasa syukur kepada Tuhannya.

Segala kesuksesan yang diraih ia anggap sebagai kehendak Tuhan. Tak jarang kita melihatnya berlutut, menengadahkan kepala, dan mengangkat kedua tangannya seraya berdoa. "I belong to Jesus", begitulah yang tertulis di kausnya. Kaka memang merupakan sosok religius di atas lapangan hijau. Untuk mengenang kembali apa yang ia lakukan selama kariernya, berikut kami ulas sedikit perjalanan kariernya.

1. Sekilas tentang Ricardo Kaka

Jalan Berliku Ricardo Kaka, Sosok Religius di Atas Lapangan HijauRicardo Kaka (sportmob.com)

Ricardo Kaka lahir di Sao Paolo, Brasil pada 22 April 1982 dan dibesarkan oleh keluarga yang berkecukupan. Orangtuanya tak memiliki kendala dalam menyokong Kaka dalam sekolah maupun mewujudkan mimpinya sebagai pesepak bola. Namun pada usia 18 tahun, ia mengalami kejadian yang cukup mengkhawatirkan.

Saat itu Kaka sedang berlibur karena absen membela tim muda Sao Paolo. Liburan yang harusnya untuk bersantai justru berubah menjadi petaka. Kepala Kaka terbentur ke dasar kolam renang hingga menyebabkan cedera cukup serius. Hal itu tak hanya mengancam kariernya sebagai pesepak bola tapi juga hidupnya secara keseluruhan. Meski akhirnya ia kembali pulih, dan mengatakan "Tuhan sudah melindungi saya".

2. Menjalani masa keemasan kariernya bersama AC Milan

Jalan Berliku Ricardo Kaka, Sosok Religius di Atas Lapangan HijauRicardo Kaka meraih Ballon d'Or 2007 (twitter.com/classicshirts)

Anugerah Tuhan untuk Kaka tampaknya belum berhenti. Ia mendapat kesempatan untuk melanjutkan kariernya di Eropa bersama AC Milan. Pada musim panas 2003/04, ia diboyong Rossoneri dari Sao Paolo dengan mahar 8,5 juta euro atau setara dengan Rp147 miliar.

Musim 2006/07 menjadi salah satu musim terbaiknya. Begitu banyak kenangan yang membekas dan kita patut bersyukur karena bisa menikmati momen tersebut. Kaka berhasil membawa Rossoneri meraih gelar Liga Champions sekaligus membalas dendam ke Liverpool. Puncaknya, Kaka meraih penghargaan prestisius Ballon d'Or 2007.

Baca Juga: 9 Potret Menawan Joao Felix, Bintang Portugal 'Kembaran' Ricardo Kaka

3. Milan butuh dana segar, Kaka dikorbankan

Jalan Berliku Ricardo Kaka, Sosok Religius di Atas Lapangan HijauRicardo Kaka saat berseragam AC Milan (bleacherreport.com/Marco Luzzani/Getty Images)

Ricardo Kaka memang manusia biasa yang kadang mendapat anugerah dan nasib buruk. Seperti halnya saat ia mengalami masa sulit di Milan. Saat itu klubnya cukup dilema apakah mempertahankan sang bintang ikonik, Kaka, atau melepasnya. Saat itu, Rossoneri sedang membutuhkan dana.

Tawaran Manchester City untuk Kaka pada Januari 2009 ditolak, Kaka bertahan di Milan. Meskipun pada akhirnya, ia dijual ke Real Madrid pada musim panas 2009. Saat itu, El Real menebusnya dengan harga 67 juta euro atau setara dengan Rp1,1 triliun.

4. Performanya mulai menurun bersama Real Madrid

Jalan Berliku Ricardo Kaka, Sosok Religius di Atas Lapangan HijauRicardo Kaka saat membela Real Madrid (skysports.com)

Di Real Madrid, Kaka memang tak secemerlang saat berseragam Milan. Badai cedera dan kesulitan menembus tim utama menjadi alasan ia lebih sering duduk di bangku cadangan. Padahal saat direkrut, Kaka menjadi nama awal yang diproyeksikan menjadi Los Galacticos jilid 2.

Pada akhirnya, ia mampu berkontribusi dalam gelar Copa del Rey 2010/11 dan LaLiga 2011/12. Tapi banyaknya bintang yang dimiliki Los Blancos membuat sinar Kaka meredup. Kaka pun menyudahi kontraknya bersama Los Blancos dan kembali ke AC Milan pada musim panas 2013.

5. Akhir jalan berliku Ricardo Kaka

Jalan Berliku Ricardo Kaka, Sosok Religius di Atas Lapangan HijauRicardo Kaka (bleacherreport.com/Robbie Jay Barratt - AMA/Getty Images)

Kembalinya Kaka ke Milan tak berjalan mulus dan ia tak bisa menyelamatkan Rossoneri dari hasil buruk. Pada musim 2013/14, Milan mengakhiri musim di Serie A dengan menduduki peringkat 8. Namun Kaka masih bisa memperlihatkan sisa kejayaannya seperti saat mencetak gol ke-100 bersama Milan.

Dari total 37 pertandingan pada musim tersebut, ia masih mampu mencetak 9 gol. Kaka kemudian dipinjamkan ke klub masa kecilnya, Sao Paolo sebelum bergabung dengan Orlando City. Klub MLS itu menjadi akhir dari jalan berliku kariernya pada tahun 2017.

 

Ricardo Kaka adalah bintang lapangan sepak bola yang rendah hati. Ia selalu bersyukur atas apa yang ia raih dalam kariernya. Momen apa yang kamu ingat dari sosok Kaka?

Baca Juga: 10 Transfer Termahal Chelsea Saat Ini, Shevchenko hingga Havertz

Aswar Riki Photo Verified Writer Aswar Riki

Pencinta olahraga yang gak hoby olahraga. @aswarriki_

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya