3 Kesalahan Liverpool yang Bikin Gagal Quadruple pada 2023/2024

Salah satunya lini depan yang mandul

Liverpool mengalami kemunduran menjelang akhir 2023/2024. Peluang meraih gelar juara English Premier League makin mengecil usai kekalahan 0-2 atas Everton pada pekan ke-34. Sebelumnya, The Reds tersingkir dari Piala FA dan Liga Europa. Padahal, mereka digadang-gadang akan meraih quadruple atau empat trofi dalam semusim usai menjuarai Piala Liga Inggris 2024.

Terlebih lagi, Liverpool kembali diperkuat para pemain seniornya, seperti Mohamed Salah, Trent Alexander-Arnold, dan Andrew Robertson. Namun, kualitas permainan The Reds dalam tujuh pertandingan terakhir begitu mengecewakan. Kemunduran Liverpool merupakan tanggung jawab seluruh jajaran pemain dan pelatih. Sebab, mereka banyak membikin blunder yang menyebabkan kans meraih quadruple sirna.

Berikut kesalahan Liverpool yang bikin gagal quadruple pada 2023/2024 itu.

1. Kurang efektif dalam memaksimalkan peluang mencetak gol

3 Kesalahan Liverpool yang Bikin Gagal Quadruple pada 2023/2024Mohamed Salah (kiri) dan Darwin Nunez (kanan) (liverpoolfc.com)

Lini depan Liverpool secara statistik memang terlihat bagus pada 2023/2024. Pemain seperti Darwin Nunez saja bisa memiliki total 18 gol di semua kompetisi. Sementara itu, Mohamed Salah telah mencetak 24 gol, Diogo Jota 15 gol, Cody Gakpo 14 gol, dan Luis Diaz 13 gol. Mereka rata-rata mampu menorehkan lebih dari sepuluh gol di seluruh kompetisi. Sayangnya, kelima penyerang Liverpool itu kurang efektif dalam menyelesaikan peluang.

Dilansir situs resmi Premier League, Nunez menjadi pemain yang paling sering membuang peluang dengan total 26 kali, disusul Salah 14 kali, dan Luis Diaz 12 kali. Mereka juga sering tidak mampu memanfaatkan ruang terbuka di lini belakang lawan serta mengambil keputusan yang salah. Misalnya, Nunez yang malah mengoper kembali kepada Luis Diaz ketika dirinya mendapat bola tepat di depan gawang Manchester United pada pekan 32 EPL 2023/2024. Salah juga membuang peluang emas ketika berhadapan 1 lawan 1 dengan kiper Atalanta, Juan Musso, pada leg kedua perempat final Liga Europa 2023/2024.

Baca Juga: 3 Pemain Liverpool dengan Rekor Gol Terbanyak dari Free Kick di EPL

2. Koordinasi pertahanan yang buruk

3 Kesalahan Liverpool yang Bikin Gagal Quadruple pada 2023/2024Koordinasi pertahanan Liverpool buruk di laga kontra Crystal Palace. (premierleague.com)

Koordinasi lini belakang yang buruk sering kali menyebabkan tim lawan mampu mencuri gol ke gawang Liverpool. Pemain senior seperti Virgil van Dijk, Ibrahima Konate, dan Andrew Robertson juga bek muda macam Jarell Quansah serta Conor Bradley pernah melakukan kesalahan yang berujung gol bagi tim lawan. Salah satunya blunder Quansah ketika menghadapi Manchester United pada pekan 32 EPL 2023/2024.

Ia malah memberikan bola kepada Bruno Fernandes yang langsung melepaskan sepakan dari tengah lapangan ke arah gawang Liverpool. Insiden itu memang kesalahan Quansah. Akan tetapi, kurangnya koordinasi dengan pemain lain seperti Virgil van Dijk dan Caoimhin Kelleher membuat mereka tidak bisa mengantisipasi blunder seperti ini terjadi.

Gol pemain Crystal Palace, Eberechi Eze, juga menggambarkan betapa buruknya koordinasi pertahanan Liverpool. Bradley tidak melakukan pressing dengan baik sehingga ada ruang kosong di sisi kanan yang dimanfaatkan Tyrick Mitchell. Wataru Endo dan Konate tidak berkomunikasi dengan baik sehingga keduanya berusaha menghentikan Mitchell, sementara Eze berdiri bebas di kotak penalti Liverpool.

Mithcell langsung memberikan umpan kepada Eze dan melepaskan tembakan ke gawang Liverpool dengan begitu bebas. Akibat buruknya koordinasi pertahanan The Reds, mereka gagal mencatat clean sheet dalam tujuh pertandingan terakhir di EPL. Ditambah lagi, lini depan Liverpool sedang tumpul. Tentu, kondisi ini makin menyulitkan The Reds untuk melakukan comeback dan berbalik menang.

3. Tidak ada kreativitas dalam serangan

3 Kesalahan Liverpool yang Bikin Gagal Quadruple pada 2023/2024Andy Robertson (premierleague.com)

Lini tengah menjadi sektor paling bermasalah di Liverpool pada 2023/2024. Mereka memang membeli empat gelandang baru, tetapi semuanya butuh waktu untuk beradaptasi dan membangun komunikasi dengan baik. Ditambah lagi, permainan Trent Alexander-Arnold dan Andrew Robertson belum sepenuhnya membaik usai tampil buruk sepanjang 2022/2023.

Juergen Klopp mencoba memainkan Alexander-Arnold sebagai inverted full back, tetapi sisi kanan Liverpool menjadi melemah karena Salah tidak mendapatkan dukungan dari bek kanan. Sementara itu, Robertson sempat absen cukup lama sehingga permainannya masih inkonsisten. Kedua pemain ini merupakan kunci dalam permainan gegen pressing yang diterapkan Klopp selama melatih Liverpool. Mereka butuh dukungan dari lini tengah yang tangguh dan punya visi.

Masalahnya, Klopp berulang kali merombak lini tengah karena semuanya tampil inkonsisten. Akibatnya, serangan Liverpool kurang kreativitas dan lebih sering mengandalkan umpan silang dari Alexander-Arnold dan Robertson. Dilansir Fotmob, Liverpool hanya mencatat 57 persen akurasi umpan silang dan 69 persen operan saat kalah 0-1 kontra Crystal Palace pada pekan 33. Parahnya lagi, The Reds hanya mencatat 22 persen akurasi umpan silang ketika takluk 0-2 melawan Everton pada pekan 35. Kehebatan Liverpool dalam menciptakan peluang lewat umpan silang sudah tidak begitu dahsyat seperti periode 2018--2022.

Liverpool memang belum layak meraih empat gelar juara semusim dengan kualitas permainan yang tidak konsisten. The Reds harus merelakan kepergian sang manajer, Juergen Klopp, tanpa merengkuh titel juara Premier League atau Liga Europa karena kesalahan sendiri. Kepergian Klopp bisa menjadi momen Liverpool untuk mengevaluasi kinerja seluruh pemain dan melakukan perubahan besar-besaran bersama manajer baru pada 2024/2025.

Baca Juga: Teka-teki Siapa Pelatih Liverpool Pengganti Juergen Klopp

Audi Rahmantio Photo Verified Writer Audi Rahmantio

Penggemar berat sepak bola terutama sepak bola Eropa dan sangat passionate dalam menulis konten artikel

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya