Mengenal Francesco Farioli, Pelatih Muda Titisan Roberto De Zerbi

Keduanya memiliki banyak kesamaan

OGC Nice menjadi salah satu tim kejutan di Ligue 1 Prancis pada awal 2023/2024. Klub berjuluk Le Gym itu kini tengah memuncaki klasemen sementara Ligue 1 dengan raihan 22 poin hasil dari 6 kemenangan dan 4 hasil imbang dalam 10 pertandingan. Gacornnya performa Nice tidak lepas dari peran sang manajer, Francesco Farioli.

Nama pelatih yang satu ini masih terdengar asing di telinga media dan fans sepak bola. Usianya masih sangat muda, yakni 34 tahun. Meski begitu, kemampuannya dalam menerapkan permainan menyerang telah terbukti membawa Nice mengungguli Paris Saint-Germain (PSG) sampai Ligue 1 pekan ke-10. Le Gym bahkan belum sekali pun mengalami kekalahan.

Lalu, sehebat apa sebenarnya Francesco Farioli sampai mampu membawa Nice memuncaki klasemen sementara Ligue 1? Berikut 5 fakta unik terkait sosok pelatih asal Italia tersebut. Ia disebut-sebut sebagai pelatih muda titisan Roberto De Zerbi.

1. Hanya sebentar menjadi pemain, Farioli fokus kepada pendidikan akademis

Mengenal Francesco Farioli, Pelatih Muda Titisan Roberto De ZerbiFrancesco Farioli (ogcnice.com)

Francesco Farioli awalnya seorang pesepak bola yang bermain di klub amatir Italia. Ia dulunya bermain sebagai penjaga gawang. Akan tetapi, Farioli mengambil sebuah keputusan ekstrem dengan pensiun sebagai pemain di usianya yang masih awal 20-an. Ia lebih memilih fokus mengambil pendidikan akademis di jurusan filsafat dan sport science di University of Florence pada 2008.

Meski begitu, Farioli tetap menjalani pekerjaan di bidang sepak bola selagi kuliah. Ia bekerja sebagai pelatih kiper di tim amatir Italia, Margine Coperta, pada periode 2009--2011. Farioli kemudian suskes menerbitkan tesis dengan judul Filosofi Permainan: Estetika Sepak Bola dan Peran Penjaga Gawang dan lulus pada 2010.

2. Menjadi staf kepelatihan Roberto De Zerbi akibat artikelnya yang viral

Mengenal Francesco Farioli, Pelatih Muda Titisan Roberto De ZerbiFrancesco Farioli pernah bekerja sebagai pelatih kiper Sassuolo. (instagram.com/francescofarioli)

Farioli cukup aktif menulis artikel mengenai sepak bola di sela-sela kesibukannya merintis karier sebagai pelatih. Salah satu tulisan Farioli yang cukup terkenal mengenai analisis teknis permainan sepak bola. Artikel tersebut mendapatkan respons positif dari para pembacanya, termasuk Roberto De Zerbi.

Farioli mendapatkan sebuah kejutan saat tengah berlibur pada musim panas 2017. Ia tiba-tiba mendapatkan telepon dari salah satu anggota tim teknis kepelatihan Roberto De Zerbi. Anggota tersebut mengucapkan selamat atas artikel Farioli yang mendapatkan respons positif dan mengajaknya bergabung dengan tim staf kepelatihan De Zerbi.

Farioli lalu menjadi bagian dari staf kepelatihan De Zerbi ketika di Benevento pada Oktober 2017. Ia kemudian mengikuti De Zerbi menuju Sassuolo untuk mengisi posisi yang sama pada Juli 2018. Farioli menyerap banyak ilmu selama bekerja sama dengan De Zerbi, terutama soal memainkan sepak bola menyerang dengan gaya yang lebih modern.

Baca Juga: 5 Klub Ditangani Roberto De Zerbi sebelum Brighton, Apa Prestasinya?

3. Pernah diundang menjadi pemateri oleh Barcelona dan Real Sociedad

Mengenal Francesco Farioli, Pelatih Muda Titisan Roberto De ZerbiFrancesco Farioli menjadi pemateri di Real Sociedad. (instagram.com/francescofarioli)

Kegeniusan Farioli sebagai pelatih mulai mendapatkan pengakuan sejak ia bertugas sebagai asisten pelatih Alanyaspor pada Agustus 2020. Bahkan, klub besar sekelas Barcelona memanggilnya untuk menjadi pemateri dalam program Barca Coach Development Program pada Ferbuari 2021. Program ini merupakan pelatihan untuk para tenaga pendidik dan staf kepelatihan Barcelona tim pria dan wanita, Barca B, La Masia, departemen pencarian bakat, dan departemen analisis.

Farioli akhirnya menjadi pembicara utama dalam program tersebut secara daring karena masih terkendala oleh pandemi Covid-19. Ia memberikan materinya dengan judul A Matter of Taste: Football as Will and Representation. Reputasinya semakin cemerlang setelah sesi seminar online tersebut. Selain itu, Farioli juga pernah mengisi seminar terbuka di Real Sociedad, LaLiga Business School, dan program pendidikan kepelatihan UEFA Pro untuk Timnas Belgia.

4. OGC Nice rela membayar denda demi Farioli

Mengenal Francesco Farioli, Pelatih Muda Titisan Roberto De ZerbiFrancesco Farioli (ligue1.com)

Farioli ditunjuk sebagai manajer OGC Nice pada Juli 2023. Kepiawaiannya dalam melatih klub telah terbukti saat membawa klub asal Super Lig Turkey, Karagumruk, finis di peringkat ke-8 pada 2020/2021. Ia juga mampu membawa Alanyaspor menduduki peringkat ke-5 dalam klasemen akhir Super Lig Turkey 2021/2022.

Akan tetapi, penunjukan Farioli merupakan sebuah perjudian bagi manajemen OGC Nice. Pasalnya, pelatih asal Italia itu masih menjalani pendidikan untuk mendapatkan lisensi UEFA Pro A. Hal ini membuat Nice harus membayar denda 25 ribu euro atau Rp42 juta di setiap pertandingan yang dipimpin oleh Farioli.

5. Berhasil memuncaki Ligue 1 dengan rekor mentereng

Mengenal Francesco Farioli, Pelatih Muda Titisan Roberto De ZerbiFrancesco Farioli (ogcnice.com)

Perjudian Nice sejauh ini terbukti menghasilkan tren positif bagi performa tim. Farioli melakukan transformasi dalam permainan Nice yang menjadi lebih menyerang dengan pressing tinggi dan membangun serangan dari lini belakang. Gaya permainannya ini disebut-sebut mirip dengan Brighton & Hove Albion asuhan Roberto De Zerbi.

Farioli juga mampu membuat pertahanan Nice makin kokoh dengan catatan 7 kali clean sheet dan hanya 4 kali kebobolan. Dilansir OptaJean, Nice adalah tim pertama yang tidak pernah kebobolan lebih dulu dalam sepuluh pertandingan pertama Ligue 1 sejak Bordeaux pada 1984/1985. Meski begitu, catatan gol Nice tidak terlalu banyak, yakni 11 gol saja.

Perjalanan Farioli sebagai pelatih masih sangat panjang. Ia sejauh ini membuktikkan bahwa pelatih asal Italia kini mampu membangun sepak bola menyerang yang modern, seperti halnya pelatih asal Spanyol dan Jerman. Pasalnya, pelatih asal Italia selama ini dikenal dengan gaya permainan bertahan ala catenacio dan lebih mengandalkan serangan balik. Farioli hanya butuh kesabaran dan konsistensi untuk bisa mencapai level yang lebih tinggi.

Baca Juga: Kiprah OGC Nice 5 Musim Terakhir di Ligue 1, Musim Ini Membaik?

Audi Rahmantio Photo Verified Writer Audi Rahmantio

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya