Awal Manis Ole Gunnar Solskjaer Bersama Besiktas

- Ole Gunnar Solskjaer ditunjuk sebagai manajer Besiktas pada 19 Januari 2025, menggantikan Giovanni van Bronckhorst.
- Dalam 8 pertandingan sejak kedatangan Solskjaer, Besiktas mencatatkan 6 kemenangan, menunjukkan peningkatan dari sebelumnya.
- Bersama Solskjaer, produktivitas gol Besiktas meningkat menjadi rata-rata 2 gol per pertandingan dan pertahanan lebih solid.
Ole Gunnar Solskjaer memulai babak baru dalam karier kepelatihannya. Pada 19 Januari 2025, ia ditunjuk sebagai manejer klub kawakan Turki, Besiktas. Mantan juru taktik Manchester United tersebut datang untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh legenda tim nasional Belanda, Giovanni van Bronckhorst.
Perjalanan awal Solskjaer sebagai pelatih Besiktas berjalan manis. Di bawah asuhannya, klub berjuluk Kara Kartallar tersebut menunjukkan penampilan yang lebih baik. Tak hanya dari poin yang didapat dari hasil pertandingan, Ciro Immobile dan kolega juga menunjukkan perkembangan dari segi produktivitas gol. Seperti apa detailnya?
1. Rata-rata poin tiap pertandingan Besiktas meningkat
Pria asal Norwegia tersebut menjawab kepercayaan manajemen Besiktas dengan torehan positif. Kehadirannya terbukti mampu mengangkat mental dan performa tim. Dari 8 pertandingan sejak kedatangan Solskjaer, Besiktas mencatatkan 6 menang, 1 imbang, dan 1 kalah.
Laga debut Solskjaer sebagai juru taktik Besiktas berjalan begitu manis. Ia membawa anak asuhnya menang meyakinkan dengan skor 4-1 atas tim kuat Spanyol, Athletic Bilbao, di Europa League pada Rabu (22/1/2025). Milot Rashica tampil apik dalam duel tersebut dengan mencetak brace.
Solskjaer sempat menemui kesulitan pada dua laga berikutnya. Besiktas sempat ditahan imbang Antalyaspor di Super Lig Turki dan dikalahkan FC Twente di Europa League. Untungnya, Besiktas mampu bangkit dan selalu meraih kemenangan dalam lima laga berikutnya.
Rata-rata poin per pertandingan yang didapat Besiktas menjadi bukti efek positif kehadiran Solskjaer. Sejak pria berusia 52 tahun tersebut mengambil alih kursi kepelatihan, Besiktas meraih 2,5 poin perpertandingan. Sedangkan, sebelumnya, Kara Kartallar hanya meraih 1,63 poin per pertandingan.
2. Solskjaer membuat produktivitas Besiktas meningkat
Kedatangan Solskjaer yang berstatus sebagai mantan bomber Manchester United juga berpengaruh terhadap produktivitas Besiktas dalam mencetak gol. Bersama Solskjaer, Immobile dan kolega mencetak lebih banyak gol. Secara rata-rata, mereka mencetak 2 gol per pertandingan, lebih baik dibanding sebelum dilatih oleh Solskjaer, yakni 1,47 gol per pertandingan.
Sejak kalah dari Twente FC, Besiktas bangkit dan menunjukkan konsistensi dalam mencetak gol. Mereka selalu mencetak minimal dua gol dalam sebuah laga. Eyupspor bahkan dibobol oleh Besiktas dengan tiga gol pada pekan ke-25 Super Lig.
Ketajaman di lini depan tak hanya didominasi oleh satu atau dua pemain saja. Kontribusi gol pasukan Solskjaer cukup merata. Salah satu buktinya ialah ada tiga pencetak gol berbeda dalam laga melawan Eyuspspor.
3. Pertahanan Besiktas lebih kokoh
Ketajaman para pemain di lini depan diimbangi dengan pertahanan yang solid. Kehadiran Solskjaer juga membuat para pemain di lini belakang tampil lebih disiplin. Bersama Solskjaer, Besiktas hanya kebobolan rata-rata 0,75 gol per laga. Torehan tersebut lebih baik dibanding sebelum Solskjaer datang, yaitu 1,1 gol per laga.
Salah satu bukti kokohnya pertahanan Besiktas adalah bahwa mereka tak pernah kebobolan lebih dari satu gol sejak kedatangan Solskjaer. Mereka bahkan telah mencatatkan dua clean sheets. Itu terjadi saat bertemu Kirklarelispor dan Sivasspor.
Keberadaan Mert Gunok sebagai pilihan utama di bawah mistar gawang menjadi salah satu kunci torehan apik tersebut. Ia yang juga menjabat sebagai kapten tim menunjukkam performa yang konsisten. Pemain berusia 36 tahun tersebut termasuk dalam lima kiper dengan cleen sheets terbanyak di Super Lig musim ini.
Solskjaer memang baru mengawal Besiktas dalam delapan laga. Namun, awal yang manis ini bisa saja menjadi sinyal positif untuk meraih hasil maksimal di berbagai ajang. Pertanyaannya, mampukah pasukan Solskjaer tampil konsisten dan melanjutkan tren positif tersebut?