Jakarta, IDN Times - Musim 2022/23 adalah masa kelabu bagi Arema FC. Tragedi Kanjuruhan membuat mereka kesulitan bersaing. Musim ini, tim berjuluk Singo Edan itu mencoba untuk bangkit, dengan Bali sebagai titik awalnya.
Kenapa Bali? Sebab, Arema sudah tidak memiliki kandang di Malang. Stadion Kanjuruhan akan dirobohkan, plus Stadion Gajayana juga belum memenuhi standar. Alhasil, mereka bakal berkandang di Bali untuk sementara waktu.
Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Adriyas, menyatakan skuad Arema akan bertolak ke Bali per 4 atau 5 Juli 2023 mendatang. Ke depan, mereka juga akan sering tinggal di Bali dan baru pulang ke Malang saat bersua tim-tim sesama Jawa Timur.
"Pada 4 atau 5 Juli sudah di Bali, karena kami lawan Dewa United dulu. Kami juga akan tinggal di Bali, baru pulang ke Malang kalau lawan tim-tim sesama Jawa Timur kayak Persik Kediri, begitu," ujar Wiebie di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Wiebie juga mengungkapkan, Arema tak akan selamanya bermarkas di Bali. Mereka akan pindah ke Malang ketika Gajayana selesai melakoni proses renovasi. Dia tidak menampik, ada beberapa aspek yang memang harus dibenahi Gajayana.
"Gajayana itu kurang single seat, kan belum itu. Terus, lampu sudah ada, tapi mesti ditambah lagi kapasitasnya. Lampu harus diganti juga kan karena stadion lama tidak dipakai juga," ujar Wiebie.
Wiebie optimistis jika Arema bisa meraih hasil apik di Bali. Apalagi, per musim ini tim berjuluk Singo Edan itu bisa ditonton langsung oleh Aremania. Pihak Arema juga sudah berkomunikasi dengan Polda Bali perihal kehadiran Aremania.
"Sudah boleh (Aremania menonton), makanya kan nanti kami di Bali dulu. Saya akan ke Bali sama panpel di sana kan ketemu Polda Bali, untuk membahas Aremania yang mau datang," ujar Wiebie.
Arema saat ini sudah melengkapi skuad mereka untuk gelaran Liga 1 2023/24, termasuk untuk kuota pemain asing. Dengan target lima besar, mereka berjanji akan bangkit usai tragedi memilukan, dengan Bali sebagai tempat kebangkitan mereka