Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Belgia Dipaksa Ubah Jersey Tandang Piala Dunia 2022, Kenapa?

Belgia vs Italia. (twitter.com/EURO2020)

Jakarta, IDN Times - Sebuah langkah frontal dilakukan FIFA. Mereka meminta Belgia untuk mengubah setelan jersey tandang yang dipakai di gelaran Piala Dunia 2022 ini. Hal itu dikonfirmasi oleh CEO Federasi Belgia (KBVB), Peter Bossaert.

"Kata 'Cinta' yang ada di jersey kami harus dihilangkan. Sedih memang, tapi FIFA tidak memberikan kami pilihan. Tapi tenang, jersey tandang kami tidak perlu diganti secara keseluruhan," kata Bossaert, dilansir Mirror.

1. Hilangnya pesan yang coba disampaikan Belgia

Belgia vs Italia. (twitter.com/EURO2020)

Penghapusan kata 'Cinta' dalam jersey Belgia ini membuat pesan yang coba mereka sampaikan sirna. Penyematan kata 'Cinta' di jersey tandang Belgia, merupakan cara Belgia untuk menyampaikan pesan inklusivitas di Piala Dunia.

"Dengan kata 'Cinta' ini, kami mencoba untuk menyebarkan pesan positif di tengah situasi genting saat ini. Kami ingin semua orang mengapresiasi hidup yang mereka jalani sekarang," tulis pernyataan resmi KBVB beberapa waktu lalu.

2. FIFA berusaha menghilangkan hal-hal berbau politik

publictelegraph.com

FIFA memang agaknya tengah berusaha menghilangkan berbagai pesan politik di ajang Piala Dunia 2022 ini. Terbaru, mereka bahkan sempat akan memberikan hukuman bagi kapten tujuh negara di Piala Dunia 2022.

Hukuman ini diberikan lantaran kapten dari tujuh negara itu berencana menggunakan ban kapten 'OneLove', untuk menyuarakan inklusivitas dan isu LGBTQ di Qatar. Padahal, Qatar adalah negara yang melarang pernikahan sesama jenis.

3. Negara-negara memilih manut

Pemain Qatar dan Ekuador saat menyanyikan lagu kebangsaan sebelum laga pembuka Piala Dunia 2022 digelar. Duel itu pun dimenangkan tim tamu dengan skor 0-2. (Twitter/@QFA_EN)

Kendati terkesan dipaksa, negara-negara ini memilih untuk manut pada FIFA. Khusus untuk Belgia, Bossaert mengaku daripada para pemainnya mendapatkan sanksi dari FIFA, lebih baik mereka menurut saja.

"Kami tak punya pilihan. Kami tak bisa membiarkan para pemain kami mendapatkan sanksi dari FIFA. Memang mereka terkesan otoriter, termasuk pada Belgia. Sekarang, kami fokus di Piala Dunia 2022 saja," tutur Bossaert.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us