Capaian Didier Deschamps selama Membesut Timnas Prancis, Memuaskan?

Ditunjuk setelah Piala Eropa 2012, praktis Piala Dunia 2014 menjadi turnamen mayor pertama Didier Deschamps. Ia membawa Les Bleus berangkat ke Brasil setelah lolos dari babak kualifikasi.

Pada fase grup, Prancis harus bersua Honduras, Swiss, dan Ekuador. Tak ada perlawanan berarti dari ketiga tim tersebut hingga Les Bleus lolos ke babak gugur dengan status juara grup.

Memasuki babak 16 besar, anak asuh Deschamps juga dengan mudah melewati adangan Nigeria. Baru di perempat final, Prancis menemui lawan berat. Benar saja, Les Bleus harus tersingkir oleh Jerman yang kala itu menjadi juara.

Kegagalan Didier Deschamps di Piala Dunia 2014 menjadi pembelajaran bagi pria 54 tahun itu. Ia makin berhasrat membawa Prancis meraih trofi. Sekitar 2 tahun berselang, Deschamps memimpin anak asuhnya dalam Piala Eropa 2016.

Kebetulan, Prancis bertindak sebagai tuan rumah pada ajang tersebut. Bermain di hadapan para pendukungnya, Prancis tanpa hambatan sejak fase grup hingga maju ke final.

Deschamps selangkah lagi meraih trofi perdana bersama Les Bleus. Sayangnya, harapan itu dihancurkan Portugal yang saat itu menjadi lawan Prancis di final. Deschamps lagi-lagi gagal meraih trofi bersama Prancis.

Kegagalan dalam dua turnamen mayor tak membuat Deschamps langsung dipecat. Melihat progres yang memuaskan, Deschamps kembali dipercaya menukangi Prancis di Piala Dunia 2018.

Kepercayaan itu dibayar tuntas oleh mantan pelatih Juventus ini. Deschamps akhirnya meraih trofi perdananya bersama Les Bleus.

Kala itu, Prancis tak terkalahkan sejak fase grup hingga final. Kroasia menjadi tim yang ditaklukkan Prancis di partai puncak dengan skor 4-2.

Keberhasilan menjuarai Piala Dunia 2018 sempat membuat Deschamps lengah. Pada Piala Eropa 2020, Les Bleus tak bisa melangkah jauh.

Mereka hanya menang sekali di laga perdana grup melawan Jerman. Dua laga berikutnya pada fase grup berakhir imbang. Beruntung, Prancis lolos ke babak gugur.

Meski begitu, penampilan tak meyakinkan Prancis akhirnya menemui titik akhir. Pada babak 16 besar, skuad Deschamps langsung tersingkir dari gelaran itu. Saat itu, Prancis disingkirkan Swiss melalui adu penalti. 

Kegagalan di Piala Eropa 2020 seperti tamparan keras bagi Deschamps. Ia beruntung masih dipertahankan sebagai juru taktik Les Bleus. Hal itu tentu saja menjadi pembelajaran bagi Deschamps di Piala Dunia 2022.

Datang sebagai juara bertahan, Prancis berhasrat untuk mempertahankan gelar tersebut. Mereka pun tampil apik sejak awal turnamen dengan memastikan lolos dari dua laga awal.

Pada babak gugur, Prancis makin tak bisa dibendung. Mereka melewati adangan Polandia, Inggris, dan Maroko hingga akhirnya lolos ke final.

Selangkah lagi Deschamps bisa mempertahankan gelar Piala Dunia. Argentina jadi tim yang harus dihadapi anak asuhnya di final.

Didier Deschamps menjadi bukti jika melatih sebuah tim juga membutuhkan proses. Ditunjuk pada 2012, ia baru bisa membawa Prancis menjadi juara pada 2018. Dalam perjalanannya, Deschamps juga telah melewati banyak pertandingan.

Selain di turnamen mayor, Deschamps memiliki prestasi di UEFA Nations League. Ia meraih trofi UEFA Nations League 2020/2021.

Sebelum melawan Argentina Minggu nanti, Deschamps sudah mencatatkan 139 pertandingan bersama Les Bleus. Hasilnya 90 kemenangan, 26 imbang, dan 23 kekalahan. Akankah Deschamps meraih trofi keduanya bersama Timnas Prancis di Piala Dunia 2022?