Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Crystal Palace Berpotensi Absen di Liga Europa 2025/26, Kenapa?

Selhurst Park, markas Crystal Palace (commons.wikimedia.org/Rockybiggs)
Selhurst Park, markas Crystal Palace (commons.wikimedia.org/Rockybiggs)
Intinya sih...
  • Dua klub memiliki pemilik saham mayoritasnya sama, yaitu John Textor, yang membuat mereka berpotensi absen di kompetisi Eropa.
  • Situasi buruk Lyon berpotensi beri pengaruh. Lyon dihukum degradasi ke Ligue 2 karena krisis utang, yang memengaruhi situasi Crystal Palace di Liga Europa 2025/26.
  • UEFA menunda investigasi terkait kepemilikan bersama Lyon dan Palace. UEFA menunggu hasil banding Lyon terkait hukuman mereka, sementara Crystal Palace melakukan manuver agar tetap bisa mentas di Eropa.

Jakarta, IDN Times - Baru saja Crystal Palace berbahagia usai juara Piala FA dan bisa mentas di Liga Europa 2025/26, kabar buruk menimpa mereka. Klub berjuluk 'The Eagles' itu berpotensi absen di kompetisi Eropa musim depan.

Potensi absennya Palace dari Liga Europa 2025/26 ini termaktub dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan otoritas sepak bola Eropa, UEFA. Ternyata, absennya mereka ini ada kaitan dengan Olympique Lyon.

1. Pemilik saham mayoritas Palace dan Lyon sama

Dilansir Sport Bible, Palace dan Lyon punya pemilik saham mayoritas yang sama, yaitu John Textor. Mengacu pada aturan UEFA, dua klub dengan pemilik sama tak bisa mentas di kompetisi Eropa serupa.

Nah, sama seperti Palace, Lyon juga lolos ke Liga Europa usai finis keenam di Ligue 1 2024/25. Namun, situasi Lyon tidak baik-baik saja, menyusul kabar sanksi degradasi yang harus mereka terima.

2. Situasi buruk Lyon berpotensi beri pengaruh

Baru-baru ini, tim pengawas sepak bola Prancis (DNGC) menjatuhkan sanksi berupa degradasi ke Ligue 2 musim depan bagi Lyon. Hukuman itu datang akibat krisis utang di tim yang mencapai 234 juta euro atau setara Rp4,4 triliun.

Lyon sendiri tidak akan tinggal diam terkait hukuman degradasi ini. Mereka akan mengajukan banding, karena menanggap keputusan yang dikeluarkan DNCG tak masuk akal. Situasi ini ternyata memengaruhi perkara Palace dan Lyon.

3. UEFA menunda investigasi terkait kepemilikan bersama Lyon dan Palace

Terkait situasi buruk di Lyon ini, UEFA pun menunda investigasi terkait kepemilikan saham yang sama antara Lyon dan Palace. Slot Palace di Liga Europa 2025/26 pun menanti hasil banding yang dilakukan Lyon.

"UEFA memutuskan untuk menunda investigasi terkait kepemilikan saham yang sama antara Lyon dan Palace. Penundaan ini terkait banding yang dilakukan Lyon terkait hukuman yang mereka terima."

"Jika Lyon terbukti bersalah, mereka siap absen dari kompetisi Eropa 2025/26, serta terdegradasi ke Ligue 2. Keputusan lebih lanjut akan diambil berdasarkan hasil banding yang Lyon lakukan," tulis pernyataan resmi UEFA.

4. Palace tetap bisa mentas di Eropa, tetapi di Conference League

Palace tak tinggal diam dengan adanya kemungkinan ini. Selain menanti hasil banding Lyon, mereka juga melakukan manuver agar tetap bisa mentas di Liga Europa 2025/26 musim depan.

Textor, pemilik saham mayoritas Palace kini, siap menjual mayoritas sahamnya ke pemilik New York Jets, Woody Johnson dengan harga 190 juta poundsterling. Namun, itu juga belum menjamin mereka bisa mentas di Liga Europa 2025/26.

Jika kelak gagal mentas di Liga Europa 2025/26, posisi Crystal Palace akan digantikan Nottingham Forest. Mereka juga tetap akan main di kompetisi Eropa, tetapi di Conference League. Namun, ini tentu jadi kerugian finansial bagi mereka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us