Didier Deschamps: Prancis Mungkin Kembali Juara Dalam Waktu Dekat

Generasi emas kedua! Predikat itu pantas tersemat untuk Hugo Lloris dan kawan-kawan. Les Blues menang meyakinkan atas Kroasia denga skor 4-2 di partai puncak Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki Moskow, pada Minggu (15/7/2018) malam.
Satu bintang tambahan pun tersemat di logo ayam jantan yang selalu iringi langkah Prancis. Perhatian tertuju kepada juru taktik Didier Deschamps. Kini sosok berusia 49 tahun itu resmi menambah jumlah daftar eksklusif pemenang Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih.
Harus diakui, Prancis mulai banyak memperlihatkan perubahan di tangan mantan gelandang “pengangkur air” tersebut. Hancur lebur tahun 2010, Prancis kembali bertaji di Piala Dunia Brasil 2014 dengan menembus babak perempat final.
Peningkatan terjadi dua tahun berselang. Status finalis diraih di Piala Eropa 2016 saat menjadi tuan rumah. Titik kulminasi pun berhasil tercapai pada tahun ini. Gelar juara yang memupus lara akibat kekalahan dari Portugal di rumah sendiri.
Deschamps sendiri optimis dengan materi pemain yang dimiliki. Baginya, gelar juara dunia hanyalah awal dari trofi-trofi yang menunggu untuk direbut. Berikut ini rangkuman petikan wawancara dengan sang kapten Prancis tahun 1998 tersebut, usai 90 menit mengesankan di Moskow, seperti dilansir oleh Independent.co.uk dan FIFA.com.
1. Bisa gambarkan perasaan Anda juara Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih? Dan ada komentar perihal penampilan tim?

Trofi kedua jelas sebuah kebanggaan besar. Dan tentu saja jadi kehormatan untuk kembali alami hal serupa setelah 20 tahun berlalu. Raihan ini adalah sebuah hal yang akan terus kuingat selamanya.
Tadi para pemain bermain penuh kerja keras sekaligus menawan. Aku rasa mereka telah jauh berbeda dari sebelumnya, ada status juara dunia disandang. Mungkin gelar lain bakal segera datang dalam waktu dekat.
Bukannya memandang enteng, tapi tak ada yang mampu menandingi pencapaian sebagai juara dunia.
2. Kylian Mbappe mencuri perhatian sepanjang kejuaraan. Seperti apa anak muda ini di mata Anda sekarang?

Mbappe masih muda, 19 tahun. Semoga gelar juara dunia kembali dia rasakan di lain kesempatan. Toh Mbappe telah memberi segalanya sepanjang kejuaraan. Tapi, ujung-ujungnya kita tak pernah tahu jalan nasib seseorang. Coba tengok Thierry Henry dan David Trezeguet tahun 1998. Gelar tersebut jadi yang pertama dan terakhir bagi mereka berdua.
Namun pada hari ini, para pemain merasa istimewa usai tampil sebagai juara dunia. Rasa takjub yang pernah kualami turut menjadi milik mereka.
3. Prancis kerap dikritik karena taktik pragmatis, terutama oleh tim-tim lain. Apakah gelar ini adalah pembungkam suara sumbang?

Apa yang orang-orang ingat ketika membicarakan Prancis sekarang? Juara Piala Dunia. Yang berarti, kami lebih baik ketimbang tim-tim lainnya. Tujuan yang jelas sebelum terjun ke turnamen adalah sumber tekad utama para pemain. Sekali lagi kuulangi, kami tak pernah menyerah.
Mereka mungkin saja tak sempurna, dan kembali terlihat pada hari ini. Tapi kami punya kualitas yang menentukan langkah sepanjang kejuaraan.
Anda semua pasti mahfum jika tim-tim dengan materi pemain bintang belum tentu memilikinya. Lihat pada saja babak pertama, kami malah hampir tak mampu berbuat banyak. Orang-orang bertanya: "Apakah Prancis juara dengan cantik?".
Harus diakui kamilah juara dunia. Berada di atas segalanya untuk empat tahun ke depan. Itulah yang harus diingat.
4. Dua tahun lalu Prancis kalah di final Piala Eropa. Apa itu banyak berpengaruh untuk kesuksesan sekarang?

Yang terjadi dua tahun lalu memang amat pedih. Kesempatan menyabet trofi kebesaran seluruh Eropa lenyap di depan mata. Tapi mungkin jika kami berhasil waktu itu, tiada trofi Piala Dunia singgah sekarang.
Kami banyak belajar dari kekalahan dari Portugal. Untuk partai final tadi, kami lebih mengutamakan bermain lepas demi menghindari tekanan.
Atmosfir Piala Eropa jelas berbeda dibanding Piala Dunia. Kami mencoba lebih santai kali ini. Hasilnya, jumlah bintang gemerlapan di jersey bertambah satu. Benar-benar luar biasa. Aku bangga pada para pemain, aku turut bangga pada diri sendiri.















