DPR: Timnas Indonesia Itu Milik Rakyat, Bukan Pribadi Atau Federasi

- Timnas Indonesia adalah milik seluruh rakyat, bukan pribadi atau federasi.
- Federasi harus terbuka terhadap masukan dan evaluasi untuk perbaikan Timnas Indonesia.
- PSSI memiliki tanggung jawab dengan menggelar rapat Exco untuk mendengarkan paparan manajer Timnas Indonesia.
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, mengingatkan PSSI akan satu hal fundamental. Timnas Indonesia itu bukan milik pribadi atau federasi, melainkan masyarakat Indonesia.
"Karena Timnas Indonesia ini bukan milik pribadi. Timnas ini milik seluruh rakyat Indonesia. Nah, bukan milik federasi juga Timnas ini. Federasi itu harus melihat. Apa sih keinginan publik? Keinginan mayoritas rakyat Indonesia?" ujar Andre dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
1. Federasi tak boleh menutup diri soal Timnas

Andre mengungkapkan, federasi tak boleh menutup diri soal Timnas Indonesia, apalagi jika itu terkait perbaikan di tubuh Timnas. Mereka harus menerima masukan-masukan, karena Timnas itu milik masyarakat.
"Federasi itu harus melakukan evaluasi untuk perbaikan Timnas. Jangan mereka menutup diri. Cari cara untuk perbaikan, Karena Timnas ini bukan milik pribadi. Bukan milik personal. Bukan milik federasi," kata Andre.
2. Mencontohkan tindakannya di Semen Padang

Andre pun memberi contoh pada federasi soal tindakannya sebagai manajemen Semen Padang. Sebagai penasihat klub, dia mendengarkan aspirasi fans, dan menyampaikan pada manajemen.
"Seperti saya nih. Hanya penasihat (Semen Padang), padahal saya tidak manajemen. Saya melihat, oh mayoritas ingin (Eduardo) Almeida out. Ya saya sampaikan ke manajemen, Almeida harus out," beber Andre.
3. PSSI harus ada tanggung jawab dalam kegagalan Timnas

PSSI sedang dalam sorotan usai kegagalan Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Banyak sekali masukan dan kritik yang masuk dari masyarakat untuk federasi. Andre menyeut, PSSI punya tanggung jawab dengan menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco).
"Undanglah manajer Timnas Indonesia, untuk memaparkan secara terbuka di (rapat) Exco. Apa bedanya zamannya Shin Tae Yong, apa bedanya zaman Patrick Kluivert. Sehingga kita bisa mengambil keputusan yang rasional, objektif," kata Andre.


















