Ayase Ueda dan Akselerasi Perjalanan Kariernya di Eropa

Selangkah lebih dekat ke liga top Eropa

Ayase Ueda baru saja pindah ke Belgia pada musim panas 2022. Cukup semusim bersama Cercle Brugge, atlet sepak bola Jepang ini tampil mencolok. Ia jadi runner-up top skor Liga Pro Belgia 2022/2023 dengan torehan 22 gol. Tak perlu menunggu lama, Ueda kini selangkah lebih dekat ke lima liga top Eropa. 

Ia dibeli Feyenoord dengan harga 9 juta euro (Rp150,3 miliar), sekitar 7 kali lipat mahar yang harus dibayar Cercle Brugge saat memboyongnya dari Kashima Antlers. Sebuah akselerasi yang tak terduga untuk pemain muda ini. Apa yang membuat Ayase Ueda menonjol? Faktor-faktor apa yang membuat Feyenoord rela membelinya dengan harga mahal? 

1. Jebolan Kashima Antlers yang berkontribusi secara reguler sejak 2019

Ayase Ueda dan Akselerasi Perjalanan Kariernya di EropaAyase Ueda saat masih membela Kashima Antlers. (instagram.com/jleagueintl)

Kashima Antlers adalah klub profesional pertama Ayase Ueda setelah mentas dari klub sepak bola Universitas Hosei. Sejak 2019, Ueda bermain reguler untuk klub berlogo kepala rusa itu. Ia pernah sekali masuk dalam daftar lima besar top skor, J1 League, yakni pada musim kompetisi 2021. Bila saja pada 2022 tak pindah ke Belgia, posisinya dalam daftar top skor mungkin bisa lebih tinggi dari peringkat sepuluh. Hanya separuh musim saja, Ueda berhasil mencetak sepuluh gol untuk Kashima.

Ueda sendiri lahir dan besar di Mito, sebuah kota yang berada di Perfektur Ibaraki, sama dengan lokasi klub Kashima Antlers. Tak heran bila ia tercatat pernah bergabung dengan akademi sepak bola Kashima Antlers. Saat klub itu merekrutnya secara permanen pada 2019, Kashima Antlers menggunakan istilah "kembali" untuk menyambut kedatangannya.

Sebelum jadi bintang Kashima, Ayase Ueda sudah mencolok di tim SMA dan universitasnya. Sejak 2018, saat masih bermain untuk klub universitas, Ueda sudah jadi langganan timnas  kelompok usia. Ia beberapa kali mewakili Jepang dalam berbagai kompetisi internasional macam Asian Games 2018 Jakarta/Palembang, AFC U23-Championship 2020, hingga Olimpiade 2020 Tokyo.

Baca Juga: Alasan Negara-Negara Arab Gencar Investasi di Sektor Sepak Bola

2. Performanya di Cercle Brugge jadi akselerator kariernya di Eropa

Ayase Ueda dan Akselerasi Perjalanan Kariernya di EropaAyase Ueda (kiri) bersama rekan-rekannya di Cercle Brugge. (instagram.com/cercleofficial)

Pada bursa transfer musim panas 2022, tawaran datang dari Cercle Brugge yang satu grup dengan AS Monaco. Mereka membelinya dari Kashima Antlers dengan harga 1,3 juta euro (Rp21 miliar). Meski Liga Pro Belgia cukup familier dengan pemain Jepang, Cercle Brugge bukan tim yang sering merekrut atlet asal Asia. Selama sedekade terakhir, mereka hanya pernah mengontrak satu pemain Jepang, yakni Naomichi Ueda (2018—2021). 

Perekrutan Ayase Ueda terkesan seperti sebuah keputusan acak, tetapi ternyata sudah dipikir masak-masak. Kontrak itu menguntungkan kedua pihak. Seolah tak butuh waktu beradaptasi dengan lingkungan barunya, Ayase Ueda dengan mudah tampil brilian di Liga Pro Belgia pada musim debutnya. Performa itu juga membantu Cercle Brugge naik peringkat pada 2022/2023. 

Menariknya, menurut wawancara jurnalis Koen Verdruye untuk media Belgia berbahasa Belanda, Het Nieuwsblad, dengan asisten pelatih Cercle Brugge, Jimmy De Wulf, Ayase Ueda masih bertumpu kepada interpreter dan aplikasi penerjemah otomatis untuk memahami instruksi dari staf. Namun, keterbatasan bahasa tidak melemahkan bakatnya. Menurut De Wulf, kekuatan Ueda ada di efisiensi, kecepatan, dan ketepatan tendangannya. Ia bisa mencari celah kosong sendiri dan melawan defender-defender kuat dan tinggi yang mengadangnya. Padahal, posturnya cukup kecil untuk seorang striker. 

3. Bermain untuk Feyenoord, selangkah lebih dekat dengan liga top

Ayase Ueda dan Akselerasi Perjalanan Kariernya di EropaAyase Ueda resmi berstatus pemain Feyenoord. (instagram.com/feyenoord)

Bakat brilian Ayase Ueda tak dapat dibendung lagi. Hanya butuh semusim, Ueda dapat tawaran dari berbagai klub. Beberapa tahun lalu, ini pernah terjadi kepada Ike Ugbo pada 2021. Setelah semusim bermain gemilang di Cercle Brugge, ia meninggalkan penggemarnya untuk melanjutkan karier di klub yang lebih besar, KRC Genk. 

Feyenoord dipilihnya jadi klub keduanya di tanah perantauan. Sebuah keputusan yang dipuji banyak pihak karena kesesuaian gaya bermain Feyenoord dan kelincahan Ueda sebagai striker. Kepindahan pemain Jepang ke Eredivisie Belanda ini juga bisa dilihat sebagai selangkah lebih dekat menuju salah 1 dari 5 liga top Eropa. 

Ini yang bikin kiprah Ayase Ueda di Feyenoord pada 2023/2024 menarik diikuti. Apa kira-kira prestasi baru yang akan ditorehkan Ueda di klub kali ini?

Baca Juga: Misogini dan Seksisme Masih Menghantui Perempuan dalam Sepak Bola

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya