Quincy Promes Hidup Nyaman di Rusia meski Problematik

Divonis bersalah atas dua kasus kriminal sekaligus

Quincy Promes pernah jadi bintang sepak bola Belanda. Ia pernah memperkuat tim-tim terbaik Eredivisie dan membela tim Oranje sebanyak 50 kali. Namun, di balik prestasi itu, sang atlet terbukti terlibat dalam dua kasus kriminal berat sekaligus. 

Bukannya mendekam di penjara untuk membayar kesalahannya, Promes justru menikmati kariernya yang moncer di Rusia. Seperti tak pernah terjadi apa-apa, ia dan klub yang kini menaunginya, Spartak Moskow, tampak menikmati kerja sama saling menguntungkan itu. Promes dapat perlindungan dan penghidupan, Spartak dapat pemain yang prolifik mencetak gol.

Apa yang membuat Quincy Promes tak tersentuh? Berikut secuplik kisah hidupnya.

1. Quincy Promes memulai karier profesionalnya di FC Twente

Quincy Promes Hidup Nyaman di Rusia meski ProblematikQuincy Promes (instagram.com/fcsm_official)

Lahir dan besar di Amsterdam, Quincy Promes pernah jadi murid akademi sepak bola Ajax. Setelah beberapa tahun, pada masa remajanya, ia sempat berpindah-pindah akademi, mulai dari Harlem, FC Twente, hingga Go Ahead Eagles. Pada usia 21, ia berhasil masuk tim utama FC Twente. Namun, kebersamaan mereka hanya bertahan satu musim. Ia hanya diturunkan dalam 11 pertandingan sepanjang musim kompetisi 2013/2014. 

FC Twente akhirnya menjualnya ke klub raksasa Rusia, Spartak Moskow. Tak perlu waktu lama, Promes langsung dapat peran strategis di klub barunya. Setelah empat musim mengarungi Liga Primer Rusia (RPL), petualangannya berlanjut di Spanyol bersama Sevilla. Lagi-lagi, Promes tak kesulitan beradaptasi. Musim perdananya di LaLiga Spanyol berjalan mulus. Ajax pun tertarik memboyongnya kembali ke Amsterdam pada 2019. 

2. Sempat membela Ajax, tetapi di Amsterdam pula ia berkenalan dengan dunia kriminal

Quincy Promes Hidup Nyaman di Rusia meski ProblematikQuincy Promes melayani permintaan tanda tangan untuk penggemarnya (instagram.com/fcsm_official)

Pada masa baktinya di Ajax inilah titik balik hidup Promes bermula. Melansir liputan The Athletic, Promes beberapa kali dapat peringatan dari manajemen klub karena kedekatannya dengan beberapa musisi yang dipercaya punya kaitan dengan dunia kriminal bawah tanah Amsterdam. Puncaknya pada 2020, kepolisian Belanda mencurigai keterlibatan Promes dalam sebuah upaya penyelundupan lebih dari satu ton kokain dari Belgia ke Belanda. Penyelidikan itu justru membuka kasus kejahatan lain yang dilakukan Promes, yakni upaya pembunuhan terhadap sepupunya.

Kedua kasus tersebut rasanya sudah cukup membuat Ajax ogah memperpanjang kerja sama dengan sang pemain. Spartak Moskow datang bak penyelamat. Mereka bersedia membeli sang pemain dari Ajax dan memberi Promes alasan untuk mangkir dari undangan pengadilan. Selama dua kasusnya diproses di meja hijau, Promes tak pernah datang dan hanya diwakili pengacara. Ia juga bersikukuh menampik semua tuduhan atas dirinya. 

3. Diuntungkan oleh ketiadaan perjanjian ekstradisi antara Belanda dan Rusia

Quincy Promes Hidup Nyaman di Rusia meski ProblematikQuincy Promes melakukan selebrasi gol favoritnya (instagram.com/qpromes)

Meski belum terbukti bersalah, ia tak pernah lagi dipanggil memperkuat Timnas Belanda. Keikutsertaan terakhirnya di tim Oranje adalah saat Euro 2020 yang diselenggarakan pada 2021 karena pandemik COVID-19. Dua tahun setelah itu, tuduhan atas kasus percobaan pembunuhan sang sepupu akhirnya terbukti. Promes divonis hukuman penjara 18 bulan, tetapi terselamatkan karena berada di Moskow.

Pada Februari 2024, pengadilan Belanda kembali menghadiahinya hukuman penjara setelah berhasil membuktikan keterlibatan Promes dalam kasus penyelundupan narkoba lewat petunjuk salah satu mitranya yang tertangkap. Atas dakwaan tersebut, Promes divonis enam tahun penjara. Namun, Promes bisa duduk manis di Moskow karena Rusia dan Belanda belum memiliki perjanjian ekstradisi. Di tengah proses pengadilan kasusnya, bahkan setelah vonis, Promes masih jadi andalan klub raksasa Rusia tersebut. Pihak manajemen hampir tak pernah membahas kasus-kasus Promes, seolah ia tak berdosa. 

Bertolak belakang dengan citranya yang problematik di Belanda, hidupnya di Moskow menandakan kesuksesan. Selain jadi pesepak bola ternama dengan raihan gelar pemain terbaik dan topskor di RPL, Quincy Promes adalah rapper yang sudah merilis beberapa lagu lewat label rekaman buatannya sendiri. Ia juga punya bisnis fesyen. Semua lini bisnisnya itu ia namai Mask, sesuai dengan kecintaannya membuat gestur mengenakan topeng dengan satu tangannya saat merayakan gol.

Entah sampai kapan Quincy Promes akan menghindar dari hukuman. Selama Rusia tak menandatangani perjanjian ekstradisi dengan Belanda dan bersedia memperpanjang visa Promes, rasanya ia tak akan kehilangan kesempatan mengaktualisasi berbagai keinginannya. Miris, tapi inilah realitasnya. 

Baca Juga: Mengingat Rivalitas Spartak Moskow-Dynamo Kiev di Soviet Top League

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya