Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Evolusi Peran Gelandang Bertahan dari Masa ke Masa

potret pemain sepak bola sedang melakukan latihan
potret pemain sepak bola sedang melakukan latihan (unsplash.com/@terracegrain)
Intinya sih...
  • Claude Makelele jadi ikon gelandang bertahan klasik yang fokus memecah serangan lawan
  • Peran gelandang bertahan berevolusi lewat hadirnya tipe regista dan anchor
  • Peran gelandang bertahan masa kini jauh lebih beragam dan kompleks
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sepak bola dari masa ke masa selalu menghadirkan perubahan taktik, termasuk bagi posisi gelandang bertahan. Dahulu, posisi ini hanya dianggap sebagai pelindung lini belakang yang bertugas menghentikan lawan dengan tekel keras. Kini, peran itu telah berkembang menjadi pusat keseimbangan tim yang menentukan alur permainan.

Posisi yang dulu sering dipandang sebelah mata, kini justru dianggap vital oleh pelatih. Transformasi taktik sepak bola tercermin jelas lewat peran gelandang bertahan, dari gelandang konvensional seperti Claude Makelele hingga pemain modern sejenis Rodri. Masing-masing era menghadirkan identitas berbeda, dari gelandang bertahan yang dikenal agresif hingga dituntut serbabisa yang turut menyumbang gol.

1. Claude Makelele jadi ikon gelandang bertahan klasik yang fokus memecah serangan lawan

Pada era 1990–awal 2000-an, gelandang bertahan dikenal sebagai sosok penghancur yang hanya fokus bertahan. Mereka berfungsi sebagai tameng terakhir sebelum bek tengah yang bertugas memutus serangan lawan lewat tekel, sapuan, dan duel udara. Claude Makelele menjadi salah satu ikon gelandang bertahan era ini ketika ia menjaga keseimbangan Real Madrid dan Chelsea.

Dilansir The Lawrentian, Zinedine Zidane pernah menyebut, menjual Makelele kepada Chelsea ibarat “membuang mesin mobil Bentley”, karena ia sadar betapa pentingnya peran gelandang bertahan. Meski sering dipandang sebelah mata, Makelele punya peran penting yang memungkinkan Zidane, Luis Figo, dan Ronaldo Nazario bebas menyerang. Kontribusinya tidak selalu tercatat dalam gol atau assist, tetapi vital untuk stabilitas tim.

Peran ini sering kali jauh dari sorotan. Namun tanpa mereka, barisan belakang akan cepat jebol. Makelele dan para penerusnya menekankan, gelandang bertahan bukan hanya ‘tukang jagal’, melainkan juga motor transisi dari bertahan ke menyerang. Perannya menjadi dasar bagi lahirnya berbagai interpretasi baru di posisi tersebut.

2. Peran gelandang bertahan berevolusi lewat hadirnya tipe regista dan anchor

Memasuki pertengahan 2000-an hingga 2010-an, peran gelandang bertahan berkembang ke arah yang lebih teknis. Andrea Pirlo saat berseragam AC Milan dan Juventus identik dengan konsep regista, yaitu pengatur serangan dari lini terdalam. Dengan visi luar biasa, ia mampu memecah lini pertahanan lawan lewat umpan jarak jauh yang presisi.

Di Spanyol, Sergio Busquets bersama FC Barcelona menjadi representasi tipe gelandang jangkar. Selain menjadi pelindung lini belakang, ia juga penghubung antarlini yang cerdas membaca permainan. Busquets menunjukkan, seorang gelandang bertahan bisa mendikte tempo pertandingan hanya dengan posisi tubuh dan distribusi bola sederhana.

Periode ini menunjukkan pergeseran besar, ketika gelandang bertahan berfungsi ganda sebagai pelindung sekaligus pengatur alur permainan. Klub-klub elite kemudian mulai menuntut pemainnya untuk mampu mengombinasikan kekuatan bertahan dengan kecerdikan membangun serangan. Tanpa sosok regista atau anchor, sulit bagi tim untuk menguasai jalannya laga dan menjaga stabilitas taktik.

3. Peran gelandang bertahan masa kini jauh lebih beragam dan kompleks

Dalam sepak bola modern, gelandang bertahan berevolusi menjadi pemain multidimensi. Tipe hibrida seperti Rodri dan Declan Rice tidak hanya menjaga kedalaman, tetapi juga aktif menciptakan peluang hingga mencetak gol. Mereka menutup ruang, mengatur distribusi, hingga masuk ke kotak penalti untuk menambah variasi serangan.

Manchester City menjadi contoh nyata transformasi ini. Dari era Nigel de Jong yang berperan sebagai pemecah serangan agresif, beralih ke Fernandinho yang lebih komplet, hingga Rodri yang kini berfungsi sebagai deep-lying playmaker modern. Bahkan, Rodri berhasil meraih Ballon d’Or 2024, sebuah pencapaian langka bagi gelandang bertahan.

Tren saat ini menuntut gelandang bertahan menguasai fisik, teknik, dan kecerdasan taktik secara bersamaan. Mereka dituntut bisa bertahan, membangun serangan, dan sesekali menjadi eksekutor peluang. Dari Casemiro yang tangguh, Sergio Busquets yang elegan, hingga Rodri yang dinamis, posisi ini telah menjelma sebagai tulang punggung sepak bola modern.

Perjalanan panjang peran gelandang bertahan menunjukkan bagaimana sepak bola terus berubah. Mulai dari tipe gelandang tangguh hingga serbabisa, posisi ini menggambarkan evolusi taktik yang menjadikan sepak bola kian kompleks sekaligus memikat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us

Latest in Sport

See More

5 Pemain Argentina Termuda yang Bikin Gol di Liga Top Eropa per 2025

27 Sep 2025, 07:34 WIBSport