Franz Beckenbauer dan Asal Usul Julukan Der Kaiser

Jakarta, IDN Times - Sosok hebat dalam sepak bola Jerman itu berpulang di usia 78 tahun. Prestasi komplet selama berkarir membuat legenda sepak bola itu dijuluki Der Kaiser dan Uebermensch dari Jerman. Dia adalah Franz Beckenbauer.
Beckenbauer tutup usia pada Selasa (9/1/2024) dini hari WIB. Kepergiannya menyisakan kesedihan, plus warisan dalam sebuah peran di atas lapangan bernama libero.
Dengan karier gemilang, julukan Der Kaiser pun tersemat padanya. Tidak cuma itu, Beckenbauer disebut sebagai ejawantah dari konsep Uebermensch yang ditelurkan filsuf asal Jerman, Friedrich Nietzsche.
1. Asal usul penyematan julukan Der Kaiser

Mengenai penyematan julukan Der Kaiser kepada Beckenbauer ini, ada beberapa versi yang bisa ditelisik. Dilansir Diario AS, ada tiga versi yang menjelaskan kenapa Beckenbauer disandingkan dengan sosok kaisar.
Gelar kaisar melekat kepada Bekceknbauer karena sukses mengalahkan bintang Schalke, Reinhard Libuda, pada 1969. Libuda dijuluki sebagai King of Westphalia. Kemenangan itu membuat media Jerman menjuluki Beckenbauer sebagai Der Kaiser.
Versi kedua, julukan Der Kaiser untuk Beckenbauer ini dipopulerkan oleh salah satu majalah Jerman. Alasannya, mereka melihat Beckenbauer mirip dengan Kaiser Ludwig II dari Bavaria. Sejak saat itu, julukan ini selalu mengiringi karier Beckenbauer.
Versi ketiga, Beckenbauer disebut Der Kaiser karena pernah berfoto di dekat potret Kaiser Franz-Joseph I, mantan kaisar Austria, di Wina. Hal ini membuatnya dijuluki sebagai Der Kaiser.
2. Uebermensch dari Jerman

Uebermensch adalah sebuah konsep yang ditelurkan Nietzsche merujuk pada tipe manusia yang memiliki mental dan fisik tangguh. Nietzsche meyakini, manusia jenis itu pantas memimpin karena peradaban harus digantungkan pada manusia kuat.
Konsep Uebermensch ini menekankan tentang arti penting kekuatan, dan sejatinya hal itu terakomodasi dengan apik di sepak bola. Jika merujuk pada konsep ini, atlet sepak bola ciamik tentu harus kuat fisik dan mental, sekaligus cerdas dan licik.
Sebab, kekuatan fisik dan mental apik, ditambah kecerdasan berbau sedikit kelicikan, adalah prasyarat untuk menjadi juara secara konsisten. Siapa yang memenuhi konsep ini? Salah satu jawabannya, tentu saja Franz Beckenbauer.
3. Kelayakan Beckenbauer sebagai Uebermensch dan Kaiser

Beckenbauer memang memenuhi syarat sebagai Uebermensch dari sepak bola sekaligus Der Kaiser. Ketika bermain, dia fasih memainkan sekaligus melahirkan peran baru bernama libero. Posisi ini jadi cermin kekuatan dan kecerdasan Beckenbauer.
Libero berasal dari kata liberty, kebebasan. Terkesan mudah diucapkan, tetapi sulit dijalani karena butuh tanggung jawab besar. Libero harus cerdas, menentukan kapan maju ke depan atau tidak, pun harus punya fisik mumpuni untuk menopang pergerakan tanpa henti.
Namun, sebagai pemain Beckenbauer mampu memainkan peran ini dengan ciamik. Hasilnya, dia membawa Bayern Muenchen juara Liga Champions 1972 dan beberapa kali menjuarai Bundesliga, serta membawa Jerman menjuarai Piala Dunia pada 1974.
Raihan Beckenbauer makin lengkap tatkala sebagai manajer, dia juga mereguk kesuksesan di klub dan Timnas. Bahkan, dia mampu menemukan penerus yang juga memainkan peran sebagai libero di timnya, Lotthar Matthaus.
Beckenbauer membawa Jerman menjuarai Piala Dunia 1990, menyamai catatan Mario Zagallo yang sukses menjuarai Piala Dunia sebagai pemain dan manajer. Dia juga membawa Bayern Muenchen juara Bundesliga, dan Marseille juara Ligue 1.
"Saya kira tak ada perdebatan soal dampak yang dia berikan. Namanya berada di puncak bersama segelintir legenda yang telah mengubah sepak bola. Statusnya jadi lebih megah karena setelah berhenti bermain, dia juga jadi pelatih yang sukses," ujar jurnalis kenamaan Jerman, Raphael Hoenigstein.
Ya, itulah Franz Beckenbauer, sang Uebermensch dan Der Kaiser dari lapangan hijau. Sosok yang membawa sepak bola ke level baru lewat peran libero yang dia mainkan. Selamat jalan, kaisar!