Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion Menteng

Jakpro akan mengelola secara komersial Stadion JIS

Jakarta, IDN Times - Mimpi The Jakmania untuk bisa melihat Persija tampil di markas sendiri bakal segera terealisasi. Hal itu tak lepas dari keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang kembali melanjutkan proyek mangkrak membangun Jakarta International Stadium (JIS) di Taman BMW, Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta.

Pembangunan stadion utama bahkan sudah mencapai 70 persen lebih. Hal itu terang saja membuat Jakmania tak sabar segera melihat Persija merumput di stadion megah. Maklum, sudah hampir satu dekade lebih, klub kebanggaanya selalu jadi musafir.

Pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro), badan usaha milik Pemprov DKI yang bertanggung jawab dan mengelola stadion tersebut, memastikan bakal ada soft lauching di akhir tahun. Hanya saja, tak disebutkan kapan waktu tepatnya. 

Namun demikian, Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, semringah mendengar kabar tersebut. Pendukung Persija sudah tak sabar menantikan klub kebanggaannya bisa menggunakan homebase baru.

Hal itu memang tak lepas dari minimnya fasilitas yang bisa digunakan Persija di Jakarta. Jika kembali mengingat masa lalu, cukup miris melihat klub sebesar Persija tak bisa punya kandang sendiri. Seharusnya, klub asal Ibu Kota memiliki fasilitas mumpuni layaknya AS Roma di Italia.

Perjuangan tak kenal lelah Jakmania yang dilakukan selama ini akhirnya bisa tercapai. Kenapa demikian? Karena sejak dulu hanya Jakmania yang terus menuntut ke pemerintah era manapun atau gubernur siapapun, agar Jakarta bisa memiliki stadion besar dan mewah. 

“Bukan hanya sebagai tempat bermain Persija saja, tapi stadion itu adalah simbol, simbol pertemuan, simbol silaturahmi, simbol kebanggan dari sebuah kota, jadi stadion itu sudah menjadi tempat sakral bagi kami, khususnya fans sepak bola, yaitu Jakmania,” kata Diky kepada IDN Times. 

Baca Juga: Intip 15 Potret Terbaru Pembangunan JIS, dari Atas Megah Banget!

1. Stadion Menteng jadi monumen sejarah sepak bola Jakarta

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengStadion Menteng yang kini sudah beralih fungsi jadi Taman Menteng. (persija.id).

Mundur ke medio 1960 hingga era Milenium, Persija sebetulnya sudah punya fasilitas yang bisa dimanfaatkan di Jakarta. Tempat itu adalah Stadion Menteng. Selain jadi homebase, tempat itu juga dijadikan lapangan latihan, mes, Kantor Persija, hingga Sekretariat Jakmania yang pertama. 

Namun, tempat yang sudah dianggap sakral itu kemudian "dihilangkan" Pemda DKI. Pihak berwenang kala itu menjadikan lapangan jadi taman kota. Walhasil, Persija harus gigit jari jadi klub besar tanpa kandang bertahun-tahun.

“Ini yang dihilangkan Pemda dan belum ada gantinya. Saya harap JIS jadi stadion pengganti dari Stadion Menteng itu,” ujar Dicky.

Kehilangan Stadion Menteng kala itu memang membuat Jakmania sangat gusar. Sebab, Stadion Menteng merupakan monumen bersejarah dalam pergerakan sepak bola di Jakarta. Maklum, lapangan yang dulu berada di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat, lekat dengan sejarah sepak bola di Jakarta.

Dikutip dari buku Planning the Megacity: Jakarta in the Twentieth Century, stadion Menteng pertama kali dikembangkan pada 1910 hingga 1918. Diarsiteki Belanda, P A J Mooijen, lapangan ini pun berdiri pada 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld).

Lapangan ini, sempat dijadikan saranan olahraga oleh Belanda, hingga masyarakat umum selama 40 tahun lebih. Namanya pun terus berganti, dari Viosveld, berganti jadi Voetbal is Onze Sport (VIOS), sampai akhirnya jadi Lapangan Persija, karena jadi kandang Macan Kemayoran mulai tahun 1961.

Stadion Menteng bisa dibilang jadi saksi sejarah prestasi Persija di kancah sepak bola nasional. Sebanyak empat kali mereka meraih gelar juara liga, yakni musim 1964, 1973, 1975 dan 1979. Banyak juga pemain yang mengorbit di sana, mulai dari Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, hingga Ronny Pattinasarani. 

Baca Juga: JIS Jadi Kawah Candradimuka Timnas Indonesia

2. Stadion Menteng dialihfungsikan jadi taman kota

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengStadion Menteng yang kini sudah beralih fungsi jadi Taman Menteng. (jakonline.asia).

Segala aktivitas baik tim dan pendukungnya semakin guyub di lapangan sejak medio 90-an. Mereka seolah tak ada sekat, hingga menjadikan Macan Kemayoran jadi salah satu klub besar dengan basis fans terbanyak di Indonesia. Namun, pada 2004, kenangan itu terusik dengan isu bakal dialihfungsikan stadion menjadi taman kota.

Pemprov DKI Jakarta, di bawah Gubernur Sutiyoso, mengeluarkan Surat Perintah Gubernur DKI No.50/2006 tentang Penertiban Stadion Menteng, dan Undang-Undang No. 80/2005 tentang Tata Kota. Akhirnya, tepat pada 26 Juli 2006, tempat yang sudah dianggap sakral akhirnya harus dibongkar. 

Sebanyak seribu lebih aparat gabungan plus alat berat, meruntuhkan cagar budaya bal-balan berkapasitas 10 ribu penonton yang jadi saksi sejarah sepak terjang Persija di kancah nasional. Hanya saja, pembongkaran itu pun menimbulkan polemik.

Pembongkaran dikecam berbagai pihak. Persija dan 30 klub anggotanya, Jakmania, warga, hingga Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Adhyaksa Dault kala itu, mengecam keras aksi tersebut. Wali kota Jakarta Pusat, Muhayat, sampai dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas pengusiran paksa dengan kekerasan.

Aksi pembongkaran Pemda DKI dinilai melanggar sejumlah peraturan, seperti Surat Keputusan Gubernur No D.IV-6098/d/33/1975 yang menetapkan Menteng, termasuk Stadion Menteng sebagai kawasan yang harus dilindungi, dilestarikan, dan dikembangkan hati-hati sebagai lanskap cagar budaya. 

Selain itu, pembongkaran juga dinilai mengingkari Undang-undang No.5/1992 tentang Benda Cagar Budaya; Undang-undang No.3/2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional; Perda No.9/1999 tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Lingkungan Bangunan Benda Cagar Budaya; serta Instruksi Menteri Dalam Negeri No.14/1988 tentang Penataan Ruang Hijau Perkotaan.

3. Sudah lama Persija tak punya kandang

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Persija pun harus terusir ke Stadion Lebak Bulus. Namun, itu tak lama, karena kandang sementara Persija itu pun kembali dirobohkan Pemda DKI atas nama pengembangan kota. Mereka membangun Mass Rapid Transit (MRT) untuk masyarakat Jakarta.

Pascaterusir lagi, Persija melewati masa-masa sulit dengan pindah-pindah kandang setelahnya. Sempat menjadikan Stadion Gelora Bung Karno sebagai homebase, mereka semakin terusir dari Jakarta, karena tak bisa main di Senayan akibat betrok dengan jadwal kenegaraan.

Hal itu membuat mereka banyak menggelar laga kandang di luar Jakarta, mulai dari Patriot Chandrabhaga Bekasi, Stadion Manahan Solo, hingga beberapa lokasi lainnya. Tentu hal itu cukup ironi, dengan kebesaran nama Persija dan prestasi-prestasinya, mereka justru tak punya rumah. 

Nasi sudah menjadi bubur. Usai melewati belasan tahun, Persija kini punya kesempatan mendapatkan homebase yang benar-benar jadi miliki mereka, yakni Jakarta International Stadium (JIS). Lapangan yang dibangun Pemda DKI itu bahkan punya kualitas berstandar internasional. 

Namun, perdebatan justru muncul saat pembangunan Stadion JIS sudah mencapai 50 persen lebih. Tepatnya pada Agustus 2021, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tiba-tiba ngebet menggunakan stadion baru di Jakarta ini sebagai homebase Timnas Indonesia.

Hal itu semakin menimbulkan tanda tanya, sebab, Jakpro yang bakal mengelola stadion tersebut, tiba-tiba mengumumkan kerja sama dengan PSSI soal penggunaan stadion. Peresmian kerja sama itu bahkan dilakukan di JIS pada 17 Agustus 2021. 

Dalam acara tersebut turut hadir Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta), Yunus Nusi (Sekjen PSSI), Dwi Wahyu Daryoto (Dirut Jakpro), hingga Marciano Norman (Ketum KONI Pusat). 

Baca Juga: JIS: Janjinya Buat Persija Jakarta Tapi Timnas Bisa Pakai

4. Jakmania pertanyakan soal JIS yang bakal digunakan Timnas Indonesia

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengPembangunan Jakarta International Stadium (JIS) (IDN Times/Ilyas Mujib)

Hal itu membuat Jakmania bertanya-tanya. Sebab, JIS sendiri merupakan aset Pemda DKI, di bawah BUMD Jakpro. Diky menilai, seharusnya Persija jadi prioritas utama untuk bisa menjadikan Stadion JIS sebagai markasnya.

“Kalau saya melihatnya ada hal yang cukup lucu di sini, karena Timnas Indonesia itu kan sebetulnya punya GBK. Maksudnya, karena Timnas Indonesia itu afiliasinya sama pemerintah, dan pemerintah itu punya asetnya adalah GBK yang di bawah Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, sementara JIS ini adalah aset Pemda DKI,” ujar Diky mempertanyakan soal kerja sama itu.

“Jadi, mungkin agak lucu ketika PSSI memang sedikit centil untuk mengumumkan JIS jadi kandang mereka,” lanjut dia.

Diky cukup heran, jika Stadion JIS dipilih PSSI sebagai homebase Timnas Indonesia. Menurut dia, untuk apa ada GBK, tempat yang dinilai sebagai representasi Skuad Garuda. Ia merasa, jika JIS harus memprioritaskan Persija untuk bisa berkandang di sana.

Sebetulnya, Jakmania tak keberatan jika Stadion JIS bisa jadi kandang siapapun, termasuk Timnas Indonesia, selama mereka bisa menyewa. Namun, tetap saja, ia ingin klub elite Ibu Kota yang harus jadi prioritas untuk menggunakannya. Baru sisanya, JIS bisa dipakai untuk kegiatan lain yang tak mengganggu jadwal Persija.

“Sisanya, JIS untuk hidup, maintance, perawatan stadion kan butuh biaya, nah itu bias dicari dari kegiatan lain, mungkin pertandingan atau event lain yang tidak berkaitan dengan Persija. Yang jelas, saya berharap Stadion JIS ini jadi pengganti Stadion Menteng,” ujarnya.

Lebih jauh, Diky berharap pihak Pemda DKI atau Jakpro selaku pengelola, bisa segera menjalin komunikasi dengan Jakmania untuk membahas urusan JIS. Terlebih, basis suporter yang dikenal begitu fanatik ini berharap bisa memanfaatkan fasilitas calon kandang Persija ini. 

“Saya harapkan semoga Jakpro mengajak kami diskusi, karena bagaimanapun juga ketika Persija main di JIS, maka Jakmania yang bertanggung jawab menjaga stadion itu, bagaimana sistem keamanannya, bagaimana kebersihannya, bagaimana juga pola evacuation plan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan massa,” bebernya.

5. Jakpro tetap prioritaskan Persija gunakan Stadion JIS?

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengPotret terkini Jakarta International Stadium (JIS) September 2021. (IDN Times/Reynaldi Wiranata)

Project Manager Jakpro, Arry Wibowo enggan memperbesar polemik soal Stadion JIS milik siapa. Walau PSSI sudah menjalin kerja sama terkait penggunaan stadion tersebut untuk Timnas Indonesia, Persija juga punya peluang besar menggunakannya. 

Namun, sejauh ini baru PSSI yang sudah melakukan kerja sama tersebut. Sementara, belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan manajemen Persija soal penggunaan Stadion JIS. 

“Ya, ini baru tahap awal. Dari beberapa itu tentunya akan ada pembicaraan business to business (be to be), mengingat bagaimanapun pemanfaatan stadion baik klub atau timnas, nantinya akan ada kerja sama yang lebih spesifik, terutama mengatur terkait homebase dan aspek bisnis lainnya,” kata Arry. 

Ia juga tak ingin ada saling klaim di antara pihak manapun soal Stadion JIS ini. Sebab, Jakpro di bawah Pemda DKI, menyediakan fasilitas olahraga dalam kawasan terpadu itu bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan prestasi sepak bola, baik Jakarta maupun nasional. 

Arry menyebut, Jakpro memang mengusung spirit di mana stadion ini bisa dimanfaatkan oleh warga Jakarta. Ia merasa Stadion JIS tak dieksklusifkan untuk siapapun. Hanya saja, jika bicara prioritas, tentu pihaknya akan mengutamakan fokus pada pengembangan klub Jakarta.

“Jadi, jika masalah jadwal bentrok dengan Timnas Indonesia dll. Itu bisa diatur yah untuk ke depannya. Kami sebenarnya membawa stadion ini dengan semangat milik semua dengan memberikan fasilitas olahraga berkelas internasional,” beber Arry.

Namun secara gamblang Arry memastikan, jika Jakpro selaku pengelola, selalu mengikuti arahan Gubernur DKI Jakarta dalam memprioritaskan siapa yang bisa bermain di Stadion JIS.

Ia mengatakan, yang pasti pembangunan Stadion JIS merupakan pengganti Stadion Menteng dan Stadion Lebak Bulus yang kini sudah punah. Hal itu semakin menyiratkan jika Persija tetap jadi prioritas utama penggunaan lapangan sepak bolanya. 

6. Belum ada kerja sama antara Jakpro dan Persija

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengPembangunan Jakarta International Stadium (JIS) (IDN Times/Ilyas Mujib)

Namun, Arry kembali lagi menegaskan, dibutuhkan kesepakatan antara kedua pihak lebih dulu untuk bisa menentukan penggunaan Stadion JIS. Sebab, dalam pengelolaannya nanti Jakpro menginginkan pemeliharaan stadion ini bisa dilakukan dengan baik dan mandiri. 

Ia pun memastikan strategi komersial bakal diterapkan untuk melakukan hal itu. Layaknya stadion-stadion di luar negeri, terutama Eropa, mereka ingin Stadion JIS tetap bisa sustainable usai pekerjaan konstruksi selesai, karena mengandalkan pertandingan saja tak akan menutup biaya operasional pemeliharaan.

“Stadion-stadion di luar negeri seperti Liga Inggris, mereka bisa ambil komersialisasi dari nama stadion, penyediaan bundling hak siar, kemudian sponsorship, juga barimeter stadion di beberapa space dan dikerjasamakan dengan media advertising, hingga menyediakan retail untuk f&b,” ujar Arry.

Jakpro ingin, JIS tak hanya hidup saat pertandingan saja. Lebih dari itu, saat tak ada matchday, kawasan olahraga terpadu ini bisa tetap berdenyut setiap hari. Walhasil, mereka menyediakan arena komersial pendukung, ruang coworking space, yang membuatnya tetap bisa hidup. 

“Dari sisi masterplan, kami sudah antisipasi dan akomodir juga untuk fungsi museum, karena kami akan siapkan juga stadium tour. Ini bisa menjadi pariwisata lokal dan mancanegara. selain atraksi pertandingan, konser musik, saat nonmatchday kami bisa memberikan paket tour,” kata dia.

Baca Juga: Bangun Stadion JIS, Jakpro Bantu Proses Relokasi Warga Kampung Bayam 

7. Stadion JIS untuk warga Jakarta

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengPotret terkini Jakarta International Stadium (JIS) September 2021. (IDN Times/Reynaldi Wiranata)

Sejalan dengan Jakrpro soal penggunaan Stadion JIS, Gubernur DKI memastikan jika stadion megah tersebut diprioritaskan untuk warga Jakarta. Walau tak menyebutkan secara gamblang soal siapa yang berhak ber-homebase di Stadion JIS, itu jadi kabar baik bagi Jakmania.

“Jadi ada kebutuhan stadion, kemudian ini nanti prioritasnya digunakan untuk warga Jakarta,” ujar Anies saat ditemui di Stadion JIS.

Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini membeberkan, alasan kenapa JIS merupakan stadion warga DKI. Ia menilai sudah lama Jakarta tak memiliki lagi stadion sepak bola mumpuni. Usai Stadion Menteng dan Stadion Lebak Bulus dihilangkan, praktis tak ada lagi lapangan sepak bola yang layak digunakan.

"Nah, proyek ini sendiri itu salah satu satu cita-cita keinginan dari masyarakat di Jakarta yang ingin memiliki stadion sepak bola bertaraf internasional, setara bahkan lebih baik dari stadion-stadion sepakbola kelas dunia lain,” kata dia.

Walhasil, ia berusaha menghidupkan kembali proyek tertunda yang sudah direncanakan Gubernur DKI sebelumnya sejak 2013. 

Tak hanya digunakan sebagai stadion sepak bola berkelas internasional, JIS juga bakal bisa dimanfaatkan untuk menggelar agenda lainnya. 

“Jadi, narasi yang dibangun adalah gedung yang bisa digunakan untuk berbagai acara, utamanya sepak bola. Gedungnya pun ramah lingkungan, bisa digunakan menyesuaikan dengan kondisi alam Indonesia,” kata pria berusia 52 tahun itu.

“Ini lebih dari sekadar gedung, ini adalah tempat untuk merasakan kebersamaan. Jadi warga Jakarta, warga Indonesia yang datang ke sini merasakan ini sebagai satu tempat yang mempersatukan semua,” lanjut Anies.

 

8. Stadion JIS berstandar FIFA

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengGubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memantau pembangunan Jakarta International Stadium pada Kamis (23/9/2021). (IDN Times/Athif Aiman)

Jika berkaca pada pernyataan Anies, tentu Persija dan Jakmania juga berhak menggunakan stadion JIS. Keduanya merupakan elemen yang tak lepas dari DKI, karena Jakmania sejatinya pendukung klub asal Jakarta dan mayoritas  merupakan warga Ibu Kota.

Hanya saja, jika bicara JIS jadi homebase Persija, nampaknya masih terlalu dini. Manajemen klub harus melakukan diskusi lebih dalam lagi dengan Jakpro selaku pengelola. Terlebih, Persija merupakan badan hukum swasta yang tak lagi dapat kucuran dana dari APBD. 

“Jakpro adalah BUMD DKI yang diberikan tugas untuk membangun lalu mengelola. Nantinya tempat ini tak lagi menjadi beban bagi pemerintah, karena bisa dipakai untuk kegiatan komersial,” ujar Anies.

Tentu harus ada kesepakatan kerja sama di antara keduanya, sebelum Persija juga bisa menggunakan JIS sebagai kandang utamanya di masa depan. Apalagi, JIS juga punya konsep bisa digunakan berbagai event lain, seperti kegiatan kesenian, konser, hingga pertemuan. 

Terlepas dari masalah itu, Anies memang cukup bangga dengan proyek besar stadion yang dibangun pada masa pemerintahannya. Terlebih, stadion dibangun dengan standar yang sangat tinggi. Ia mengklaim, desain dan kualitas yang dimiliki Stadion JIS setara dengan beberapa stadion Eropa.

“Jadi ini mulai dari perancangannya itu disiapkan dengan arsitek desain dari sebuah perusahaan yang tersertifikasi FIFA. karena tak bisa merancang ini tanpa orang yang tidak memiliki sertifikasi FIFA, kemudian proses pembangunannya juga menggunakan kalau kita bicara tentang teknologi yang paling canggih,” bebernya. 

9. Persija lawan klub Eropa saat soft launching Stadion JIS?

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengPotret terkini Jakarta International Stadium (JIS) September 2021. (IDN Times/Reynaldi Wiranata)

Yang paling mencolok, tentu soal desain atap yang bakal menggunakan sistem buka-tutup. Itu jadi yang pertama kali dipakai di Indonesia. Dengan menggunakan teknologi tersebut, pemanfaatan stadion untuk pertandingan bisa dioptimalkan setiap harinya. 

Sebab, sebelumnya stadion-stadion yang sudah ada, hanya bisa digunakan untuk menggelar pertandingan di sore hingga malam hari. Hal itu tak lepas dari cuaca Indonesia yang panas karena berada di kawasan khatulistiwa. 

Dengan menggunakan teknologi atap seperti itu, Anies optimistis, stadion ini bisa digunakan dalam sebuah pertandingan sepak bola dalam waktu apapun, dari pagi hingga malam hari, termasuk saat kondisi hujan. 

“Karena sayang kalau Stadion hanya bisa dipakai sehari sekali jika hanya bisa dipakai beberapa kali. Lalu, saya ingin agar stadion ini bisa dipakai sebagai multievent. Harapannya, pakai penutup ini kemudian bisa dipakai sepanjang waktu meskipun hujan, meskipun panas,” kata Anies.

Selain kitu, Stadion JIS juga tak menggunakan lagi lintasan atletik, tak seperti stadion-stadion yang sudah dibangun di Indonesia sebelumnya. Itu sengaja dirancang agar memberikan pengalaman baru bagi penonton agar bisa dekat dan merasakan langsung “napas pemain” yang sedang berjuang di lapangan.

Anies pun sudah tak sabar menanti stadion ini rampung. Ia optimistis pada akhir tahun bangunan utama Stadion JIS selesai. Terlebih, ia sudah meyiapkan agenda untuk soft launching stadion tersebut dengan menggelar pertandingan yang bakal jadi kejutan.

Kabar baru itu tentu bakal membuat Jakmania senang, karena Anies menjanjikan jika Persija bakal terlibat dalam pertandingan saat peresmian Stadion JIS nanti. 

“Ya, nanti InsyaAllah akan ada pertandingan, tentu dari Persija mendapat kesempatan, karena ini akan menjadi tempat di mana warga Jakarta bisa merasakan. Nantinya kami akan ada pertandingan dari klub dunia. Ada dua klub dunia yang akan bermain di sini, tetapi nama klubnya dan lain-lain tunggu sampai semuanya final,” ujar Anies lagi.

10. Optimisme Jakmania bertanggung jawab untuk menjaga JIS

Hasrat Persija dan Jakmania Jadikan JIS Pengganti Stadion MentengInstagram/@infokomjakmania

Saat Jakpro selaku pengelola dan Pemda DKI sudah menyiratkan Stadion JIS diprioritaskan untuk Persija. Tentu kini tinggal menantikan kedewasaan Jakmania yang bakal bertanggung jawab juga menjaga Stadion JIS saat sudah digunakan nanti. 

Hal itu memang sedikit berat, karena Stadion JIS di-desain tak menggunakan lintasan atletik sesuai dengan standar FIFA. Itu jadi tantangan besar, terlebih kultur suporter sepak bola Indonesia yang masih saja melakukan lemparan-lemparan ke dalam stadion yang berpotensi mengganggu pertandingan.

Namun, hal itu nampaknya tak jadi soal bagi Jakmania. Mereka sudah berkomitmen bakal menjaga kandang Persija nantinya. Percaya dengan idiom “culture follow system,” mereka yakin kebiasaan bakal mengikuti sistmen yang sudah diciptakan.

Ketum Jakmania tak menampik, butuh proses untuk bisa melakukan kebiasaan baru nantinya. Namun, ia optimistis, fans Persija bisa beradaptasi dan sudah punya kultur yang kuat dan sudah baik saat menonton pertandingan Persija saat bertanding di Stadion JIS.

Kini, Stadion JIS jadi harapan baru Persija dan Jakmania. Apalagi, recananya Jakarta International Stadium (JIS) bakal mulai bisa dipakai pada Desember mendatang. Jakmania tentunya sudah tak sabar menantikan Persija merumput di stadion megah dan meraih prestasi-prestasi besar di kancah sepak bola Indonesia.

Baca Juga: Persija yang Selalu Apes Usai Cetak Gol

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya