Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

J-League Tak Ubahnya Liga 1: Tekanan Kuat dari Pelatih Asing

Pelatih Bali United, Stefano "Teco" Cugurra. BaliUtd.com

Jakarta, IDN Times - Liga 1 sudah berakhir. Dalam klasemen final di musim 2021/22, terlihat jelas bagaimana dominasi pelatih asing di Liga 1.

Juara Liga 1 musim lalu, Bali United, diarsiteki oleh Stefano Cugurra "Teco" Rodrigues, yang statusnya merupakan pelatih asing. Lalu, Persib Bandung yang ada di posisi kedua dilatih Robert Rene Alberts, asal Belanda.

Pun, Bhayangkara FC dan Arema FC yang ada di posisi tiga serta empat dipimpin pelatih asing.

Hanya ada satu tim dari lima besar Liga 1 yang ditemani pelatih lokal. Itu adalah Persebaya Surabaya yang dipimpin Aji Santoso.

1. Aji Santoso pelatih terbaik

Aji Santoso memperoleh penghargaan pelatih terbaik bulan Desember. (Instagram.com/officialpersebaya)

Aji memang tak berhasil meraih gelar juara bersama Persebaya. Namun, dia berhasil dinobatkan sebagai pelatih terbaik.

Penghargaan yang layak. Sebab, Aji menjadi satu-satunya pelatih lokal yang mampu membawa timnya finis ke lima besar.

Menariknya lagi, Aji membawa Persebaya finis di posisi lima dengan mengandalkan para pemain muda dalam skuadnya.

2. J-League juga diserbu pelatih asing

Michael Skibbe, salah satu pelatih asing di J-League / Dokumentasi J-League

Fenomena tekanan pelatih asing sebenarnya juga terjadi di J-League. Saat ini, pelatih asing sedang merajai klasemen sementara J-League.

Kashima Antlers dan Kashiwa Reysol yang ada di tiga besar diarsiteki pelatih asing. Sementara, satu-satunya tim penghuni tiga besar, Kawasaki Frontale, dibina oleh pelatih lokal, Toru Oniki.

3. Liga 1 harus tiru Jepang

Rahmad Darmawan (Instagram.com/ psbaritoputeraofficial)

Nah, ada perbedaan mendasar antara Liga 1 dan J-League. Di Liga 1, populasi pelatih asing lebih banyak ketimbang lokal.

Tercatat, ada 10 pelatih asing yang menahkodai tim Liga 1. Tentu, ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di J-League.

Jumlah pelatih asing dan lokal di J-League ternyata sama, yakni sembilan berbanding sembilan. Itu berarti kualitas pelatih lokal di Jepang benar-benar diakui oleh klub-klub kasta tertinggi.

Jika ingin ini terjadi, Indonesia tentunya harus melakukan percepatan dalam meningkatkan kualitas dan lisensi pelatih agar banyak juru taktik yang mampu menembus posisi terelite di klub-klub Liga 1.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us