Jadi Saksi Kasus Match Fixing, Sesmenpora Dipanggil Bareskrim

Sebelumnya pihak kepolisian juga sudah memeriksa beberapa orang pada Jumat (21/12) pekan lalu, di antaranya Ketua Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Richard Sambera, Sekjen BOPI, Andreas Marbun, dan Manajer Madura FC, Januar Herwanto. Ketiganya diduga memiliki informasi dan mengetahui seputar kecurangan pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola.

Namun, dua orang, yakni Sekjen PSSI, Ratu Tisha dan Direktur PT LIB, Berlinton Siahaan tak bisa hadir karena suatu alasan.

Selain keenam orang itu, Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri juga menjadwalkan untuk memanggil beberapa orang, yakni Direktur Kompetisi PT LIB, Risha Adi Wijaya, serta dua wasit, Muhammad Reza Pahlevi dan Agung Setiawan pada Kamis besok.

Sementara, kepolisian akan memeriksa Asep Edwin (Anggota Komdis PSSI), Hidayat (Exco PSSI), dan Sanusi (Karo Hukum Kemenpora) pada Jumat.

"Ya, hari ini (Rabu), Kamis, Jumat. Akan dimaksimalkan pemeriksaan," ujar Dedi.

Dedi pun menuturkan kenapa memanggil beberapa orang-orang yang ada di beberapa lembaga olahraga di Indonesia. Alasannya adalah untuk bisa membantu memecahkan pengatuan skor yang terjadi di Indonesia.

"Mereka dipanggil lantaran diduga paham dengan mekanisme dan standard operasional prosedur dalam pertandingan sepak bola," bebernya.

Seperti diketahui, Polri dilibatkan langsung untuk bisa menyelesaikan kasus pengaturan skor yang masih marak di Indonesia. Mereka akan membentuk satgas antipengaturan skor dan bekerja sebelum Liga 1 musim depan dihelat.

Kepolisian sendiri, sampai saat ini sudah menganalisa mengenai pelanggaran hukum yang dilakukan para pelaku pengaturan skor. Mereka bisa dijerat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 yang isinya adalah tentang tindak pidana suap atau percobaan suap, dalam hal ini terkait pengaturan skor pertandingan sepak bola.