Kemenangan Atas Inter Jadi Modal Juventus untuk Sikat Dortmund
Jakarta, IDN Times - Gelandang Juventus, Manuel Locatelli, tak sabar menghadapi Borussia Dortmund di laga perdana Liga Champions 2025/26, Rabu (17/9/2025) dini hari WIB. Itu karena atmosfer Liga Champions terasa begitu spesial.
Wajar bila spesial, karena tidak sembarang tim dapat mentas di Liga Champions. Slot tersebut hanya bisa didapat tim yang finis di posisi papan atas klasemen Serie A.
"Saat mendegar lagu Liga Champions, itu selalu emosional. Rasanya akan seperti pertama kali mendengarnya," kata Locatelli dikutip dari laman resmi UEFA.
1. Locatelli pede Juventus menang
Locatelli ingin memulai Liga Champions dengan sempurna, merasa yakin Juventus bisa menang. Selain tampil di Allianz Arena, Locatelli merasa Si Nyonya Tua memiliki modal lain untuk meraup poin penuh usai membungkam Inter Milan dengan skor 4-3, Minggu (13/9/2025).
"Kami menatap laga dengan penuh semangat. Pertandingan akhir pekan lalu memberi kami perasaan positif. Kami dalam kondisi bagus, penuh percaya diri, dan akan bermain di kompetisi terindah yang ada," ujar Locatelli.
2. Misi Juventus jaga kesempurnaan
Optimisme Locatelli bukan sekadar omong kosong. Start Juventus di musim 2025/26 memang begitu ciamik. Mereka bertengger di peringkat dua klasemen Serie A sementara, dengan catatan selalu menang dari tiga laga. Soliditas menjadi kunci dari kesempurnaan Juventus dan Locatelli berharap hal tersebut bisa berlanjut ke Liga Champions.
"Rahasia kami adalah kesatuan. Kami bekerja sebagai sebuah tim. Ini adalah kompetisi yang luar biasa, dan yang tidak boleh pernah hilang adalah antusiasme serta keinginan untuk menjadi sebuah tim," kata Locatelli.
3. Juventus garang di laga perdana, tapi rapor buruknya jadi pengingat
Di sisi lain, Juventus memiliki rekor yang cukup impresif. Juventus belum pernah kalah setiap memainkan laga perdana Liga Champions di kandangnya.
Namun, Juventus juga harus ingat dengan catatan minornya di Liga Champions. Mereka hanya menang lima kali dari 18 pertandingan terakhirnya di Liga Champions, yang sembilan di antaranya menelan kekalahan.
