Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Ada Garis Merah di Pipi Pemain Serie A? Ini Maknanya

Joaquin Correa (x.com/Inter)
Joaquin Correa (x.com/Inter)
Intinya sih...
  • Laga Serie A Italia diwarnai garis merah pada pemain, pelatih, dan wasit sebagai kampanye mencegah kekerasan terhadap perempuan.
  • Kampanye Un Rosso alla Violenza bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan WeWorld Onlus untuk menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan di Italia.
  • Kampanye dilakukan setiap akhir November sejak 2018, bertepatan dengan International Day's for the Elimination of Violence Against Women yang dirayakan PBB.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Terdapat pemandangan unik pada pekan ke-13 Serie A Italia 2024/2025. Laga-laga yang bergulir mulai, Sabtu (23/11/2024) hingga Selasa (26/11/2024) diwarnai coretan garis merah pada pipi para pemain. Tak cuma pemain, pelatih dan wasit juga menampilkan riasan yang sama. 

Coretan garis merah di pipi pemain Serie A ini bukan tanpa arti. Terdapat makna penting di balik garis merah tersebut. Tiap tahun pada akhir November, Serie A Italia mengkampanyekan Un Rosso alla Violenza atau perlawanan mencegah kekerasan terhadap perempuan di Italia. 

Bagaimana awal mula gerakan ini terbentuk hingga menjadi agenda tahunan yang dikampanyekan oleh Serie A? Simak penjelasannya di bawah ini!

1. Un Rosso alla Violenza dilakukan sejak 2018 dengan kerja sama organisasi kemanusiaan Italia

Inter Milan (x.com/Inter)
Inter Milan (x.com/Inter)

Gerakan Un Rosso alla Violenza ini berawal sejak 2018. Kampanye ini bekerja sama dengan organisasi kemanusiaan Italia bernama WeWorld Onlus. Organisasi ini bersifat independen yang fokus memberikan bantuan kemanusian dan menjamin hak-hak untuk masyarakat rentan, terutama untuk anak-anak dan perempuan. 

Kampanye ini dilakukan secara nasional sebab statistik yang menunjukkan kekerasan terhadap perempuan masih tinggi. Mengutip situs resmi Serie A, data dari Kementerian Kesehatan Italia menuliskan 98 persen perempuan di Italia terbunuh pada 2024. Dari 98 nyawa yang hilang, sebanyak 86 persen terbunuh di tangan orang tercinta atau anggota keluarga.

Sebanyak 31,5 persen perempuan disinyalir pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual dalam hidup mereka. Lebih dari 28 persen di antaranya memilih untuk menolak membicarakan pengalaman mereka. Berbekal data ini, maka kampanye yang dilakukan oleh Serie A ini sangat penting untuk membantu meningkatkan kesadaran mencegah kekerasan terus terjadi kepada perempuan. 

2. Dilakukan tiap pekan pertandingan Serie A pada akhir bulan November

Garis merah di pipi pemain Juventus dan AC Milan yang berlaga pada pekan ke-13 Serie A 2024/2025. (legaseriea.it)
Garis merah di pipi pemain Juventus dan AC Milan yang berlaga pada pekan ke-13 Serie A 2024/2025. (legaseriea.it)

Kampanye ini dilakukan pada akhir bulan November tiap tahun. Pemilihan waktu ini didasarkan pada deklarasi World Elimination of Violence Againts Women, yakni gerakan hari anti kekerasan terhadap perempuan dunia. Tiap 25 November, PBB merayakan International Day's for the Elimination of Violence Againts Women. 

Serie A 2024/2025 menjadi tahun kedelapan kampanye ini. Sejak digagas pada 2018, kampanye ini mampu meningkatkan kepedulian masyarakat Italia. Tak hanya dari para pemain dan perangkat pertandingan yang tampil, kampanye ini juga mendapatkan dukungan dari sejumlah tokoh. Sebagian besar legenda sepak bola Italia pun turut mendukung kampanye ini.

3. Wujud komitmen Serie A mendukung dan melindungi perempuan melalui sepak bola

Simbol garis merah di bola yang digunakan pada pekan ke-13 Serie A 2024/2025. (x.com/SerieA)
Simbol garis merah di bola yang digunakan pada pekan ke-13 Serie A 2024/2025. (x.com/SerieA)

Presiden Serie A, Lorenzo Casini, mengungkapkan gerakan Un Rosso alla Violenza merupakan wujud komitmen untuk melindungi perempuan. Sebagai olahraga dengan penggemar di seluruh dunia, sepak bola merupakan wadah untuk menunjukkan dukungan. Melalui sepak bola, kampanye ini diharapkan dapat menjangkau kepedulian sosial lebih luas lagi.  

"Sepak bola bukan hanya sekadar olahraga, tetapi juga sebuah fenomena sosial yang kuat yang mampu menjangkau jutaan penggemar. Inilah sebabnya mengapa kami harus menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyampaikan pesan kesadaran yang mampu menyebarkan nilai-nilai fundamental seperti rasa saling menghormati, solidaritas, dan non-diskrimansi," ujar Lorenzo Casini, dikutip situs resmi Serie A. 

Casini berterimakasih kepada seluruh pemain, pelatih, staf, hingga wasit yang telah mengkampanyekan ini dengan tanda garis merah di pipi. Ia berharap gerakan ini dapat meluas untuk meningkatkan perlindungan terhadap perempuan. Ini juga berguna agar perempuan tidak menjadi korban kekerasan, terlebih dari orang-orang terdekatnya. 

"Dengan semangat inilah, hari ini, lebih dari sebelumnya, kami berniat untuk menegaskan kembali komitmen kami dalam menentang segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan, dengan mempromosikan #unreallaviolenza di seluruh lapangan Serie A," imbuhnya.

"Ucapan terima kasih secara khusus ditujukan kepada para pemain, staf teknis dan wasit yang akan turun ke lapangan dengan tanda merah yang terkenal di wajah mereka, untuk memberikan kesaksian atas komitmen mereka dalam menentang segala bentuk kekerasa terhadap perempuan dengan demikian menjadi teladan bagi seluruh fans," tuturnya lagi. 

Gestur dari Serie A Italia ini menjadi sinyal positif bahwa sepak bola masih menjadi arena yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait sebuah isu penting. Apakah kamu pernah menemukan aksi serupa di liga sepak bola lainnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khasan Rochmad
EditorKhasan Rochmad
Follow Us