Tumpulnya Lini Serang Liverpool Jadi Batu Sandungan Juara EPL

Liverpool kerap buang-buang peluang

Liverpool kembali menelan hasil mengecewakan pada lanjutan English Premier League (EPL) 2023/2024. Bertarung melawan Crystal Palace pada pekan ke-33 di Anfield, tim Merseyside tak berkutik di markas sendiri. The Reds kalah 0-1 dari The Eagles melalui gol Eberechi Eze.

Hasil ini tentu merugikan mengingat persaingan gelar juara Premier League semakin ketat menuju akhir musim. Liverpool gagal mengambil alih puncak klasemen dari Manchester City yang memimpin dengan perolehan 73 poin. Skuad asuhan Juergen Klopp kini menduduki peringkat ketiga di bawah Arsenal yang sama-sama menghasilkan 71 poin.

Salah satu faktor kegagalan Liverpool adalah tumpulnya lini serang mereka di sepanjang musim. Bukan hanya akhir-akhir ini, ketajaman Mohamed Salah dkk. dalam mengeksekusi peluang menjadi gol menjadi sorotan sejak awal musim. Performa buruk ini menjadi batu sandungan tersendiri yang bisa membuat mereka gagal menjuarai Premier League musim ini.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi terhadap lini serang Liverpool yang terlihat sangat buruk dalam beberapa pekan terakhir. Simak ulasannya di bawah ini!

1. Darwin Nunez paling sering buang-buang peluang

Tumpulnya Lini Serang Liverpool Jadi Batu Sandungan Juara EPLDarwin Nunez (premierleague.com)

Tidak dapat dimungkiri bahwa Darwin Nunez masih jauh dari harapan Liverpool. Setelah dikritik di musim perdananya pada 2022/2023 lalu, striker asal Uruguay ini terlihat membaik dari segi kontribusi gol. Musim lalu, ia bermain sebanyak 42 kali dengan catatan 15 gol dan 4 assist. Sementara itu, pada 2023/2024, ia telah melampaui jumlah tersebut dengan membuat 18 gol dan 13 assist dari 47 penampilan.

Sayangnya, kebiasaannya dalam membuang-buang peluang masih jadi hal yang merugikan tim. Nunez menjadi pemain terburuk kedua di Eropa yang gagal mengonversi peluang berbuah gol atau big chances missed sebanyak 25 kali. Opta mencatat, dari 100 tembakan yang diciptakan, hanya 11 yang berujung gol. Padahal, ia merupakan striker Liverpool yang paling sering tampil di Premier League dengan jumlah 29 pertandingan.

Jumlah tersebut membuat expected goals (xG) milik Nunez hanya 14,9 dengan selisih perbedaan -3,9. Artinya, dari 100 tembakan tersebut, ia sudah membuang peluang yang berpotensi menghasilkan tiga gol. Hal ini yang membuat Liverpool kerap mengalami kebuntuan akibat Nunez gagal memanfaatkan kesempatan mencetak gol di depan gawang lawan.

2. Kehilangan Diogo Jota meninggalkan lubang besar bagi serangan Liverpool

Tumpulnya Lini Serang Liverpool Jadi Batu Sandungan Juara EPLDiogo Jota (premierleague.com)

Absennya Diogo Jota akibat cedera menjadi petaka tersendiri bagi Liverpool. Ia mendapatkan masalah otot saat laga melawan Manchester City di Premier League pada 26 November 2023. Winger asal Portugal itu absen selama sebulan dan kembali pada 24 Desember 2023.

Namun, Jota kembali menderita cedera pada ligamen lututnya saat laga kontra Brentford pada 18 Februari 2024. Ia absen selama 2 bulan sehingga efektivitas Liverpool menurun drastis. Hal ini juga diperparah absennya Mohamed Salah yang mengalami cedera saat membela Timnas Mesir di AFCON 2023. Ia menepi selama 2 bulan pada periode Januari–Maret 2024.

Berdasarkan statistik dari Opta, kehilangan Jota lebih terasa dibandingkan Salah. Meski ia merupakan top skor klub, penampilannya menurun sekembalinya dari cedera dengan tidak klinis dalam memanfaatkan peluang. Dari lima penyerang yang dimiliki The Reds, hanya Jota yang memiliki xG paling baik dalam mengkonversi peluang menjadi gol. Dari 36 peluang yang diperoleh, ia berhasil mencetak 9 gol. Ia mencatatkan xG 4,4 dengan selisih perbedaan +4,6.

3. Laga kontra Crystal Palace jadi bukti tumpulnya serangan Liverpool

Tumpulnya Lini Serang Liverpool Jadi Batu Sandungan Juara EPLMohamed Salah (premierleague.com)

Setelah dipermalukan Atalanta tiga gol tanpa balas di Anfield pada leg pertama perempat final Liga Europa 2023/2024, Liverpool kembali menampilkan permainan buruk. Laga melawan Crystal Palace menjadi bukti buruknya lini serangan sekaligus pertahanan Liverpool.

Sorotan tentu tertuju pada lini serang yang lagi-lagi tak bisa diharapkan. Pada laga ini, Opta mencatat Liverpool membuat expected goals (xG) hingga 2,87. Namun, hasilnya nihil tidak ada gol tercipta yang berujung kekalahan 0-1 di kandang sendiri. Hasil ini sekaligus membuat Liverpool kalah back-to-back sejak April 2023.

Jumlah xG tersebut menjadi yang terbanyak pada satu laga tanpa menghasilkan gol bagi Liverpool sejak 2010/2011. Angka tersebut juga menyamai catatan buruk Brighton & Hove Albion saat menghadapi Norwich City pada April 2022 dengan xG sama, yakni 2,87. Kekalahan ini mengakhiri unbeaten Liverpool di Anfield pada ajang Premier League setelah 28 laga.

Saat ini, Liverpool bakal melakoni enam pertandingan tersisa di Premier League. Jika tidak berbenah, mereka harus merelakan musim terakhir Juergen Klopp tanpa gelar juara liga. Di sisi lain, The Reds juga terancam tersingkir dari ajang Liga Europa. Mampukah Mohamed Salah cs. bangkit dan menjadi juara di akhir musim 2023/2024?

Baca Juga: Liverpool di Momen Penting: Tumpul dan Terpeleset

Khasan Rochmad Photo Verified Writer Khasan Rochmad

Ad meliora

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya