Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Laga Semifinal Piala Dunia Terbaik, Banyak Momen Tak Terlupakan

Italia kalahkan Jerman pada semifinal Piala Dunia 2006 (twitter.com/Azzurri_En)
Italia kalahkan Jerman pada semifinal Piala Dunia 2006 (twitter.com/Azzurri_En)

Piala Dunia 2022 sudah menyisakan empat tim terbaik untuk berlaga di babak semifinal, yakni Maroko, Kroasia, Prancis, dan Argentina. Hal ini membuat mereka hanya tinggal selangkah lagi untuk menginjak partai final, dan hanya berjarak dua kemenangan saja dari trofi.

Pertandingan semifinal Piala Dunia sering menghadirkan banyak momen tak terlupakan karena menjadi partai yang krusial. Berikut lima pertandingan semiifnal Piala Dunia terbaik karena menyajikan banyak momen tak terlupakan.

1. Magis Pele bawa Brasil menembus final Piala Dunia 1958

Pele mencetak gol ke gawang Prancis pada semifinal Piala Dunia 1958 (facebook.com/fifaworldcup)
Pele mencetak gol ke gawang Prancis pada semifinal Piala Dunia 1958 (facebook.com/fifaworldcup)

Pele merupakan salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa dengan koleksi tiga gelar Piala Dunia. Namun, penampilannya pada semifinal Piala Dunia 1958 melawan Prancis benar-benar membuatnya dikenal seluruh penjuru dunia.

Vava membuka keunggulan Brasil di menit kedua sebelum disamakan Just Fontaine tak lama berselang. Gol yang dicetak Didi pada menit ke-39 membuat Selecao unggul ketika paruh pertama berakhir.

Pada babak kedua, Pele menunjukkan magisnya dengan mencetak hat-trick, sementara Prancis hanya bisa membalas satu gol dari Roger Piantoni. Dengan usia yang masih 17 tahun 244 hari, Pele menjadi pencetak hat-trick termuda di Piala Dunia sekaligus membawa Brasil ke final.

2. Laga antara Jerman Barat dan Italia 1970 sering disebut sebagai semifinal terbaik sepanjang masa

Italia melawan Jerman Barat pada semifinal Piala Dunia 1970 (fifa.com)
Italia melawan Jerman Barat pada semifinal Piala Dunia 1970 (fifa.com)

Drama tujuh gol menghiasi papan skor ketika Jerman Barat berjumpa Italia pada semifinal Piala Dunia 1970. Menariknya, hanya dua gol yang tercipta di waktu normal, yakni gol pembuka Italia lewat Roberto Boninsegna dan gol telat Karl-Heinz Schnerllinger.

Drama sesungguhnya tersaji pada masa extra time, dibuka oleh gol dari Gerd Muller. Italia membalasnya lewat sontekan Tarsicio Burgnich dan membalikan keadaan berkat Gigi Riva. Namun, gol kedua Muller membuat papan skor kembali imbang.

Drama tersebut akhirnya ditutup oleh gol Gianni Rivera yang membuat Italia menang dengan skor 4-3 atas Jerman Barat. Ketatnya laga dan aksi saling balas gol membuat laga ini menjadikannya salah satu pertandingan semifinal Piala Dunia terbaik.

3. Momen kontroversial warnai semifinal Piala Dunia 1982

Jerman Barat melawan Prancis pada semifinal Piala Dunia 1982 (fifa.com)
Jerman Barat melawan Prancis pada semifinal Piala Dunia 1982 (fifa.com)

Kiper Jerman Barat pada Piala Dunia 1982, Harald Schumacher, menjadi pemain paling dibenci rakyat Prancis usai semifinal Piala Dunia 1982. Hal itu karena Schumacher menghentikan Patrick Battiston dengan sangat keras ketika menuju arah gawangnya.

Kejadian tersebut bahkan membuat Battiston kehilangan dua giginya dan beberapa tulangnya patah. Melihat kejadian tersebut, Charles Cover yang menjadi wasit saat itu tak memberikan hukuman apapun pada Schumacher. Hal itulah yang membuat pendukung Prancis sangat marah.

Di luar kejadian kontroversial tersebut, laga ini sendiri berjalan sangat ketat. Skor 1-1 mengakhiri waktu normal dan membuat laga berlanjut ke babak extra time. Prancis sempat unggul 3-1 sebelum Jerman Barat menyamakan skor menjadi 3-3.

Skor tersebut membuat pertandingan ini merupakan laga pertama dalam sejarah Piala Dunia yang harus berakhir lewat drama adu penalti. Kali ini, Jerman Barat tampil lebih baik dan sukses menembus final untuk menantang Italia.

4. Italia buat publik Jerman menangis pada semifinal Piala Dunia 2006

Italia kalahkan Jerman pada semifinal Piala Dunia 2006 (twitter.com/Azzurri_En)
Italia kalahkan Jerman pada semifinal Piala Dunia 2006 (twitter.com/Azzurri_En)

Meskipun pada waktu normal tak tercipta satu pun gol, baik Italia maupun Jerman saling berbalas serangan sepanjang laga. Serangan Jerman tak mampu menembus tembok kokoh bernama Fabio Cannavaro dan Gianluigi Buffon.

Sementara dua tendangan Italia menghatam tiang gawang yang dijaga Jens Lehmann. Kebuntuan akhirnya pecah pada babak extra time ketika Fabio Grosso mampu menjebol gawang Lehmann usai meneruskan umpan Andrea Pirlo di menit ke-119.

Jerman yang hanya punya sedikit waktu untuk menyamakan kedudukan justru kembali dikejutkan Italia melalui sepakan Alessandro Del Piero. Tangisan pendukung Jerman pun pecah karena tak dapat melihat timnya tampil pada partai final di kandang sendiri.

5. Jerman permalukan Brasil pada semifinal Piala Dunia 2014

Jerman permalukan Brasil di depan publiknya sendiri pada semifinal Piala Dunia 2014 (twitter.com/FIFAWorldCup)
Jerman permalukan Brasil di depan publiknya sendiri pada semifinal Piala Dunia 2014 (twitter.com/FIFAWorldCup)

Jika Jerman menjadi korban keganasan Italia pada edisi 2006, kali ini merekalah yang melakukannya di depan publik Brasil pada semifinal Piala Dunia 2014. Laga yang diprediksi berjalan ketat justru terlihat berat sebelah.

Jerman membuka keunggulan pada menit ke-11 melalui tandukan Thomas Mueller. Jerman kemudian mengamuk dan memberikan empat gol tambahan dalam tempo enam menit yang memberikan keunggulan 5-0 di paruh pertama.

Tak sampai di situ, dua gol dari Andre Schuerrle di babak kedua semakin menambah penderitaan Brasil. Tim Samba hanya mampu menceploskan satu gol dari Oscar jelang laga berakhir. Publik Brasil pun harus rela melihat timnya dipermalukan 1-7 oleh Jerman di kandang sendiri.

 

Dari kelima semifinal tersebut, empat pertandingan di antaranya melibatkan Jerman. Sayang, Der Panzer tak mampu mencapai babak semifinal Piala Dunia 2022 karena sudah terhenti pada fase grup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Albin Sayyid Agnar
EditorAlbin Sayyid Agnar
Follow Us