Liga 2 Dihentikan, Presiden Madura United Semprot PT LIB

Jakarta, IDN Times - Kompetisi Liga 2 yang terpaksa diberhentikan menimbulkan sebuah polemik. Atas hal tersebut, Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, menyalahkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.
Melalui Twitternya, Achsanul mengkritisi PT LIB sebagai bentuk dukungan kepada seluruh kontestan Liga 2 yang gagal melanjutkan kompetisi musim 2022/23. Apa kritiknya itu?
1. Liga 2 sebenarnya minta lanjut dengan sistem bubble

Disebut Achsanul, klub Liga 2 sebenarnya meminta untuk melanjutkan kompetisi dengan sistem bubble atau terpusat. Itu sama seperti Liga 1 yang merampungkan putaran pertama musim 2022/23.
Pria 57 tahun itu juga melampirkan surat PT LIB dengan nomor 836/LIB-COR/XII/2022 sebagai buktinya. Surat itu merupakan masukan hasil dari pertemuan Owner's Club Meeting Liga 2, 14 Desember 2022 lalu.
2. PT LIB tidak ada anggaran

Hanya saja, PT LIB tetap berencana dengan melanjutkan pertandingan Liga 2 musim ini dengan format kandang dan tandang. Anggaran mereka tak cukup jika Liga 2 berlanjut dengan terpusat.
"Bahwa memperhatikan kondisi keungan LIB saat ini, kami tidak dapat melanjutkan kompetisi Liga 2 2022/23 dengan sistem bubble, karena akan ada peningkatan biaya yang besar," bunyi pernyataan nomor 3 dalam surat yang diberikan PT LIB.
3. PT LIB tidak bisa cari solusi
Achsanul begitu menyayangkan keputusan yang diberikan PT LIB. Menurutnya, sebagai operator, PT LIB seharunya bisa mencari jalan keluar yang menguntungkan kedua belah pihak, bukan dengan cara menghentikan kompetisi.
"Sebenarnya peserta Liga 2 meminta bubble, tapi LIB tak ada uang. Itu resiko LIB, silakan cari cara, itulah tugas direksi, bukan menghentikan kompetisi," cuit Achsanul.