Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mampukah Pervis Estupinan Mengisi Peran Theo Hernandez di AC Milan?

potret tribun San Siro, markas AC Milan (pixabay.com/chatst2-2267263)
potret tribun San Siro, markas AC Milan (pixabay.com/chatst2-2267263)
Intinya sih...
  • Pervis Estupinan konsisten secara bertahan dan menyerang, membuktikan kematangan sebagai pemain inti yang dapat diandalkan.
  • Karakteristik Pervis Estupinan sangat berbeda dengan Theo Hernandez, terutama dalam hal distribusi bola dan pendekatan bertahan.
  • Pengalaman mentas di Eropa dan timnas membuat Pervis Estupinan kian matang, menjadi pilihan utama dalam jangka menengah hingga panjang bagi AC Milan.

AC Milan resmi memperkenalkan Pervis Estupinan sebagai pemain baru mereka pada Kamis (24/7/2025) waktu setempat usai dibeli dari Brighton & Hove Albion. Diboyong dengan harga 17 juta pound sterling (Rp373,5 miliar), pemain asal Ekuador ini diproyeksikan sebagai pengganti Theo Hernandez yang hijrah ke Al-Hilal. Estupinan datang ke San Siro dengan ekspektasi besar sebagai penerus salah satu bek kiri terbaik dalam sejarah modern Milan.

Kehadirannya bukan sekadar tambal sulam, tetapi upaya konkret Milan dalam menjaga keseimbangan tim. Estupinan telah menunjukkan kualitas konsisten dalam beberapa musim terakhir di English Premier League (EPL) bersama Brighton. Dengan kombinasi pengalaman, teknik, dan kedisiplinan taktis, ia membawa atribut berbeda yang tak kalah penting dibanding pendahulunya.

1. Pervis Estupinan konsisten secara bertahan dan menyerang

Estupinan merupakan tipe bek kiri modern yang mampu memberikan kontribusi di kedua sisi permainan. Gaya mainnya tidak hanya mengandalkan kecepatan dan fisik, tetapi juga kecermatan dalam membaca permainan serta disiplin saat transisi. Performanya pada 2024/2025 bersama Brighton menjadi bukti kematangannya sebagai pemain inti yang dapat diandalkan.

Dilansir FootyStats, selama musim tersebut, Estupinan mencatatkan 65 tekel atau setara 2,43 tekel per 90 menit. Selain itu, ia juga membukukan 39 intersep (1,46 per 90), yang menunjukkan kepekaan posisional dan kapasitas antisipasi terhadap permainan lawan. Meski Brighton bukan tim papan atas secara defensif, kontribusinya di sektor kiri kerap menjadi penopang stabilitas lini belakang.

Dari sisi ofensif, performa Estupinan pun tidak bisa diremehkan. Meski hanya mencetak 1 gol dan memberikan 1 assist, progresi bolanya patut diperhitungkan. Dengan akurasi umpan mencapai 88 persen dan rata-rata 1,01 umpan kunci per 90 menit, ia tampil sebagai pemain yang berperan besar dalam menginisiasi serangan dari belakang. Pengalamannya bermain dalam sistem intensitas tinggi bersama Pelatih Roberto De Zerbi membuatnya siap untuk peran serupa di bawah pelatih baru AC Milan, Massimiliano Allegri, yang juga menuntut partisipasi aktif dari bek sayap.

2. Karakteristik Pervis Estupinan sangat berbeda dengan Theo Hernandez

Dalam membandingkan Pervis Estupinan dan Theo Hernandez, perbedaan mencolok terlihat dari preferensi dan metode kontribusi mereka di lapangan. Theo dikenal sebagai pembawa bola eksplosif yang gemar melakukan dribel progresif dari wilayah pertahanan ke sepertiga akhir. Sebaliknya, Estupinan lebih mengandalkan efisiensi distribusi dan akurasi umpan silang dalam membongkar pertahanan lawan.

Kapasitas Estupinan sebagai penyedia umpan silang terbukti dengan 119 umpan silang, yang menjadikannya salah satu bek kiri paling aktif dalam aspek ini di Premier League. Dari total tersebut, 34 persen mencapai sasaran. Statistik tersebut membuatnya masuk di persentil ke-90 di antara semua bek kiri di lima liga top Eropa dalam hal akurasi umpan silang.

Tidak seperti Theo yang diberikan kebebasan dalam menggiring bola, Estupinan jarang melakukan dribel 1 lawan 1 (hanya 0,57 per 90 menit), yang membuatnya tampak pasif. Akan tetapi, hal itu merupakan hasil dari penyesuaian taktik di Brighton yang bertujuan mengurangi kehilangan bola di area berbahaya. Sebaliknya, ia lebih memilih bergerak tanpa bola dan memanfaatkan overlap untuk mengirimkan umpan silang ke kotak penalti.

Perbedaan lainnya terletak kepada pendekatan bertahan. Walaupun bertinggi badan 176 cm, Estupinan lebih terukur dalam positioning dan kuat dalam duel udara dengan kemenangan duel udara rata-rata 1,76 per 90 menit. Hal ini menjadi aspek penting, mengingat AC Milan kerap kesulitan saat menghadapi transisi cepat lawan dari sisi sayap. Dengan gaya bertahan yang lebih pragmatis dan solid, Estupinan menawarkan solusi berbeda dibanding Theo yang cenderung lebih ofensif dan riskan dalam bertahan.

3. Pengalaman mentas di Eropa dan timnas membuat Pervis Estupinan kian matang

Pervis Estupinan yang kini berusia 27 tahun tengah berada di puncak masa produktifnya sebagai seorang bek. Ia telah mengumpulkan pengalaman bermain di berbagai kompetisi elite, seperti LaLiga Spanyol, Premier League, Liga Champions Eropa, dan Liga Europa. Rekam jejak ini membekalinya dengan adaptabilitas taktik yang mumpuni, serta ketangguhan mental dalam menghadapi tekanan.

Pengalaman Estupinan tak hanya terbatas di level klub. Ia juga merupakan bagian penting dari tim nasional Ekuador dan tampil reguler dalam turnamen besar seperti Copa America dan kualifikasi Piala Dunia 2026. Kombinasi ini menjadikannya figur yang tidak hanya siap bersaing di AC Milan, tetapi juga menjadi mentor potensial bagi pemain muda di posisi yang sama.

Dengan nilai pasar sekitar 30 juta euro (Rp576,3 miliar), kedatangan Estupinan ke San Siro seharga 17 juta pound sterling bisa dianggap sebagai bisnis cerdas. Ia bukan hanya pengganti darurat untuk Theo Hernandez, melainkan juga kandidat kuat untuk menjadi pilihan utama dalam jangka menengah hingga panjang. Jika mampu mempertahankan performa dan beradaptasi dengan cepat di bawah arahan Massimiliano Allegri, Estupinan bisa menjadi pilar baru di sisi kiri pertahanan Rossoneri.

Langkah AC Milan mendatangkan Pervis Estupinan bukan sekadar respons terhadap kepergian Theo Hernandez. Ia akan menjadi bagian dari rencana jangka panjang I Rossoneri. Dengan kombinasi disiplin bertahan, efisiensi distribusi, dan pengalaman di level tertinggi, ia berpotensi menjadi pembeda di lini belakang Milan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us