Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

McDonald Mariga Wanyama, Juara Liga Champions Pertama dari Kenya

ilustrasi bola (unsplash.com/janoschdiggelmann)
ilustrasi bola (unsplash.com/janoschdiggelmann)

Tidak seperti Mesir, Kamerun, atau Ghana, Kenya bukanlah negara Afrika yang punya status terpandang di dunia sepak bola. Dari enam kali keikutsertaan di Piala Afrika sebagai kompetisi terbesar di benua tersebut, The Harambee Stars selalu terhenti pada fase grup (1972, 1988, 1990, 1992, 2004, 2019). Sementara, di Piala Dunia, mereka tidak pernah mampu menembus babak utama ajang impian semua pihak ini.

Namun, secara individu, layaknya tiap negara di dunia, Kenya juga memiliki sosok yang menonjol. Bagi mereka, salah satu pesepak bola terbesar usai mendeklarasikan kemerdekaan pada 1963 adalah McDonald Mariga Wanyama. Ia tercatat sebagai pemain Kenya pertama dan satu-satunya yang mampu menjuarai Liga Champions Eropa (UCL) hingga edisi terakhir pada 2023/2024.

1. McDonald Mariga Wanyama memulai karier di Eropa di Swedia

McDonald Mariga Wanyama memulai pertualangan sepak bolanya di tanah Eropa pada 2005 bersama Enkopings SK FK, tim Swedia yang saat itu bermain di kompetisi kasta ketiga. Mariga yang berposisi sebagai seorang gelandang bertahan direkrut dari Kenya Pipeline FC. Saat masih berkarier di negara asalnya, pemain setinggi 1,83 meter ini juga pernah membela Ulinzi Stars FC dan Tusker FC.

Setahun setelah berseragam Enkopings, Mariga yang lahir di Nairobi pada 4 April 1987 langsung naik kelas. Ia diboyong oleh Helsingborgs IF yang bermain di Allsvenskan, liga tertinggi di Swedia. Datang pada pertengahan 2005/2006, Mariga berhasil membantu Helsingborg menjuarai Svenska Cupen.

2. McDonald Mariga Wanyama menjadi pemain Kenya pertama di Serie A Italia

Kehebatan McDonald Mariga Wanyama bersama Helsingborg sukses mencuri perhatian Parma. Mereka pun meminjamnya pada awal 2007/2008. Mariga mencatatkan debutnya di Serie A Italia pada 7 Oktober 2007. Sayangnya, ia tidak bisa membantu Parma terhindar dari kekalahan atas AS Roma dengan skor 0-3. Meski begitu, per 6 April 2025, Mariga masih tercatat sebagai pemain Kenya satu-satunya yang pernah berkarier di Serie A.

Mariga mencatatkan 18 penampilan hingga hari terakhir Serie A 2007/2008. Nahas, Parma harus terdegradasi ke Serie B. Namun, mereka memilih untuk merekrut Mariga secara permanen. Mereka membelinya dengan harga 1,94 juta euro (Rp33 miliar). Mariga pun membayar kepercayaan Parma tersebut dengan sempurna. Ia tampil 35 kali dan mencetak 3 gol di Serie B 2008/2009. Hasilnya, Parma bisa kembali promosi ke Serie A.

3. McDonald Mariga Wanyama mengukir sejarah bersama Inter Milan

McDonald Mariga Wanyama tetap membela Parma pada paruh pertama Serie A 2009/2010. Setelah bermain sembilan kali, ia akhirnya mendapat kesempatan membela klub besar untuk pertama kalinya. Pada Februari 2010, Inter Milan bersedia menebus Mariga dengan mahar sebesar 10 juta euro (Rp173 miliar).

Mariga bergabung dengan Inter Milan pada saat yang tepat. Tim yang saat itu dilatih oleh Jose Mourinho tersebut mengakhiri musim dengan raihan treble winners. Mereka sukses menjuarai Serie A, Liga Champions, dan Coppa Italia. Mariga pun menjadi orang Kenya perdana yang bisa mengangkat tiga trofi tersebut.

Pemain yang saat itu memakai nomor punggung 17 ini memberikan kontribusi yang cukup penting meski tidak selalu menjadi pilihan utama. Mariga tampil 8 kali di Serie A, 3 kali di Liga Champions, dan 2 kali di Coppa Italia. Pada musim berikutnya (2010/2011), statistiknya meningkat dengan catatan 21 penampilan dan 1 gol di seluruh kompetisi. 

4. McDonald Mariga Wanyama juga menjadi pemain Kenya pertama di LaLiga Spanyol

Tidak hanya di Serie A, McDonald Mariga Wanyama juga tercatat sebagai pemain Kenya pertama yang berkiprah di LaLiga Spanyol. Pada awal 2011/2012, Real Sociedad meminjamnya dari Inter Milan. Ia bertahan bersama klub asal San Sebastian tersebut sampai paruh pertama 2011/2012. Seperti nomor punggungnya, Mariga mencatatkan 18 penampilan bersama Real Sociedad di seluruh kompetisi.

Namun, tidak seperti di Serie A, Mariga bukan satu-satunya pemain Kenya di LaLiga. Pada 2017/2018, Michael Olunga Ogada mengikuti jejaknya usai dipinjam oleh Girona dari Guizhou Hengfeng Zhicheng. Keduanya sama-sama mengoleksi 14 penampilan di LaLiga.

Setelah pulang dari Real Sociedad, Inter Milan langsung meminjamkan kembali Mariga kepada Parma sampai akhir 2012/2013. Setelah itu, I Nerrazzurri memilih untuk tidak memberikan perpanjangan kontrak sehingga Mariga pergi secara gratis. Parma lantas menampungnya. Namun, pada awal 2014/2015, Mariga juga dilepas secara cuma-cuma.

Setelah sempat menganggur selama 6 bulan, Mariga akhirnya mendapat klub baru pada Januari 2016. Ia dikontrak oleh klub Serie B, Latina Calcio. Pada awal 2017/2018, Mariga sempat kembali ke Spanyol usai direkrut oleh Real Oviedo yang juga bermain di kompetisi kasta kedua. Setahun berselang, Mariga akhirnya memutuskan gantung sepatu.

5. McDonald Mariga Wanyama hampir bergabung dengan Manchester City

McDonald Mariga Wanyama sebenarnya hampir berseragam Manchester City sebelum bergabung dengan Inter Milan pada Februari 2010. The Cityzens yang saat itu dilatih oleh Roberto Mancini bahkan sudah mencapai kesepakatan dengan Parma. Mereka tidak keberatan untuk menyerahkan uang sebesar 7 juta poundsterling (Rp149 miliar).

Namun, Mariga batal berkarier di English Premier League (EPL) karena tidak mendapatkan izin kerja. Ia tidak memenuhi persyaratan minimum untuk seorang pemain asing. Saat itu, pemain dari luar Britania diharuskan untuk bermain sebanyak 70 persen dari total pertandingan tim nasionalnya dan peringkat negara mereka di FIFA harus berada di posisi 70 teratas.

Mariga memenuhi persyaratan pertama karena sudah mengoleksi 24 caps bersama Kenya dengan tingkat persentase mencapai 75 persen. Namun, ia tidak bisa mengelak dari persyaratan kedua karena Kenya yang saat itu hanya berada di posisi 98. Manchester City sampai mengajukan banding atas keputusan tersebut. Namun, pihak berwenang di Inggris tetap menolaknya.

Padahal, saat itu, Manchester City sangat menginginkan Mariga. Mancini mengungkapkan, sang pemain adalah target utama mereka di antara tiga nama yang sudah disiapkan. Meski begitu, penolakan tersebut nyatanya menjadi sebuah berkah karena Mariga yang meraih treble winners bersama Inter Milan.

Selain McDonald Mariga Wanyama, Kenya masih memiliki sejumlah pesepak bola beken lain. Salah satunya adalah adik dari Mariga sendiri, Victor Mugubi Wanyama. Pemain yang juga berposisi sebagai gelandang bertahan tersebut bahkan pernah merasakan atmosfer final Liga Champions.

Wanyama mencapai babak puncak ajang terbesar antarklub Eropa itu pada 2018/2019 bersama Tottenham Hotspur. Namun, ia gagal menjadi juara usai kalah dari Liverpool dengan skor 0-2. Bahkan, bukan hanya gagal mengikuti jejak sang kakak yang bisa mengangkat trofi Si Kuping Besar, Wanyama juga tidak tampil pada laga ini karena hanya duduk di bangku cadangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gifar Ramzani
EditorGifar Ramzani
Follow Us