Menilik Jejak Karier Gemilang Thiago Alcantara

Thiago lahir di San Pietro Vernotivo, Italia, pada 11 April 1991. Namun, ia memulai karier sepak bolanya saat berusia 5 tahun di salah satu klub besar Brasil, Flamengo. Ia hanya setahun berada di sini sebab harus mengikuti sang ayah, Mazinho, yang pindah ke Spanyol. 

Setelah pindah, Thiago bergabung dengan akademi Ureca dan menimba ilmu selama 4 tahun pada 1996–2000. Saat ayahnya bermain untuk Elche, Thiago pindah ke akademi Kelme dan hanya setahun di sini. Pada 2001, ia kembali ke Brasil mengikuti ayahnya yang sudah pensiun. 

Mulai 2001–2005, Thiago kembali bergabung dengan akademi Flamengo. Setelah itu, ia pindah lagi ke akademi La Masia Barcelona saat 14 tahun. Selama di akademi, ia mampu tampil menonjol. Berada 3 tahun di La Masia, Thiago berkesempatan debut di tim utama Barcelona pada 19 Mei 2009 saat melawan RCD Mallorca. Usianya saat itu masih 18 tahun.

Setelah debutnya di tim utama Barcelona, Thiago mulai dipromosikan pada 2010/2011. Namun, ia juga masih bermain untuk Barca Atletic. Pada musim penuh perdananya itu, ia tampil menjanjikan dengan catatan 17 laga. Ia turut menyumbang 3 gol dan 3 assist. 

Pada 2011/2012, Thiago menjadi sosok penting lini tengah Barcelona. Kreativitas yang dimiliki membuatnya dipercaya turun dalam 45 laga dengan berkontribusi 3 gol dan 8 assist. Ia turut membawa tim meraih juara UEFA Super Cup, Copa del Rey, dan Supercopa de Espana

Pada 2012/2013, Thiago sempat menderita cedera lutut pada awal musim. Namun, ia mampu terlibat dalam 36 laga dengan catatan 3 gol dan 9 assist. Ia menjadi bagian penting Barcelona menjuarai LaLiga Spanyol. Penampilannya ini membuat Bayern Munich kepincut merekrutnya. Akhirnya, ia pindah ke Jerman pada musim panas 2013 dengan biaya 25 juta euro atau Rp616 miliar.

Thiago membuktikan kelasnya sebagai gelandang top dunia saat bersama Bayern Munich. Ia membela Die Roten selama 7 musim pada 2013–2020. Total, ia memainkan 235 pertandingan di berbagai turnamen dengan kontribusi 31 gol dan 37 assist. 

Namun, Thiago sejatinya tidak memulai kariernya dengan gemilang bersama Bayern Munich Pada 2013–2015, ia mengalami medial collateral ligament (MCL) atau robek ligamen pada sisi dalam lututnya. Ini membuatnya absen lama dan beberapa kali kambuh. Secara akumulatif, ia menjalani pemulihan selama 402 hari dan melewatkan 102 laga selama periode tersebut.

Setelah pulih, Thiago konsisten mengisi lini tengah Bayern Munich meski beberapa kali berganti pelatih. Ia menjadi bagian penting ketika Die Roten mendominasi Bundesliga pada 2015–2020. Ini dilengkapi dengan torehan juara 4 DFB-Pokal dan 3 DFL-Super Cup. Ia juga berperan krusial dalam membantu tim menjuarai Liga Champions Eropa, UEFA Super Cup, dan Piala Dunia Antarklub.

Pada musim panas 2020, Liverpool menebus Thiago dari Bayern Munich seharga 22 juta euro atau Rp368 miliar. Kedatangannya ini menjadi salah satu harapan untuk menambah kreativitas permainan tim. Keinginan itu pun berhasil ditunjukkan pada 3 musim awalnya.

Kontribusi Thiago terlihat nyata pada periode 2020–2022. Kehadirannya di lini tengah membantu Liverpool kompetitif. Ia memainkan 97 laga dengan kontribusi 3 gol dan 6 assist. Ia membantu The Reds menjuarai Piala FA, Piala Liga Inggris, dan Community Shield. 

Sayangnya, cedera mulai berdampak terhadap karier Thiago di Liverpool. Ia mengalami masalah hamstring pada akhir 2022. Setelah pulih, ia kembali diterpa cedera pada Februari 2023. Kali ini, masalah pinggul yang menghampirinya. Sempat dinyatakan fit ketika awal April, ia harus menepi lagi pada akhir bulannya. Cedera ini membuatnya absen selama 281 hari. 

Thiago dinyatakan pulih pada 2 Februari 2024. Ia terlibat dalam laga kontra Arsenal dan bermain selama 5 menit. Sayangnya, laga tersebut menjadi yang terakhir baginya berseragam Liverpool. Cedera pinggulnya kembali kambuh dan membuat musimnya berakhir. Setelah 4 tahun berada di Anfield, ia meninggalkan tim usai kontraknya habis pada musim panas 2024.

Thiago telah membuktikan sebagai salah satu gelandang top di dunia. Meski lahir di Italia dan besar bersama orang tua Brasil, ia memilih membela Spanyol di level internasional sejak usia muda. La Furia Roja beruntung pernah memiliki pemain bertalenta sepertinya. 

Total, sebanyak 46 caps dengan kontribusi 2 gol dan 9 assist berhasil dicatatkan Thiago bersama Spanyol. Meski belum mampu membawa La Furia Roja meraih trofi di level senior, kiprahnya bersama tim muda menjadi salah satu yang paling diingat. Ia mempersembahkan 1 gelar juara Euro U-17 dan juga 2 kali meraih Euro U-21. 

Tidak dapat dimungkiri, Thiago merupakan salah satu gelandang kelas dunia yang mampu memanjakan mata. Kemampuan olah bola dan visi bermain yang apik menjadi kelebihannya. Sayangnya, cedera membuatnya mengakhiri karier sepak bolanya lebih cepat. Meski demikian, ia tetap akan dikenang sebagai bintang dunia berkat talenta yang dimilikinya.