Nico Paz, Otak Kreatif di Balik Melesatnya Como di Serie A 2025/2026

- Cesc Fabregas memaksimalkan bakat Nico Paz dengan kecerdasan khas gelandang
- Nico Paz diakui sebagai salah satu pemain muda paling produktif di 5 liga top Eropa
- Berkat performa impresifnya, Nico Paz menarik minat klub besar, termasuk Real Madrid
Nico Paz kini menjadi bintang muda yang ramai diperbincangkan berkat performa apiknya akhir-akhir ini. Puncaknya terjadi pada giornata ketujuh Serie A Italia 2025/2026 ketika Como 1907 mengalahkan Juventus dengan skor 2-0, dengan Paz menyumbang 1 gol dan 1 assist. Berkat penampilan gemilangnya itu, ia meraih penghargaan Player of the Match, sekaligus menjadi penghargaan keempat yang diraihnya dari tujuh laga Serie A.
Kemenangan atas Juventus bukan sekadar tiga poin bagi I Lariani. Ini menjadi tonggak penting bagi kebangkitan tim yang baru saja kembali ke kasta tertinggi setelah lebih dari 2 dekade absen. Sejak dilepas Real Madrid, Paz menjelma sebagai motor serangan tim berkat tangan dingin Pelatih Cesc Fabregas. Dengan performanya saat ini, Los Blancos dikabarkan tertarik untuk mengaktifkan klausul buy-back kepada pemain berusia 21 tahun ini.
1. Cesc Fabregas berhasil memaksimalkan bakat Nico Paz dengan kecerdasan khas gelandang
Kisah kebangkitan Nico Paz di Como 1907 berawal dari keputusan strategis Real Madrid untuk melepasnya pada musim panas 2024. Los Blancos menjual sang pemain kepada Como seharga 6 juta euro (Rp115,4 miliar), tetapi menyertakan klausul buy-back hingga 2027. Keputusan itu diambil karena padatnya lini tengah Madrid yang diisi Jude Bellingham, Federico Valverde, Brahim Diaz, dan Arda Guler, yang membuat peluang bermain bagi Paz sangat terbatas.
Cesc Fabregas melihat potensinya Paz yang tidak dimanfaatkan Madrid. Dengan pengalaman dan pemahaman mendalam soal dinamika lini tengah, ia langsung menghubungi sang pemain dan meyakinkannya untuk bergabung dengan proyek ambisius Como. Dirinya ingin menjadikan Paz pusat kreativitas dalam sistemnya, sementara asistennya, Daniel Guindos, mantan pelatih akademi Real Madrid yang mengenal Paz sejak kecil, menjadi figur penting dalam proses adaptasi sang pemain.
Filosofi permainan Fabregas yang berfokus kepada penguasaan bola, progresi vertikal, dan koneksi antarlini terbukti selaras dengan karakter Nico Paz. Gelandang muda asal Argentina itu mampu beradaptasi cepat di Serie A dengan menampilkan ketenangan dalam tempo tinggi serta pemahaman taktik yang matang. Dalam waktu singkat, ia berubah dari pemain Castilla menjadi pengatur ritme permainan berkat kepercayaan dan kebebasan berimprovisasi yang diberikan Fabregas.
2. Nico Paz diakui sebagai salah satu pemain muda paling produktif di 5 liga top Eropa
Secara taktik, Nico Paz menempati posisi gelandang serang dalam formasi 4-2-3-1 milik Cesc Fbregas. Ia beroperasi di antara lini tengah dan lini depan, sering bergerak bebas di area half-space kanan untuk membuka ruang dan mengarahkan serangan dengan kaki kirinya yang tajam. Dalam sistem ini, Maximo Perrone dan Sergi Roberto berperan sebagai poros ganda yang memastikan suplai bola lancar menuju area berbahaya tempat Paz beroperasi.
Statistik The Guardian mencatat, Paz merupakan pemain muda paling produktif di Serie A Italia 2025/2026. Hingga pekan ketujuh, ia telah berkontribusi dalam 8 dari 9 gol Como dengan 4 gol dan 4 assist, serta menciptakan peluang terbanyak di antara pemain U-21 di lima liga top Eropa. Sementara itu, The Athletic menempatkannya di posisi teratas dalam daftar pemain U-21 di lima liga top Eropa dengan total 34 peluang tercipta sejak awal kariernya di Como.
Keunggulan utama Paz terletak pada kemampuan scanning dan pembacaan ruang. Ia kerap menempatkan diri di antara garis pertahanan dan tengah lawan untuk menerima bola dalam posisi menghadap gawang. Kombinasi visi, kontrol bola, dan ketepatan umpan vertikal membuatnya menjadi penghubung ideal antara lini tengah dan lini depan. Selain itu, ia memiliki akurasi tinggi dalam situasi bola mati, baik melalui umpan silang maupun tembakan langsung.
Gaya bermain Paz mencerminkan perpaduan antara bakat khas Argentina dan efisiensi ala Spanyol. Dari sang ayah, Pablo Paz, ia menurunkan determinasi serta naluri kompetitif yang kuat, sementara pendidikan di akademi La Fabrica membentuk teknik dan kecerdasannya membaca ruang. Banyak pengamat menilai karakternya mirip Martin Odegaard, tetapi dengan gaya yang lebih direct dan berorientasi pada pergerakan menuju kotak penalti.
3. Berkat performa impresifnya, Nico Paz menarik minat klub besar, termasuk Real Madrid
Performa gemilang Nico Paz telah mengubah wajah Como secara menyeluruh. Dari tim promosi yang awalnya diprediksi hanya berkutat di papan bawah, I Lariani kini mampu bersaing di posisi enam besar Serie A setelah menumbangkan Juventus 2-0. Kemenangan itu menjadi bukti konkret efektivitas sistem Cesc Fabregas dan peran sentral Paz sebagai otak serangan.
Kehadiran Paz mengubah identitas Como dari tim reaktif menjadi proaktif dengan pendekatan menyerang berbasis penguasaan bola. Ia menjadi katalis dalam setiap transisi dan pengontrol tempo permainan. Chemistry-nya dengan Maximo Perrone di lini tengah menciptakan koneksi vertikal yang efisien, sementara sinerginya dengan Sergi Roberto di sisi kanan memperkaya variasi serangan. Para pemain senior, seperti Alvaro Morata dan Pepe Reina, pun mengakui kehadiran Paz membawa ketenangan dan kejelasan arah permainan.
Tak heran, sejumlah klub besar menunjukkan minat serius kepada Paz Tottenham Hotspur sempat mengajukan tawaran 70 juta euro (Rp1,346 triliun) pada musim panas 2025, tetapi ditolak Como. Sementara itu, Real Madrid masih memantau melalui klausul pembelian kembali yang berlaku hingga 2027.
Namun, baik Fabregas maupun manajemen Como sepakat, saat ini bukan waktu yang tepat bagi Paz untuk kembali ke Real Madrid. Seperti diungkapkan sumber internal Madrid, jika ia kembali sekarang, ia berisiko kehilangan waktu bermain dan stagnan di bangku cadangan. Di Como, ia justru memiliki ruang untuk tumbuh tanpa tekanan berlebihan.
Dengan bimbingan Fabregas, Paz terus memperkuat aspek-aspek nonteknis seperti rutinitas latihan, mentalitas, dan ketahanan fisik. Ia sudah menunjukkan kedewasaan luar biasa, baik saat berperan sebagai penentu kemenangan maupun ketika menelan kekalahan. Dalam setiap pertandingan, terlihat jelas bagaimana pergerakannya menginspirasi tim, membentuk ritme, dan memberi arah permainan.
Nico Paz bukan sekadar prospek masa depan. Ia menjadi sosok yang sudah mengubah wajah Como di Serie A saat ini. Jika ia terus berkembang di bawah arahan Cesc Fabregas, bukan mustahil namanya akan segera sejajar dengan para maestro lini tengah dunia yang dulu hanya ia tonton di televisi.