Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nicolas Pepe, Berawal dari Kiper Kini Menjelma Jadi Winger Kelas Dunia

Skysports.com

Jakarta, IDN Times - Nama Nicolas Pepe menghiasi media-media ternama Eropa dalam satu bulan terakhir. Performa impresifnya bersama Lille musim lalu di Ligue 1 membuatnya diburu banyak klub top Eropa mulai dari Paris Saint-Germain (PSG), Napoli, Liverpool, hingga Arsenal.

Dan, nama klub yang disebut terakhir ini tampaknya akan jadi yang beruntung bisa memenangkan perburuan pemain Timnas Pantai Gading ini. Dikabarkan oleh BBC hingga Guardian, Arsenal siap menebus winger berusia 24 tahun itu dengan banderol senilai 72 juta paun, nilai yang memecahkan rekor transfer The Gunners kala menebus Pierre-Emerick Aubameyang dari Borussia Dortmund pada Januari 2018 lalu senilai 60 juta paun.

Dan kedatangan Pepe ke liga paling populer di dunia ini memang patut dirayakan karena pemain kelahiran Paris ini punya sederet fakta menarik di balik terjalnya jalan yang ia tempuh untuk ada di titik saat ini.

1. Karier junior sebagai kiper menempa insting predator Pepe di kotak penalti lawan

Twitter/@afcstuff

Siapa sangka, Pepe yang kini dikenal sebagai pemain sayap kidal yang setipe dengan Arjen Robben, awalnya adalah seorang penjaga gawang. Karier sebagai penjaga gawang nyatanya memang dijalani Pepe kala berstatus pemain junior.

Hal itu tak sungkan diungkapkannya dalam wawancara bersama France Football beberapa waktu lalu.

“Saya dulu bermain sebagai kiper semasa masih junior. Untuk beberapa hal, saya tahu bagaimana seorang kiper bereaksi di beberapa situasi. Jadi, ya, saya tahu di mana harus menempatkan bola ketika duel dengan kiper lawan,” jelas Pepe seperti dikutip dari France Football.

Keputusan beralih dari kiper menjadi pemain yang lebih menyerang sendiri dibantu oleh sang ayah, Celestin. Kala itu, sang ayah yang bekerja sebagai sipir penjara, menyadari bahwa bakat sang anak adalah mencetak gol, bukan menghalangi lawan mencetak gol.

Dan itu terbukti musim lalu kala Pepe dan Lille menggila, termasuk saat menggilas PSG dengan skor 5-1, lalu finis sebagai peringkat dua di klasemen akhir, sementara Pepe sanggup cetak 22 gol.

2. Kenakalan remaja yang menempa mentalnya

Twitter/@afcsctuff

Sama seperti remaja lain di belahan dunia mana pun, Pepe kala remaja juga terlibat dalam kenakalan. Salah satu yang membekas di benaknya adalah ketika ia menempa ilmu di akademi Angers SCO.

Kala itu, bersama beberapa kawan akademinya, Pepe dan kolega memakan sebatang coklat di supermarket dan tidak membayarnya. Untung, hal itu tak sampai membuatnya dikeluarkan dari akademi.

”Ketika itu, kami membuat kesalahan yang memalukan. Kami bisa saja ditendang keluar dari klub karena hal itu (memakan coklat). Tapi saya mengambil banyak pelajaran dari pengalaman itu dan itu menempa saya hingga saat ini,” urai Pepe dalam wawanaranya bersama Onze Mondial.

3. Pengaruh dari Marcelo Bielsa hingga Christophe Galtier

dailymail.co.uk

Ya, benar, Pepe adalah satu dari sekian banyak pemain yang beruntung menikmati tempaan dari pelatih ikonik, Marcelo Bielsa. Bielsa yang kini jadi manajer Leeds United ini, memboyong Pepe dari Angers pada awal musim 2017/2018 ketika ia ditunjuk menangani Lille kala itu.

Bielsa melihat bakat dari Pepe yang bersama Angers hanya mencetak 3 gol dari 33 kali bermain pada musim sebelumnya. Walau Bielsa kemudian berseteru dengan manajemen Lille lalu akhirnya hengkang, sang suksesor, Christophe Galtier, meneruskan apa yang dimulai Bielsa kepada sosok Pepe.

Musim debutnya bersama Lille, Pepe mampu menjaringkan 13 gol dan langsung mencuri atensi dunia. Semusim berselang, jumlah 22 golnya di Ligue 1 dalam semusim membuatnya jadi pemain Lille pertama dengan 20 gol lebih dalam semusim setelah Eden Hazard!

Bersama Galtier dan Lille musim lalu, Pepe total menjaringkan 22 gol dan 11 asis, dengan total angka 33 kontribusi gol Lille, membuatnya jadi buruan panas di bursa transfer 2019. Fakta uniknya, Galtier, sang pelatihnya di Lille, adalah sosok yang menempa Aubameyang jadi salah satu penyerang top dunia semasa di Saint-Etienne.

Dan kini, Pepe dan Aubameyang selangkah lagi akan bermain bersama di Arsenal.

4. Kualitas yang akan dibawa Nicolas Pepe ke Premier League

Twitter/@whoscored

Cepat dan tajam, Pepe bisa menjadi senjata mematikan Arsenal yang pada musim 2003/2004, dikenal memiliki serangan balik mematikan yang membuat mereka tak terkalahkan selama satu musim.

Dijuluki sebagai “The Next Arjen Robben”, Pepe memang berkaki kidal dan memiliki kebiasaan cut inside dari sayap kanan untuk mencetak gol melalui kaki kirinya. Kecepatan dan ketajaman itu yang tak dimiliki pemain sayap Arsenal lain macam Alex Iwobi dan Henrikh Mkhitaryan.

Dan menurut sang pemain sendiri, menjadi pemain klinis dan tajam mencetak gol, adalah upayanya menjadi pemain kelas dunia.

“Kini saya sudah paham bahwa untuk berada di level kelas dunia, saya harus klinis saat mendapat peluang dan punya insting membunuh. Itulah yang dimiliki semua pemain hebat dunia saat ini,” ujar Pepe dikutip dari France Football.

Bila Anda masih ragu, silakan tengok pujian dari Jose Fonte, kapten tim Lille, untuk rekan setimnya tersebut.

”Terkadang, saya harus menendang kakinya sampai ia terjatuh untuk menghentikan aksinya. Dengan kualitasnya, ia bisa bermain di mana pun di dunia ini. Ia bisa ke (Real) Madrid, Barcelona, Manchester United atau Manchester City, dan tetap bermain dengan kualitas terbaiknya,” puji Fonte untuk Pepe kala mengisi rubrik Ligue 1 podcast musim lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Isidorus Rio Turangga Budi Satria
EditorIsidorus Rio Turangga Budi Satria
Follow Us