Ogawa dan Fokus Pengembangan Wasit Nasional

- Ogawa dipromosikan menjadi Ketua Komite Wasit PSSI, menggantikan Erick Thohir.
- Erick mendapat teguran dari FIFA karena melakukan rangkap jabatan sebagai Ketum PSSI dan Ketua Komite Wasit.
- PSSI pernah datangkan George Cumming untuk menyusun program pengembangan perwasitan Indonesia.
Jepara, IDN Times - Seorang wasit bak dirigen dalam memandu orkestra. Kepiawaiannya memimpin pertandingan sangat krusial. Sedikit saja salah, nada-nada yang dibawakan bakal sumir.
Alhasil, wasit dinilai sebagai elemen penting dalam pertandingan sepak bola. Kinerjanya jadi penentu kualitas suatu laga. Itulah sebabnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak pernah berhenti meningkatkan kinerja sang pengadil pertandingan.
Demi meningkatkan kualitas wasit, khususnya yang berkaitan dengan kompetisi dalam negeri, PSSI mempromosikan Yoshimi Ogawa, perwakilan dari Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), sebagai Ketua Komite Wasit PSSI yang baru.
Ogawa dipercaya menggantikan Erick Thohir yang selama ini rangkap jabatan sebagai Ketum PSSI dan Ketua Komite Wasit. Bergabung sejak tahun lalu, dia sebelumnya mengemban jabatan sebagai wakil ketua Komite Wasit PSSI.
1. Ogawa sengaja dijadikan wakil lebih dulu

Erick kemudian mengungkapkan alasan kenapa baru memilih Ogawa sekarang, setelah sudah setahun gabung. Menurutnya, Ogawa sudah siap usai sebelumnya membantu di posisi wakil.
"Ogawa kalau tahun pertama jadi komite wasit, stres. Sebab, dia gak tahu landscape sepak bola Indonesia. Makanya saya dampingi," kata Erick saat menyaksikan semifinal Piala Pertiwi 2025 di Suppersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah.
Sebelumnya, Erick memang turun tangan langsung menjadi Ketua Komite Wasit PSSI. Dia memaksakan rangkap jabatan, lantaran posisi tersebut masih riskan, sehingga jika dia sendiri yang menduduki jabatan itu, tak ada yang berani macam-macam.
“Kenapa saya jadi komite wasit? Ya, siapa yang berani ngeroyok saya? Itu kanapa saya jadi Ketua Komite Wasit,” ujar Menteri BUMN tersebut.
2. Erick ditegur FIFA
Hanya saja, Erick tak bisa menduduki dua jabatan strategis itu sekaligus. Dia mendapat teguran FIFA lantaran melakukan rangkap jabatan.
"Tapi, itu pun tahun depan sudah enggak boleh. Sudah diperingatkan FIFA. Enggak ada di seluruh dunia ketua umum jadi komite wasit," beber Erick kepada media.
Menariknya, tak hanya Erick yang harus menanggalkan jabatannya. Beberapa orang juga disebut tersisih dari posisi penting di Komite Wasit, nama yang santer disebut adalah Jimmy Napitupulu dan Purwanto.
Kedua eks wasit itu memang sempat menjadi sorotan dalam pekan-pekan terakhir Liga 1 2024/25. Mereka digantikan Agus Haryono dan Riswanda.
Sebetulnya, langkah Erick memasukkan nama asing dalam susunan Komite Wasit PSSI ini sempat dilakukan di kepengurusan PSSI pada 2018. Saat itu, Ketum Edy Rahmayadi meminta bantuan dari mendatangkan eks Direktur Wasit FIFA, George Cumming.
Pria asal Skotlandia itu bahkan sempat ditugaskan menyusun pengembangan program perwasitan yang diserahkan kepada PSSI. Dia diminta merumuskan suatu program pengembangan dalam rangka mereformasi pengelolaan perwasitan Indonesia.
3. PSSI pernah datangkan Cumming

Dari hasil pengamatan Cumming beberapa tahun silam, ada tiga faktor mendasar yang jadi kelemahan wasit Indonesia. Hal itu terungkap setelah ia menggelar diskusi dengan klub-klub Liga 1 serta Komite dan Departemen Wasit PSSI.
Selain soal komunikasi, bentang geografis Indonesia pun menjadi perhatian Cumming. Menurutnya, wilayah yang terlalu luas membuat program pengembangan wasit jadi terhambat karena distribusi informasi tidak lancar.
“Masalah yang ada di Indonesia adalah jarak. Pergi dari Jakarta ke Papua dan sebaliknya membutuhkan waktu serta jarak tempuh yang jauh, seperti dari Glasgow ke New York,” katanya.