Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Oliver Provstgaard, Atlet Esports yang Kini Bermain di Serie A

ilustrasi stadion sepak bola
ilustrasi stadion sepak bola (IDN Times/Mardya Shakti)
Intinya sih...
  • Oliver Provstgaard mulai bermain eSports saat cedera ACL menghentikan kariernya di lapangan hijau
  • Setelah memenangkan eChampions League, ia memilih pensiun sebagai atlet eSports dan kembali ke sepak bola profesional
  • Provstgaard bergabung dengan Lazio di Serie A dan mengenakan nomor punggung 25 yang sebelumnya digunakan oleh Ciro Immobile

Ketika dunia esports dan sepak bola jarang bersinggungan secara langsung, nama Oliver Provstgaard muncul sebagai jembatan yang menyatukan keduanya. Pemuda asal Denmark itu tidak hanya menorehkan kisah sukses di dunia maya, tetapi juga membuktikan dirinya sebagai talenta nyata di lapangan hijau. Kisahnya menjadi bukti tekad dan kesungguhan bisa melampaui batas dunia digital dan menembus panggung profesional Eropa.

Lahir di Vejle, Denmark, dan besar bersama klub lokal, Provstgaard awalnya dikenal sebagai bek muda potensial yang sempat mencicipi tim senior. Namun, cedera berat membuatnya tertinggal dalam perlombaan menuju debut profesional. Di tengah keterbatasan fisik, ia justru menemukan cara lain untuk bersinar melalui konsol game yang selama ini menjadi hiburan sambil lalu.

1. Oliver Provstgaard memulai karier di dunia esports dalam pemulihan cedera ACL

Oliver Provstgaard lahir di Vejle, Denmark, pada 4 Juni 2003. Sejak kecil, ia telah menunjukkan ketertarikan besar terhadap sepak bola dan bergabung dengan akademi Vejle BK, klub kebanggaan kota kelahirannya. Di sanalah bakatnya sebagai bek tengah mulai diasah secara serius dalam lingkungan yang kompetitif.

Pada Oktober 2020, Provstgaard mengalami momen yang mengubah arah kariernya secara dramatis. Saat membela U-19 Vejle melawan FC Copenhagen, ia terlibat dalam duel udara yang berakhir dengan cedera lutut parah akibat tabrakan dengan kiper lawan. Diagnosa menunjukkan, ia mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL), sebuah kabar buruk yang menghentikan momentum naiknya menuju skuad utama.

Musibah itu datang bertepatan dengan pandemik COVID-19 yang mengganggu semua kompetisi olahraga. Ketika seluruh dunia beradaptasi dengan karantina wilayah, Provstgaard justru memanfaatkan waktu rehat itu untuk menjalani pemulihan dengan penuh fokus. Ia menjalani terapi, mengerjakan tugas sekolah, dan menekuni game FIFA 21 yang sebelumnya hanya ia mainkan secara kasual.

Dorongan datang dari sahabatnya, Emil Skifter, seorang pemain esports profesional yang melihat potensi besar dalam diri Provstgaard. Ia pun mulai berlatih serius dan mengikuti turnamen daring sambil tetap menjalani rehabilitasi fisik. Dalam waktu singkat, ia mencapai peringkat Elite 1 di FUT Champions, sebuah pencapaian yang membuka jalan ke turnamen resmi FIFA tingkat dunia.

2. Berhasil menjuarai eChampions League, Oliver Provstgaard malah pensiun sebagai atlet esports

Pada awal 2021, Oliver Provstgaard resmi tampil dalam eChampions League sebagai peserta dengan nama pengguna OliverPN. Ia memulai sebagai kuda hitam dalam kompetisi yang diikuti 47 pemain terbaik FIFA se-Eropa dan harus melalui babak kualifikasi terlebih dahulu. Meski bukan favorit juara, ia menembus 32 besar dan melaju tanpa kekalahan hingga ke grand final.

Dalam perjalanan menuju gelar juara, Provstgaard mengalahkan pemain-pemain papan atas, seperti Lev Vinken, Mert Altintop, hingga Ethan "EthxnH" Higgins. Pada final, ia bertemu lawan tangguh dari AC Monza, Er_Caccia98, dan menang dengan agregat 3-2 berkat gol penentu dari Neymar Junior yang ia kendalikan di game. Kemenangan ini memberinya hadiah uang tunai sebesar 75 ribu dolar AS (Rp1,2 miliar) dan status juara eChampions League 2021.

Alih-alih memanfaatkan kemenangan itu untuk meniti karier sebagai atlet esports, Provstgaard memilih pensiun dari FIFA profesional hanya sebulan setelahnya. Ia bahkan menolak undangan mengikuti turnamen lanjutan yang bisa membawanya ke eWorld Cup. Provstgaard menyerahkan tempatnya kepada pemain lain bernama TheStrxngeR. Keputusannya dianggap tak masuk akal bagi banyak orang, tetapi bagi Provstgaard, dunia sepak bola nyata tetap menjadi tujuan utama.

Pilihan tersebut menunjukkan karakter Provstgaard yang konsisten dan punya komitmen kuat terhadap impian awalnya. Di tengah sorotan komunitas esports, ia justru memilih untuk kembali ke lapangan dan melanjutkan rehabilitasi agar bisa kembali bermain di dunia sepak bola profesional. Sikap ini menuai pujian dari sesama pemain, komentator, bahkan EA Sports, yang menyebutnya sebagai kisah underdog paling luar biasa sepanjang sejarah eChampions League.

3. Oliver Provstgaard mengenakan nomor punggung yang sebelumnya dikenakan Ciro Immobile

Setelah pulih sepenuhnya dari cedera, Oliver Provstgaard kembali memperkuat Vejle pada 2021/2022 dan tampil penuh dalam laga debutnya melawan Odense pada April 2022. Perlahan, tetapi pasti, ia menancapkan posisi sebagai bek andalan klub dan mencatatkan lebih dari 90 penampilan hingga awal 2025. Di tengah kondisi klub yang sempat berjuang menghindari degradasi, ia bahkan dipercaya menjadi kapten Timnas U-21 Denmark yang menunjukkan kualitas kepemimpinannya pada usia muda.

Musim 2023/2024 menjadi titik balik besar dalam kariernya. Ia bermain tiap menit pertandingan liga untuk Vejle dan mencatat sejumlah penampilan gemilang bersama duetnya, Raul Albentosa. Kontribusinya membawa Vejle bertahan di Superliga dan dirinya meraih Young Player of the Month pada Februari 2024. Pada saat menerima penghargaan itu, ia mengenakan jersey vintage SS Lazio sebagai bentuk kecintaannya sejak kecil terhadap klub tersebut.

Mimpi masa kecilnya kemudian menjadi kenyataan. Pada Januari 2025, Lazio merekrutnya secara resmi dari Vejle dan mengikatnya dengan kontrak hingga 2029. Ia langsung mengenakan nomor punggung 25, nomor yang sebelumnya digunakan legenda klub, Ciro Immobile. Hingga pertengahan 2025, ia telah menjalani dua laga sebagai pemain pengganti dan membantu Lazio meraih kemenangan penting atas Empoli dan Atalanta.

Meski menit bermainnya masih terbatas, banyak pihak memproyeksikan Provstgaard sebagai calon bek utama masa depan Timnas Denmark. Kemampuannya dalam duel udara, kecerdasan membaca permainan, serta pengalaman sebagai pemimpin membuatnya digadang-gadang akan menjadi kapten nasional berikutnya. Seorang pemain yang lahir dari cedera, tumbuh dari konsol game, dan kini bersiap untuk merebut panggung besar Eropa.

Di tengah dunia sepak bola modern yang penuh dengan keajaiban instan, kisah Oliver Provstgaard menjadi pengecualian yang menginspirasi. Ia menunjukkan, impian besar bisa diraih, bahkan ketika awal perjalanannya berasal dari sofa dan sebuah stik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us