Para Manajer Sepak Bola Ternama dari Kelas Pekerja

Jock Stein adalah manajer kenamaan asal Skotlandia yang berasal dari kelas pekerja. Semasa masih jadi pemain, Stein juga bekerja sebagai penambang emas, sebelum akhirnya betul-betul jadi pesepak bola profesional ketika bermain di Wales bersama Llanelli Town.

Karakter Stein yang berasal dari kelas pekerja ini terbawa saat menjadi manajer. Kesuksesan pun ia dapat kala menukangi Glasgow Celtic, yang sekarang menjadi Celtic FC. Total 10 gelar Liga Skotlandia, delapan gelar Piala Skotlandia, dan enam gelar Piala Liga Skotlandia ia boyong ke Celtic.

Puncaknya, pada 1966-1967, Celtic mampu meraih gelar European Cup (setara Liga Champions saat ini). Ketika itu, mereka sukses menundukkan Inter Milan-nya Helenio Herrera dengan skor 2-1. Ini jadi satu-satunya gelar Liga Champions yang didapat Celtic.

Berbeda dengan Stein yang memang pernah jadi pekerja, Brian Clough tumbuh dari keluarga yang merupakan kelas pekerja. Orang tuanya adalah pekerja di toko permen dan manisan. Dari didikan orang tuanya, mental kelas pekerja tumbuh dalam diri Clough.

Terlepas dari kariernya yang memang dipenuhi kontroversi, terutama saat menangani Derby County dan Leeds United, pada akhirnya Clough dikenal sebagai manajer yang bersinar bersama Nottingham Forest. Dia sukses membawa Forest ke level yang lebih tinggi.

Puncaknya, Clough mampu membawa Forest memenangi dua gelar European Cup secara beruntun, serta membawa Forest memenangi gelar First Division pada 1977/1978. Hingga akhirnya pada 1993, karier manajerialnya bersama Forest usai sudah.

Bagi para fans Liverpool, nama BIll Shankly adalah legenda. Meski ia berasal dari Skotlandia, jauh dari tanah Liverpool, ia adalah dewa di Merseyside. Ia adalah sosok yang sukses mengangkat Liverpool dari ketiadaan menuju kejayaan.

Jiwa pekerjanya yang berasal dari daerah tambang tempat ia dilahirkan, membuatnya jadi sosok yang karismatik, namun beretos kerja baik serta memiliki solidaritas yang bagus. Shankly sukses menanamkan fondasi mental juara ke dalam skuat Liverpool.

Bersama Liverpool, ia merengkuh gelar Football League sebanyak tiga kali, dua gelar Piala FA, serta satu gelar UEFA Cup. Sayang, Shankly gagal membawa Liverpool meraih European Cup selama masa kepelatihannya.

Sama seperti Shankly di Liverpool, sosok Matt Busby adalah legenda di Manchester United. Namun, kisah yang ia alami di United benar-benar mencerminkan bahwa ia adalah sosok dengan mental pekerja yang tangguh. Lingkungan tambang membuatnya punya mental semacam itu.

Busby pernah memiliki skuat andalan bernama Busby Babes. Sepanjang periode 1957 hingga 1958, ia memiliki skuat penuh talenta, hingga akhirnya tragedi Muenchen menghilangkan skuat tersebut. Ia sempat jatuh, namun akhirnya mampu bangkit kembali.

Selepas 1958, ia membangun lagi skuat United dengan nama-nama macam Denis Law, Harry Gregg, dan tentunya si flamboyan dari Irlandia Utara, George Best. Alhasil, ia mampu membawa United menjuarai European Cup (Liga Champions era tersebut) pada 1967/68, sekaligus jadi gelar Liga Champions pertama United.

Nama ini tentu sudah tidak asing di telinga para pencinta Manchester United. Datang sebagai sosok yang tak dikenal ke United pada 1986, ia mampu membangun dinasti yang bertahan sampai 25 tahun lamanya. Itu semua karena latar belakangnya yang berasal dari kelas pekerja.

Sejak kecil, Ferguson sudah terbiasa dengan aroma pekerja, karena lahir dari keluarga pembuat kapal. Mental khas pekerja ini yang membuat Ferguson menjadi sosok yang kuat, dan itu ditunjukkan selama 25 tahun masa kepemimpinannya di United.

Sederet gelar sukses Fergie--sapaan akrab Ferguson--sumbangkan untuk 'Iblis Merah', mulai dari 13 trofi Liga Inggris, lima trofi Piala FA, hingga dua trofi Liga Champions. Namanya diagungkan di Old Trafford hingga dipakai sebagai nama salah satu tribune di sana.