5 Pelatih Caretaker Paling Sukses di Liga Premier Inggris

Ole Gunnar Solskjaer akhirnya resmi dipilih oleh Manchester United sebagai caretaker pasca dipecatnya Jose Mourinho beberapa hari yang lalu. Bagi kalian yang tidak tahu apa itu caretaker, caretaker sendiri bisa diasumsikan sebagai manajer atau pelatih sementara untuk sebuah klub, pasca sepeninggal manajer atau pelatih utamanya.
Dalam beberapa kasus, caretaker yang berhasil membawa perubahan baik, berakhir dipermanenkan dan diberi kontrak untuk jadi pelatih utama. Di Liga Premier sendiri, hal semacam ini sering terjadi, dimana beberapa diantaranya berhasil mengembalikan performa klub yang mereka latih. Berikut 5 caretaker yang sukses di Liga Premier.
1.Guus Hiddink (Chelsea)

Guus Hiddink telah dipilih sebanyak dua kali oleh Chelsea sebagai caretaker dalam dua periode yang berbeda. Yang pertama, ia dipilih untuk menggantikan Filipe Scolari yang sempat membuat Chelsea tertahan di peringkat 4. Dalam kesempatan itu, Hiddink membuktikan kemampuannya dengan membawa Chelsea finish di peringkat 3 dan menjuarai Piala FA.
Sementara periode selanjutnya terjadi di tahun 2015, pasca Chelsea memecat Jose Mourinho. Kala itu, Hiddink sukses membawa Chelsea melewati 12 pertandingan tanpa terkalahkan secara beruntun, sekaligus berhasil menaikkan Chelsea ke peringkat 10, setelah sebelumnya terdampar bersama Mourinho di peringkat 16.
2.Craig Shakespeare (Leicester City)

Pada Februari 2017, Claudio Ranieri akhirnya resmi dipecat dari kursi kepelatihan Leicester City, setelah serangkaian hasil buruk di musim 2016/17 dan peringkat ke-17 yang tentunya sangat mengkhawatirkan. Ia digantikan oleh asisten pelatihnya yaitu Craig Shakespeare yang secara mengejutkan, berhasil meningkatkan performa The Foxes.
Di pertandingan pertamanya sebagai seorang caretaker, Shakespeare berhasil membawa Leicester menang atas Liverpool dengan skor 3-1. Hasil positif tersebut menjadi awal bagi 5 pertandingan tak terkalahkan Leicester selanjutnya, yang juga membantu Leicester untuk naik ke peringkat 10.
Di akhir musim, Shakespeare dikontrak sebagai pelatih permanen selama tiga musim, sebelum dipecat tiga bulan kemudian.
3. Di Matteo (Chelsea)

Untuk saat ini, Di Matteo bisa dibilang merupakan caretaker paling sukses di seluruh Eropa. Bagaimana tidak? setelah menggantikan Andre Villas-Boas yang dipecat Chelsea pada Maret 2012, Di Matteo langsung memberikan dampak positif dengan mempersembahkan trofi Liga Champions kepada Chelsea, setelah berhasil mengalahkan Bayern Munich di final lewat babak adu penalti.
Tak sampai situ saja, Di Matteo juga sukses membawa Chelsea meraih Piala FA dengan menaklukkan Liverpool dengan skor 3-1 di final. Tentu, raihan membanggakan ini langsung berhadiah kontrak permanen bagi dirinya, yang sayangnya tidak bertahan lama. Beberapa bulan kemudian, Di Matteo akhirnya dipecat setelah serangkain hasil buruk yang tidak bisa dimaafkan.
4.Kenny Dalglish (Liverpool)

Setelah pensiun untuk beberapa musim, legenda hidup Liverpool yaitu Kenny Dalglish akhirnya kembali dipanggil oleh manajemen The Reds untuk menggantikan Roy Hodgson yang hanya mampu menenggalamkan Liverpool ke peringkat 12. Ditangannya, Liverpool berhasil memenangi 10 dari 18 pertandingan terakhir mereka di EPL dan mulai merangkak naik ke klasemen atas sebelum akhirnya finish di peringkat 6, di akhir musim.
Dalglish juga melakukan sebuah pergerakan menakjubkan dengan menjual Fernando Torres ke Chelsea, lalu menggunakan uang hasil penjualannya untuk membeli Luis Suarez, yang mungkin jadi salah pembelian tersukses bagi Liverpool sejauh ini.
5.Glenn Roeder (Newcastle United)

Di pertengahan musim 2005/16, Newcastle sempat mengalami keterpurukan dengan 6 pertandingan tanpa kemenangan secara beruntun. Untungnya, kedatangan Glenn Roeder sebagai caretaker pengganti Graeme Souness, menghasilkan sebuah perubahan yang sangat signifikan.
5 pertandingan awal yang Newcastle dibawah kendalinya, berjalan dengan sangat baik, dimana 4 pertandingan diantaranya menghasilkan sebuah kemenangan. Semua itu menjadi semakin manis, setelah Newcastle finish di peringkat ke-7 di akhir musim dan mendapatkan tempat di kompetisi EUFA Intertoto Cup.
Maka sama seperti caretaker sukses lainnya, Roeder juga mendapatkan posisi permanen sebagai pelatih.