6 Pemain Keturunan Indonesia di Premier League 2025/2026

Tijjani Reijnders resmi bergabung dengan Manchester City pada Juni 2025 dengan kontrak hingga 2030. Pemain berusia 27 tahun itu memiliki keturunan Indonesia dari sang ibu yang berdarah Maluku dengan marga Lekatompessy. Ia merupakan kakak dari Eliano Reijnders yang telah melakoni debut bersama Timnas Indonesia pada Oktober 2024 melawan Bahrain.

Reijnders didatangkan ke Etihad Stadium dengan mahar 46,3 juta pound sterling (Rp1,016 triliun) yang diproyeksikan sebagai regenerasi lini tengah Manchester City. Di Timnas Belanda, ia telah mengantongi 23 caps dan 4 gol. Pada laga debutnya di Premier League melawan Wolverhampton Wanderers, Reijnders langsung mencetak 1 gol dan 2 assist hingga dinobatkan sebagai Player of the Match.

Ian Maatsen bergabung dengan Aston Villa pada Juli 2024 setelah menuntaskan masa pinjamannya di Borussia Dortmund. Pemain berusia 23 tahun yang berposisi sebagai bek kiri itu memiliki keturunan Indonesia melalui sang ibu dengan garis keluarga yang berasal dari Jawa. Ia kini terikat kontrak jangka panjang hingga 2030.

Statistik kariernya menunjukkan konsistensi yang mengesankan. Maatsen telah tampil 280 kali di berbagai level klub dengan torehan 16 gol dan 23 assist. Di Premier League sendiri, ia mencatatkan 41 penampilan dengan 1 gol dan 2 assist. Adaptasi cepatnya di Villa Park membuatnya menjadi salah satu aset berharga bagi Pelatih Unai Emery.

Joel Veltman, pemain Brighton & Hove Albion mengakui ia memiliki keturunan Indonesia dari nenek pihak ibunya. Ia juga pernah menyatakan ketertarikannya untuk membela Timnas Indonesia. Namun, keinginannya terhalang aturan karena ia sudah lebih dulu tampil 28 kali bersama Timnas Belanda.

Musim 2025/2026 menjadi musim kelima Veltman bersama Brighton. Meski telah menginjak 33 tahun, pengalamannya tetap dianggap penting untuk membimbing para pemain muda The Seagulls. Dengan kontrak yang berlaku hingga Juni 2026, ia diharapkan mampu menyumbangkan kedewasaan serta kepemimpinan yang kuat di dalam ruang ganti.

Kenny Tete menjadi bagian penting dari Fulham sejak bergabung pada September 2020 dari Olympique Lyon. Bek kanan berusia 29 tahun ini memiliki darah Indonesia dari garis ibunya yang berasal dari Nias, Indonesia. Pada Juli 2025, ia memperpanjan kontraknya bersama Fulham hingga 2028.

Dengan tinggi 1,80 meter, ia dikenal sebagai bek yang solid baik dalam duel udara maupun permainan bertahan. Hingga pekan pertama Premier League 2025/2026, Tete telah tampil di 122 laga dan mengemas 4 gol dan 10 assist. Pengalamannya bersama Timnas Belanda dengan 14 caps semakin memperkuat kredibilitasnya sebagai salah satu pemain kunci The Cottagers.

Pascal Struijk, bek Leeds United, lahir di Belgia pada 1999 sebelum kemudian pindah ke Belanda saat berusia 3 tahun. Ia memiliki garis keturunan Indonesia dari kakek dan nenek dari pihak ibunya yang pindah ke Eropa pada masa kolonial Belanda. Walaupun memiliki nama belakang yang sama dengan Rafael Struijk, keduanya tidak memiliki ikatan keluarga.

Pascal memperkuat Leeds United sejak Januari 2020 dan masih terikat kontrak hingga 2027. Dengan tinggi 190 cm, ia menjadi sosok yang dominan dalam duel udara. Nilai pasarnya mencapai 18 juta euro (Rp341,1 miliar), yang menjadikannya salah satu pemain Leeds saat ini dengan nilai pasar tertinggi.

Jenson Seelt merupakan salah satu talenta muda yang diproyeksikan Sunderland usai promosi ke Premier League. Pemain kelahiran Ede, Belanda pada 2003 ini memiliki keturunan Indonesia dari kakek dari pihak ibunya. Namanya bahkan sempat disebut sebagai kandidat pemain naturalisasi untuk Timnas Indonesia pada era kepelatihan Shin Tae-yong.

Dengan tinggi 195 cm, Seelt memiliki keunggulan dalam duel udara serta distribusi bola dari lini belakang. Ia tampil sebagai starter pada pekan pertama Premier League 2025/2026 antara Sunderland versus West Ham United. Meskipun timnya berhasil memenangi laga dengan skor 3-0, Seelt harus ditarik keluar pada menit ke-53 akibat cedera.

Kehadiran enam pemain keturunan Indonesia di Premier League 2025/2026 menunjukkan jejak diaspora yang membanggakan. Mereka tidak sekadar nama, tetapi juga simbol talenta dengan akar Indonesia mampu bersinar di panggung terbesar dunia.