Pencapaian Nottingham Forest dalam 7 Musim Bermain di Premier League

Nottingham Forest menghuni posisi ketiga English Premier League (EPL) 2024/2025 yang sudah berlangsung selama 19 pekan. Hasil ini sangat mengejutkan mengingat mereka hampir terdegradasi pada 2023/2024. Nottingham Forest selamat dari turun kasta setelah berakhir di posisi 17 yang merupakan tempat pemungkas zona aman.
Jika mampu mempertahankan posisi saat ini hingga akhir musim nanti, maka Nottingham Forest akan menyamai pencapaian terbaik mereka selama bermain di EPL. Sejak era baru EPL dimulai pada 1992, tim yang bermarkas di The City Ground ini memang pernah berakhir di peringkat ketiga. Itu terjadi pada 1994/1995.
Secara total, 2024/2025 merupakan musim kedelapan Nottingham Forest bersaing di EPL. Seperti apa hasil akhir mereka pada tujuh kesempatan sebelumnya? Berikut ulasan lengkapnya.
1. Jadi juru kunci pada musim perdana (1992/1993)
Nottingham Forest ambil bagian ketika EPL memulai era baru pada 1992/1993. Sayangnya, mereka yang saat itu dilatih oleh Brian Clough hanya bisa mengakhiri musim sebagai juru kunci. Nottingham Forest berada di peringkat ke-22 dengan 40 poin. EPL sendiri diikuti oleh 22 tim hingga 1994/1995.
Jika ditarik ke belakang, ini jadi kali pertama Nottingham Forest kembali merasakan degradasi. Sebelumnya, mereka mengalaminya pada 1971/1972 ketika kompetisi sepak bola tertinggi di Inggris masih bernama First Division. Saat itu, Nottingham Forest juga berakhir di posisi buncit (22).
2. Melesat ke posisi tiga pada 1994/1995
Selain degradasi, Nottingham Forest juga mendapat bencana tambahan dengan pensiunnya Brian Clough pada akhir 1992/1993. Mereka merasakan kehilangan yang luar biasa mengingat Clough sudah memimpin tim mulai pada 1975. Masa depan tim pun tampak suram.
Sebagai gantinya, manajemen menunjuk Frank Clark. Ia adalah mantan pemain yang pernah membela mereka pada 1975 hingga 1978. Keputusan tersebut nyatanya berbuah positif. Pada musim perdananya (1993/1994), Clark langsung bisa membawa Nottingham Forest kembali ke EPL. Mereka sukses menjadi runner-up di First Division. Setelah era baru EPL dimulai, kasta kedua sepak bola di Inggris memang bernama First Division dan baru berganti nama menjadi Championship pada 2004/2005.
Gebrakan dari Clark dan Nottingham Forest tidak berhenti di situ. Ketika kembali bermain di EPL pada 1995/1996, mereka membuat publik terhenyak karena bisa mengakhiri musim di posisi ketiga. Saat itu, Nottingham Forest meraih 77 poin dan duduk di belakang Blackburn Rovers (89 poin) serta Manchester United (88 poin).
3. Merosot ke posisi sembilan pada 1995/1996
Sayangnya, Nottingham Forest tidak bisa mempertahankan performa mereka ketika menjalani musim berikutnya (1995/1996). Masih dilatih oleh Clark, Forest merosot ke posisi sembilan dengan 58 poin. Kepergian Stan Collymore ke Liverpool pada awal musim menjadi salah satu faktor utama.
Ketika Nottingham Forest mencapai peringkat ketiga pada 1994/1995, Collymore menyumbang 22 gol. Jumlah tersebut menempatkannya sebagai top skor keempat EPL pada musim tersebut. Pada 1995/1996, pencetak gol terbanyak Nottingham Forest hanya bisa membuat delapan gol. Mereka adalah Jason Lee, Bryan Roy, dan Ian Woan.
4. Kembali terdegradasi pada 1996/1997
Penurunan performa Nottingham Forest mencapai klimaks pada 1996/1997. Mereka harus kembali terdegradasi setelah menuntaskan musim di posisi terakhir dengan 34 poin. Frank Clark pun dipecat sepekan sebelum Natal tiba.
Setelah meraih kemenangan atas Coventry City pada pekan perdana, Clark gagal mempersembahkan 3 poin dalam 17 pertandingan selanjutnya. Ia digantikan oleh Stuart Pearce. Namun, sebelum musim selesai, Pearce juga dipecat dan digantikan oleh Dave Bassett.
5. Langsung terdegradasi setelah promosi (1998/1999)
Seperti pengalaman sebelumnya, Nottingham Forest langsung kembali promosi ke EPL setelah bermain semusim di First Division. Bassett yang masih melatih Forest bahkan mampu melebihi pencapaian Clark ketika terakhir kali bermain di kompetisi kasta kedua. Forest berhak untuk bermain di EPL 1998/1999 berkat menjadi juara di First Division 1997/1998.
Naas, kejayaan tersebut berlangsung sesaat. Nottingham Forest tidak bisa bersaing di EPL 1998/1999. Mereka langsung kembali terdegradasi karena lagi-lagi menjadi juru kunci. Bassett hanya bisa membawa timnya meraih 7 kemenangan dan 9 keimbangan. Mereka menelan kekalahan sebanyak 22 kali, terbanyak di antara tim lain.
6. Kembali promosi setelah 23 tahun (2022/2023)
Nottingham Forest butuh waktu yang sangat lama untuk bisa kembali merasakan bermain di EPL. Mereka baru mencicipinya 23 tahun kemudian atau pada 2022/2023. Nottingham Forest mendapat tiket promosi lewat babak play-off di Championship musim sebelumnya (2021/2022).
Sebagai pendatang baru, Nottingham Forest yang saat itu dilatih oleh Steve Cooper tidak terlepas dari ancaman degradasi. Namun, pada akhirnya, mereka mampu selamat. Nottingham Forest mengakhiri EPL 2022/2023 di posisi 16 dengan 38 poin.
7. Berakhir di posisi 17 meski mendapat hukuman pengurangan poin pada 2023/2024
Nottingham Forest hampir terdegradasi pada 2023/2024. Mereka bisa tetap bermain di EPL pada musim ini karena mengakhiri musim sebelumnya di posisi 17. Sebetulnya, ini merupakan sebuah pencapaian yang hebat. Pasalnya, pada 2023/2024, Nottingham Forest mendapat hukuman pengurangan poin sebanyak empat poin. Pada Maret 2024, EPL memutuskan mereka melanggar aturan finansial. Nottingham Forest mengajukan banding, tetapi ditolak.
Pencapaian Nottingham Forest di EPL 2024/205 kemudian mengejutkan banyak pihak. Ini merupakan buah dari proses yang sudah dijalani sejak musim sebelumnya. Pada Desember 2023, manajemen memilih untuk memecat Steve Cooper dan menggantinya dengan Nuno Espirito Santo.
Sejak saat itu, sosok asal Portugal tersebut sukses menghadirkan peningkatan bagi tim yang terbentuk pada 1865 ini. Namun, mereka tidak boleh terlena. Musim 2024/2025 masih menyisakan banyak pertandingan. Nottingham Forest tentu tidak ingin kesempatan untuk bisa bermain di kompetisi Eropa pada musim depan menghilang begitu saja.