Kiprah Tim Promosi pada Paruh Musim Premier League 2024/2025

English Premier League 2024/2025 menyajikan persaingan sengit. Tak hanya di papan atas, tim-tim di papan tengah dan papan bawah juga bersaing ketat hingga pertengahan musim. Tim-tim yang berstatus promosi pun benar-benar merasakan kerasnya persaingan tersebut.
Sebagai tim promosi, Leicester City, Ipswich Town, dan Southampton susah payah berjuang pada paruh musim pertama EPL 2024/2025. Pergerakan mereka pada bursa transfer sebelum kompetisi bergulir pun tampak belum membuahkan hasil maksimal. Lalu, seperti apa kiprah tiga tim promosi pada paruh musim EPL 2024/2025? Berikut ulasannya!
1. Ipswich Town tercecer di peringkat ke-18 meski beberapa kali tampil mengejutkan
Ipswich Town tampil mengesankan di EFL Championship 2023/2024. Berstatus sebagai tim promosi, mereka meraih satu tiket untuk promosi ke EPL 2024/2025. Di bawah asuhan Kieran McKenna, mereka finis di peringkat kedua dengan torehan 96 poin.
Untuk mampu tampil kompetitif di EPL 2024/2025, klub berjuluk The Tractor Boys ini kemudian bergerak aktif dan menggelontorkan dana yang tidak sedikit pada musim panas 2024. Salah satu pemain yang diboyong ke Portman Road ialah Liam Delap. Dirinya direkrut dari tim junior Manchester City dengan dana sebesar 17,8 juta euro atau Rp301 miliar.
Berbagai hal yang telah diupayakan Ipswich Town untuk tampil kompetitif di EPL 2024/2025 belum berbuah manis. Hingga pertengahan musim, mereka masih tercecer di zona degradasi (peringkat 18) dengan torehan 15 poin. Dari total 19 laga, Sam Morsy dan kolega mencatatkan 3 menang, 6 imbang, dan 10 kalah.
Meski belum tampil maksimal, Ipswich Town mampu menghadirkan beberapa kejutan. Salah satunya ialah saat mereka meraih tiga poin di kandang Tottenham Hotspur pada pekan kesebelas, Minggu (10/11/2024). Sammie Szmodics dan Liam delap menjadi pencetak gol bagi The Tractor Boys dalam duel tersebut.
2. Pergantian pelatih yang dilakukan Leicester City belum berbuah manis
Leicester City hanya butuh waktu selama semusim untuk kembali ke kasta teratas Inggris. Di Championship 2023/2024, mereka berhasil finis sebagai pemuncak klasemen. The Foxes meraih total 97 poin dari hasil 31 menang, 4 imbang, dan 11 kalah.
Sayangnya, capaian apik tersebut harus dibayar dengan hengkangnya sang pelatih, Enzo Maresca, ke Chelsea. Pihak klub kemudian menunjuk Steve Cooper untuk mengisi kursi kepelatihan yang ditinggal oleh Maresca. Ia diikat kontrak berdurasi 3 musim.
Kebersamaan Cooper dengan The Foxes harus berakhir lebih cepat. Karena rentetan hasil buruk, ia dipecat pada November 2024. Ruud van Nistelrooy kemudian didatangkan untuk menggantikannya.
Hingga pertengahan musim, Leicester City masih berjuang untuk tampil kompetitif di EPL 2024/2025. Dari total 19 laga, Jamie Vardy dan kolega meraih 14 poin dari hasil 3 menang, 5 imbang, dan 11 kalah. Dengan torehan tersebut, mereka berada di peringkat 19.
3. Southampton finis sebagai juru kunci pada paruh musim
Southampton menjadi tim promosi dengan performa terburuk pada paruh musim EPL 2024/2025. Sejauh ini, mereka berada di peringkat terbawah. Dari total 19 laga, klub berjuluk The Saints meraih total 6 poin dari hasil 1 menang, 3 imbang, dan 15 kalah.
Satu-satunya tim yang berhasil dikalahkan Southampton ialah Everton. Itu terjadi pada pekan kesepuluh, Sabtu (2/11/2024). Adam Armstrong menjadi pahlawan kemenangan The Saints dengan mencetak satu-satunya gol dalam duel tersebut.
Performa buruk tersebut lantas membuat pihak klub mengambil sebuah sikap. Menjelang paruh musim, mereka memutuskan untuk memecat Russell Martin sebagai pelatih. Mulai 23 Desember, Jack Stephens cs dilatih oleh mantan pelatih AS Roma, Ivan Juric.
Sebelumnya, Southampton berhasil promosi ke EPL dengan penuh perjuangan. Di Championship 2023/2024, The Saints finis di peringkat keempat dengan torehan 87 poin. Mereka kemudian meraih satu tiket promosi setelah melewati adangan West Bromwich Albion dan Leeds United di babak playoff.
Tiga tim promosi merasakan kerasnya persaingan pada paruh musim pertama EPL 2024/2025. Tiga klub tersebut menduduki posisi terbawah klasemen sementara. Dua pelatih bahkan telah diberhentikan dari jabatannya karena performa yang tak kunjung membaik. Menarik untuk dinantikan apakah mereka mampu bangkit dan tampil lebih baik pada paruh musim kedua.