Profil Peserta Piala Asia 2019: Grup D, Menanti Kejutan Vietnam

Iran boleh saja menelurkan talenta-talenta muda mejanjikan setiap tahunnya. Namun, capaian timnas mereka tergolong masih jalan di tempat. Terakhir kali Tim Melli ditahbiskan sebagai juara Asia yakni pada tahun 1976, saat menjadi tuan rumah.

Setelahnya? Langkah mereka selalu terhentu pada tiga edisi terakhir, sedang laju terjauh mereka adalah di 2004 sebagai juara tiga. Masih di bawah kendali Carlos Queiroz, salah satu sosok ternama dalam kancah sepak bola Eropa, publik masih menaruh rasa percaya dengan kemampuan eks juru latih timnas Portugal itu.

Di tahun ketujuh sebagai pelatih Iran, Queiroz telah menemukan formula yang pas. Tengoklah catatan dari 2018, 9 dari 15 laga internasional berakhir dengan kemenangan. Dua tim langganan Piala Dunia, Portugal dan Venezuela, bahkan sukses dipaksa imbang.

Selain itu, Queiroz agaknya terbantu dengan kualitas para pemain di tanah perantauan. Contohnya bek Morteza Pouraliganji (Eupen), gelandang serang Alireza Jahanbakhsh (Brighton & Hove Albion), ditambah ujung tombak Karim Ansarifard (Nottingham Forest). Mereka kian padu dengan beberapa talenta Persian Pro Liga seperti kiper Alireza Beiranvand, palang pintu Ehsan Hajsafi, termasuk si kapten tim Mashoud Shojaei.

Timnas Irak memang kesulitan dengan sanksi larangan menggelar pertandingan internasional di negeri sendiri. Namun itu bukanlah rintangan penghalang menuju prestasi. Tengoklah Piala Asia 2015 silam saat mereka keluar sebagai juara empat.

Konsistensi, itu yang diperlihatkan Para Singa Mesopotamia sepanjang 7 edisi pesta sepak bola tingkat benua secara beruntun. Mereka acapkali lolos ke fase gugur tanpa kesulitan berarti. Catatan ciamik tersebut coba dipertahankan oleh pelatih anyar Srecko Katanec saat duduki jabatan pelatih September silam.

2018 agaknya jadi tahun sulit. Basim Qasim bahkan dipecat lantaran hasil kurang maksimal sejak Januari (2 kali menang, 3 imbang, sekali kalah). Usai diambil alih oleh si juru latih berpaspor Slovenia, grafik permainan perlahan kembali menukik.

Secara umum, timnas Irak tetap andalkan talenta yang merumput di luar negeri. Seperti bek sayap Ali Adnan Kadhim (Atalanta, Italia), gelandang kanan Ahmed Yasin (Al-Khor, Qatar), gelandang serang Humam Tariq (Esteghlal, Iran) serta striker Ayman Hussein (CS Sfaxien, Tunisia). 

2018 jadi tahun emas sepak bola Vietnam. Keberhasilan Timnas U-23 lolos ke final Piala Asia U-23 dan meraih juara empat Asian Games kian lengkap berkat trofi supremasi Piala AFF. Momentum yang sempat hilang sekian lama kembali digenggam.

Park Hang-seo layak disebut sebagai otak di balik kebangkitan Golden Dragons. Hanya dalam tempo dua tahun sejak ditunjuk pada 2017, permainan kilat nan taktis dari kaki ke kaki milik Que Ngoc Hai beserta kolega kian mengerikan. Apalagi keputusannya untuk menambah jumlah pemain muda di tim senior terbukti jitu.

Tengoklah catatan mereka tahun lalu. Mereka hanya menderita sepasang kekalahan dari 14 partai uji coba. 8 laga berhasil disapu bersih, sementara empat sisanya berakhir imbang (termasuk hasil 1-1 kontra Korea Utara).

Menilik komposisi skuat, Vietnam diisi oleh mayoritas penggawa tim U-23. Hanya ada 5 sosok senior dari total 23 pemain yang diboyong ke Dubai. Sejumlah darah muda kian mantap tempati pos-pos penting. Ada Bui Tien Dung sebagai palang pintu, Luong Xuan Truong nyaman bertandem dengan Nguyen Trong Hoang sang senior di lini tengah, serta Nguyen Cong Phuong sebagai ujung tombak.

Situasi sulit untuk timnas Yaman. Sejak perang sipil melanda tiga tahun silam, seluruh kegiatan sepak bola negeri di selatan Jazirah Arab tersebut terpaksa vakum. Sejumlah fasilitas pendukung bahkan hancur akibat rudal kiriman.

Bukan berarti tim nasional mereka hilang ditelan bumi. The Happy Yemen (Ya, itu julukan mereka) masih eksis dan tersenyum kendati harus "mengungsi" ke Qatar. Jadi musafir tak halangi mereka menyegel satu tiket Piala Asia 2019. Sayang, persiapan mereka terbilang sangat minim.

Sang pelatih, Jan Kocian (eks-pelatih timnas Slovakia), harus menerima kenyataan jika jumlah jadwal Alaa Al-Sasi cs sepanjang 2018 hanya hitungan jari. Dari empat partai, hanya satu yang berhasil dimenangi. Tiga sisanya berakhir negatif.

Tak banyak informasi bisa digali perihal kekuatan Yaman. Tetapi yang jelas, Kocian masih memboyong para pemain yang saat ini merumput di liga-liga wilayah Timur Tengah. Ada bek senior Mohammed Fuaad Omar, sinergi gelandang Hussein Ahmed Al-Ghazi dan Ahmed Al-Haifi, ditambah ujung tombak Emad Mansoor Tawfiq.

Berikut ini jadwal lengkap pertandingan Grup D Piala Asia 2019 :

Senin 7 Januari 2019 :

• Iran vs Yaman, Stadion Mohammed bin Zayed - Abu Dhabi, 23:00 WIB

Selasa 8 Januari 2019 :

• Irak vs Vietnam, Stadion Zayed Sports City - Abu Dhabi, 20:30 WIB

Sabtu 12 Januari 2019 :

• Vietnam vs Iran, Stadion Al Nahyan - Abu Dhabi, 18:00 WIB
• Yaman vs Irak, Stadion Sharjah - Sharjah, 20:30 WIB

Rabu 16 Januari 2019 :

• Vietnam vs Yaman, Stadion Hazza bin Zayed - Al Ain, 23:00 WIB
• Iran vs Irak, Stadion Al Maktoum - Dubai, 23:00 WIB.