Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil Romano Mussolini, Cicit Benito Mussolini yang Mentas di Serie A

potret Olimpico Stadium, markas Lazio (unsplash.com/@liammckay)
potret Olimpico Stadium, markas Lazio (unsplash.com/@liammckay)
Intinya sih...
  • Romano Mussolini, cicit Benito Mussolini lahir di Roma pada 27 Januari 2003
  • Memulai karier dari akademi AS Roma, Romano telah 3 kali dipinjamkan dari Lazio sebelum bergabung dengan US Cremonese
  • Meskipun memiliki nama yang kontroversial, Romano fokus membuktikan diri sebagai atlet profesional dan menolak terlibat dalam politik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Serie A Italia 2025/2026 kedatangan sosok pemain dengan nama yang cukup dikenal publik Italia. Bukan semata karena aksinya di lapangan, melainkan karena latar belakang keluarganya. Romano Mussolini, cicit dari mantan pemimpin fasis Italia, Benito Mussolini, akan tampil di kasta tertinggi sepak bola Italia. Ia bergabung dengan US Cremonese, klub promosi ke Serie A, dengan status pinjaman dari Lazio.

Di tengah sorotan media yang sering mengaitkannya dengan masa lalu keluarganya, Romano terus berusaha membangun reputasinya sebagai atlet. Namanya mulai dikenal di berbagai divisi sepak bola Italia, dari tim junior hingga klub Serie A. Ia menolak untuk dibatasi persepsi publik dan memilih untuk menunjukkan jati dirinya melalui sepak bola.

1. Romano Mussolini mewarisi garis keturunan Benito Mussolini melalui ibunya

Romano Benito Floriani Mussolini lahir di Roma, Italia, pada 27 Januari 2003. Ia merupakan anak dari pasangan Alessandra Mussolini, mantan anggota Parlemen Italia dan Eropa dari partai Forza Italia, serta Mauro Floriani, seorang perwira kepolisian. Kakek dari ibunya, Benito Mussolini, merupakan pemimpin fasis Italia yang menjabat sebagai Perdana Menteri pada 1922--1943.

Nama belakang Mussolini tentu saja tidak asing bagi publik Italia maupun dunia. Namun, Romano secara terbuka menyatakan dirinya tidak memiliki ketertarikan kepada politik dan hanya ingin dikenal sebagai pesepak bola. Dalam berbagai wawancara, ia menekankan nama tersebut tidak pernah menimbulkan masalah baginya. Isu ini lebih menjadi kekhawatiran pihak luar daripada dirinya sendiri.

Keputusan untuk menggunakan nama Floriani Mussolini merupakan hasil kesepakatan antara kedua orangtuanya dengan persetujuan dari otoritas sipil dan gereja Italia. Pada saat dewasa, ia memilih untuk menggunakan nama belakang Mussolini dalam konteks profesional, termasuk saat tampil untuk Juve Stabia dengan nama F Mussolini di punggung seragamnya. Ia juga menegaskan, obrolan dalam keluarganya lebih banyak membahas sepak bola daripada politik.

2. Romano Mussolini telah tiga kali menjalani masa peminjaman dari Lazio

Romano Mussolini memulai perjalanan sepak bolanya dari akademi AS Roma sebelum akhirnya bergabung dengan Lazio pada usia remaja. Setelah tampil mengesankan di tim U-17 dan U-19 Lazio, ia mendapatkan kontrak profesional pertamanya pada 2021 saat berusia 18 tahun. Pada musim itu, ia bermain dalam 4 dari 5 pertandingan terakhir bersama tim U-19 Lazio sebelum akhirnya dikontrak selama 3 tahun oleh I Biancocelesti.

Setelah menembus level profesional, Romano tidak langsung menembus tim utama Lazio, melainkan menjalani serangkaian masa pinjaman. Pada 2023/2024, ia dipinjamkan kepada Pescara di Serie C Italia dengan total 32 penampilan di semua kompetisi. Musim berikutnya, ia kembali dipinjamkan kepada Juve Stabia di Serie B Italia dan tampil dalam 37 laga dengan torehan 1 gol. Gol tunggal yang dicetaknya pada Desember 2024 menarik perhatian publik secara nasional, menyusul selebrasi kontroversial dari sebagian suporter yang dianggap mengejek Romano.

Perkembangan karier Romano mencapai titik penting saat bergabung dengan klub promosi Serie A, US Cremonese, pada Juli 2025. Ia direkrut dengan status pinjaman dari Lazio dengan opsi pembelian yang memberikan peluang baginya untuk tampil di level tertinggi sepak bola Italia untuk pertama kalinya. Dengan posisi utama sebagai bek kanan dan kemampuan bermain di lini tengah kanan maupun kiri, ia menjadi aset fleksibel bagi klub barunya. Dilansir Transfermarkt, nilai pasar terakhirnya per Juni 2025 tercatat sebesar 1,5 juta euro (Rp28,8 miliar).

3. Romano Mussolini tak mau ambil pusing dengan nama belakangnya

Nama belakang Mussolini yang disandang Romano tak dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan persepsi publik yang kuat. Saat ia mencetak gol perdananya untuk Juve Stabia pada Desember 2024, muncul rekaman video yang memperlihatkan puluhan fans merespons dengan meneriakkan “Mussolini” sambil mengangkat tangan, isyarat yang banyak dianggap menyerupai salut fasis. Insiden ini mendorong Federasi sepak bola Italia (FIGC) membuka penyelidikan, meskipun Juve Stabia membantah aksi tersebut berkonotasi politik.

Romano sendiri menanggapi peristiwa itu dengan tenang dan tidak menyesali apa pun. Ia menyatakan hanya ingin dinilai berdasarkan permainannya di lapangan, bukan karena silsilah keluarganya. Ia bahkan menyebut kontroversi seperti itu sebagai sesuatu yang tak perlu dipikirkan dan memastikan dirinya fokus membuktikan nilai dirinya sebagai atlet profesional.

Lebih jauh lagi, latar belakang politik klub-klub yang pernah dibelanya juga sering menjadi bahan diskusi. Lazio, klub induk Romano, diketahui memiliki sebagian kelompok pendukung yang dikenal dengan kecenderungan sayap kanan ekstrem, seperti dalam kasus pawang elang klub yang bersorak untuk Benito Mussolini pada 2021. Kendati demikian, Romano tetap ingin dirinya dinilai berdasarkan kualitas permainannya, bukan karena silsilah keluarganya.

Romano Floriani Mussolini merupakan contoh nyata bagaimana seorang individu muda dapat berusaha membangun identitas profesionalnya di tengah warisan nama besar yang penuh kontroversi. Ia memilih untuk menjawab tantangan tersebut dengan dedikasi dan kerja keras di lapangan sepak bola.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us