Profil Singkat Harry Kane, Peraih Sepatu Emas Piala Dunia 2018

Timnas Inggris memang gagal di Piala Dunia 2018. Mereka hanya menempati posisi keempat setelah dikalahkan Belgia. Namun kapten mereka Harry Kane sukses menyabet gelar top scorer atau pencetak gol terbanyak di turnamen ini.
Penyerang Tottenham Hotspur ini mengoleksi enam gol dan tak ada yang mampu menyamainya hingga final tuntas digelar, malam (15/7/2018) kemarin. Untuk tahu lebih jauh tentang sosok penyerang berusia 24 tahun ini, berikut simak profilnya.
1. Oase di tengah jarangnya penyerang Inggris di Premier League

Dalam satu dekade ke belakang, Liga Inggris menjadi yang paling populer di dunia. Klub-klub terbaiknya seperti Chelsea, Manchester United, Liverpool, Arsenal berlomba-lomba mendatangkan pemain terbaik dunia yang berposisi penyerang.
Fenomena tersebut berdampak pada minimnya kesempatan yang diberikan kepada pemain-pemain muda asli Inggris.
Kurangnya jam terbang tentu membuat para penyerang muda Inggris tak berkembang. Namun pada musim 2014/15 seorang remaja berusia 22 tahun tiba-tiba menjadi pusat perhatian.
Tubuhnya tinggi dan gesit larinya. Ialah Harry Kane, penyerang muda yang mulai mendapat kepercayaan oleh Tottenham Hotspur.
Adalah Mauricio Pochettino, pelatih Spurs berkebangsaan Spanyol yang memberi kesempatan Kane di tim utama. Ia menjadi pilihan Pochettino di lini depan dan menyingkirkan seniornya, Emanuel Adebayor. Pada musim itu, ia mencetak 21 gol dari 34 laga Premier League.
Penampilannya terus meningkat bersama Spurs. Hingga pada musim 2015/2016, Kane mampu menjadi top scorer Premier League dengan 25 gol. Prestasi tersebut berlanjut di muusim berikutnya dengan menjadi tpencetak gol terbanyak lagi dengan torehan 29 gol.
Kane seperti tak bosan untuk membobol gawang lawan.
Gol demi gol ia sumbangkan dan mengantar Spurs selalu menempati posisi empat besar Premier League. Di musim lalu, ia mencetak 30 gol dan hanya berselisih dua gol dari Mohamed Salah yang menjadi top scorer.
2. Sempat gagal di Arsenal dan diberi kepercayaan Pochettino

Kane yang memang lahir di London awalnya bergabung dengan akadami Arsenal di masa kecilnya. Dianggap tak bisa berkembang, ia kemudian memutuskan untuk berlatih dan menempa kemampuan di Tottenham Hostpur, rival Arsenal di London Utara. Kane terus bersama Spurs hingga berhasil masuk ke tim utama pada musim 2009/2010 saat berusia 16 tahun.
Untuk menambah jam terbang sang pemain, Spurs meminjamkan Kane bermain di klub lain. Leyton Orient, Milwall, Norwich City, dan Leicester City adalah klub yang pernah menaungi Kane di masa-masa awalnya sebagai pesepak bola profesional. Di klub-klub medioker tersebut sang bintang menempa kemampuannya merobek gawang lawan.
Kane mulai bermain untuk Spurs pada musim 2012/2013 saat usianya menginjak 20 tahun. Namun ia lebih sering menghangatkan bangku cadangan. Kane belum bisa bersaing dengan para seniornya seperti Emanuel Adebayor, Jermain Defoe, maupun Aaron Lenon.
Di musim berikutnya nasib Kane tak kunjung berubah. Ia masih saja lebih sering sebagai pemain cadangan. Di musim ini ia hanya bermain sebanyak 10 kali dan mencetak tiga gol di Premier League.
Nasibnya mulai berubah setelah Spurs mendatangkan pelatih muda asal Spanyol, Mauricio Pochettino.
3. Harapan masa depan Inggris

Inggris sangat beruntung memiliki penyerang seperti Harry Kane. Usianya masih sangat muda dan tajam di depan gawang lawan. Kane menjadi jaminan bahwa Three Lions tak akan kesulitan mencetak gol. Enam gol di Piala Dunia cukup sebagai bukti bahwa Kane akan memberikan kejayaan bagi negaranya.
Inggris boleh gagal tahun ini, namun di masa mendatang mereka akan menuai hasilnya. Pasalnya, tahun ini mereka mengandalkan banyak pemain muda yang tentu saja masih terus berkembang. Begitu juga dengan Kane, ia bakal semakin matang dan semakin disegani di lini depan Inggris.