Kisah ketika Perang Hentikan Karier Pesepak Bola Palestina

Gagal membela Palestina di AFC Asian Cup 2023

Intinya Sih...

  • Perang Israel-Palestina menghentikan kompetisi olahraga termasuk sepak bola di Palestina
  • Pemain anyar Al Sadaqa, Mohammed Balah terpaksa menghentikan karier sepak bolanya
  • Balah dan keluarganya harus berpindah-pindah tempat mencari kamp pengungsian yang aman dari serangan tentara Israel

Konflik Israel-Palestina telah memberi dampak negatif bagi semua lini kehidupan Palestina, tak terkecuali olahraga. Sejak meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, perang tersebut telah membuat semua kompetisi olahraga di Palestina berhenti seketika, termasuk kompetisi sepak bola. Hal itu tentunya turut berdampak kepada nasib para pemain sepak bola di Palestina.

Banyak pemain sepak bola Palestina yang kini terpaksa menghentikan karier sepak bola mereka. Salah satu pemain sepak bola yang terdampak adalah pemain anyar Al Sadaqa (salah satu klub sepak bola Palestina), Mohammed Balah. Balah harus merelakan karier sepak bolanya yang cemerlang untuk terhenti sementara lantaran situasi perang yang kian memburuk.

1. Mohammed Balah baru kembali ke Palestina pada 2023

Kisah ketika Perang Hentikan Karier Pesepak Bola PalestinaMohammed Balah (instagram.com/mohammedbalah10)

Mohammed Balah sebetulnya baru kembali ke Palestina pada 2023 lalu. Saat kembali ke tanah kelahirannya, pemain yang kini berusia 30 tahun itu langsung dipinang oleh salah satu klub sepak bola Gaza Strip Premier League, Al Sadaqa, pada Juli 2023. Bersama Al Sadaqa, Balah bermain sebagai penyerang tengah.

Sebelumnya, Balah diketahui pernah membela Al Sadaqa selama 3 tahun, yakni medio 2013 hingga 2017. Namun, ia memutuskan untuk pindah ke Al Ahli pada pertengahan 2017. Bersama Al Ahli, Balah bermain selama 1 tahun, yakni hingga 2018.

Pada awal 2021, Balah kembali bergabung bersama Al Sadaqa. Sayangnya, saat itu, ia hanya bermain selama setengah tahun. Sebab, Balah memutuskan untuk bergabung bersama klub sepak bola asal Mesir, Al Masry, pada September 2021.

Selama berkarier di dunia sepak bola, Balah telah membela banyak klub dari berbagai negara, termasuk klub asal Oman dan Yordania. Klub terakhir yang pernah ia bela sebelum kembali bergabung dengan Al Sadaqa pada 2023 lalu adalah Al Masry. Ia membela klub tersebut selama 1 tahun, yakni sejak 2021 hingga 2022.

Baca Juga: Tolak Genosida di Palestina, Reality Club Mundur dari Festival SXSW

2. Perang telah menghancurkan kebahagiaan Mohammed Balah

Kebahagiaan Mohammed Balah saat kembali ke Palestina kian bertambah. Kala itu, ia menikahi perempuan pilihannya dalam sebuah pesta yang amat meriah. Pesta pernikahan tersebut turut dihadiri keluarga beserta kerabat dekat sang pemain. Sayangnya, kebahagian tersebut harus sirna saat perang Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober 2023.

Sejak perang meletus, semua kompetisi olahraga, termasuk sepak bola terpaksa dihentikan. Hal itu lantaran invasi Israel terhadap Palestina turut merusak sebagian besar infrastruktur olahraga. Imbasnya, Balah pun terpaksa menghentikan karier sepak bolanya sementara waktu. Selain itu, ia juga harus gagal meraih impiannya untuk membela Palestina di ajang AFC Asian Cup 2023 imbas perang Israel-Palestina yang kian menjadi-jadi.

“Hidupku sebelum 7 Oktober (2023) sangat simpel dan penuh kebahagiaan. Aku kembali ke klub (sepak bola) masa kecilku dan aku menikah. Namun, sejak Israel meluncurkan serangan ke Gaza, aku menderita tiada henti,” ungkap Balah dalam sebuah wawancara bersama Al Jazeera, Selasa (2/4/2024).

3. Mohammed Balah telah mengungsi sebanyak enam kali

Kisah ketika Perang Hentikan Karier Pesepak Bola PalestinaMohammed Balah (instagram.com/mohammedbalah10)

Perang Israel-Palestina juga mengharuskan Mohammed Balah beserta keluarganya untuk berpindah-pindah tempat. Hal itu dilakukan untuk mencari kamp pengungsian yang aman dari serangan tentara Israel. Hingga saat ini, Balah beserta keluarganya terhitung sudah enam kali pindah tempat untuk mencari kamp pengungsian.  

“Aku harus mengungsi sebanyak enam kali bersama keluargaku, terhitung sehari setelah perang ketika aku mengungsi dari Gaza Utara ke wilayah barat. Sekarang, kami telah berjalan jauh ke selatan hingga ke pinggiran Rafah di mana kami berlindung di tenda yang bobrok. Sama seperti warga Palestina lainnya yang terjebak dalam perang ini, aku menghabiskan waktu berjam-jam tanpa makanan dan air minum bersih,” ujar Balah.

4. Mohammed Balah sempat ditawari bermain di salah satu klub sepak bola Libya

Kisah ketika Perang Hentikan Karier Pesepak Bola PalestinaMohammed Balah (instagram.com/mohammedbalah10)

Di tengah kemelut perang Israel-Palestina, Mohammed Balah justru sempat mendapatkan tawaran untuk bermain di klub baru. Balah mengatakan, dirinya sempat ditawari bermain di salah satu klub sepak bola asal Libya. Namun, ia tidak bisa menerima tawaran tersebut. Sebab, hingga kini, Balah masih terjebak di kamp pengungsian bersama keluarga dan warga Palestina lainnya.

“Aku mendapat tawaran untuk bergabung dengan klub sepak bola di Libya, Namun, aku tidak dapat meninggalkan Gaza karena perang dan biaya perjalanan yang mahal. Sekarang, aku mencoba melarikan diri ke Mesir bersama keluargaku. Tetapi ini terasa sulit karena alasan yang sama. Aku hanya ingin perang yang mengerikan ini berakhir,” kata Balah.

5. Mohammed Balah kecewa dengan FIFA

Kisah ketika Perang Hentikan Karier Pesepak Bola PalestinaMohammed Balah (instagram.com/mohammedbalah10)

Mohammed Balah mengaku kecewa terhadap organisasi sepak bola dunia, FIFA. Sebab, ia menilai FIFA kerap bungkam terhadap isu perang Israel-Palestina. Padahal, FIFA dikenal sebagai organisasi yang kerap vokal dalam menyuarakan isu-isu kemanusiaan.

“Aku tidak tahu mengapa FIFA tetap bungkam menghadapi serangan brutal Israel terhadap komunitas dan infrastruktur sepak bola di Gaza. Ketika Israel menghancurkan klubku, Al Sadaqa, hal itu membuatku marah. Namun, kerugian terbesar terjadi bulan lalu ketika legenda Gaza dan sahabatku tercinta yang baik hati, Mohammed Barakat, terbunuh dalam serangan terhadap rumahnya,” ujar Balah.

Perang Israel-Palestina yang meletus sejak 7 Oktober 2023 lalu telah merenggut karier sepak bola Mohammed Balah dan deretan pemain sepak bola profesional lainnya. Balah terpaksa menghentikan karier sepak bolanya untuk sementara waktu lantaran situasi perang yang kian memburuk. Bahkan, dilansir France 24, meski resolusi gencatan senjata telah disetujui Dewan Keamanan PBB pada 25 Maret 2024 lalu, hingga kini Israel tetap melakukan invasi terhadap Palestina. 

Baca Juga: Spanyol Akan Akui Kemerdekaan Palestina sebelum Musim Panas

Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara Photo Verified Writer Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara

Mahasiswa Hubungan Internasional yang senang menulis seputar politik dan olahraga.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya