Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusuh Suporter Klub Israel Maccabi Tel Aviv di Belanda, UEFA Bisa Apa?

Ilustrasli logo UEFA. (figc.it).
Ilustrasli logo UEFA. (figc.it).
Intinya sih...
  • Kericuhan suporter Maccabi Tel Aviv di Amsterdam meningkatkan eskalasi politik konflik Gaza.
  • Polisi Amsterdam diduga melindungi suporter Maccabi, pemerintah Belanda mengecam pemukulan terhadap suporter.
  • UEFA belum memberikan pernyataan tegas atas insiden, namun akan melakukan investigasi lebih lanjut.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta IDN Times - Kericuhan suporter Maccabi Tel Aviv di Amsterdam pada Jumat (8/11/2024) telah meningkatkan eskalasi politik dalam konflik Gaza. Dalam peristiwa ini, sejumlah elemen mulai menyoroti tentang adanya perbedaan sikap negara-negara Barat terhadap Israel dan para penduduknya.

Itu terjadi karena sepanjang kericuhan, polisi Amsterdam diduga malah melindungi suporter Maccabi, ketimbang menekan aksi vandalismenya yang sudah merusak rumah warga. Meski pada akhirnya polisi mengakui jika kericuhan dipicu dari tindakan vandalisme itu, pemerintah Belanda malah mengecam aksi pemukulan terhadap suporter Maccabi.

Situasi ini justru menjadi standar ganda bagi pemerintah Belanda. Menarik untuk disimak, bagaimana sikap UEFA menyikapi kasus tersebut, mengingat sudah banyak bukti yang mengarahkan kepada kericuhan bermula dari provokasi suporter Maccabi.

1. UEFA belum bertindak

drawing Liga Champions Eropa (uefa.com)
drawing Liga Champions Eropa (uefa.com)

UEFA tak memberikan pernyataan tegas atas insiden itu. Mereka mengaku prihatin, namun akan menginvestigasi terlebih dulu demi menemukan siapa dalang atau pelaku dalam kerusuhan yang terjadi di Amsterdam jelang duel Ajax Amsterdam kontra Maccabi Tel Aviv.

"Kami percaya otoritas yang relevan akan mengidentifikasi dan menghukum para pelaku. UEFA melakukan penelusuran lewat laporan, mengumpulkan bukti, menilai, dan mengevaluasi, demi mengambil keputusan terkait kasus ini sesuai regulasi," begitu pernyataan resmi UEFA dilansir Le Monde.

2. Sudah pindahkan venue Besiktas vs Maccabi

Rafa Silva resmi pindah ke Besiktas. (instagram.com/besiktas)
Rafa Silva resmi pindah ke Besiktas. (instagram.com/besiktas)

UEFA sebelumnya sudah mengambil tindakan atas potensi kericuhan yang bisa saja muncul dalam duel Besiktas versus Maccabi 28 November 2024 nanti. Atas rekomendasi otoritas Turki, terkait adanya potensi ricuh, lantaran suporter Maccabi tak diterima, UEFA memindahkan duel ini ke venue netral.

Sampai sekarang, dilansir situs resmi UEFA, komunikasi masih dijalin dengan manajemen Besiktas terkait venue baru dalam duel melawan Maccabi.

3. Kericuhan memang diawali dari provokasi suporter Maccabi

Seorang pejabat Amsterdam, Jazie Veldhuyzen, mengakui jika kekerasan dipicu oleh aksi dari suporter Israel. Mereka menurunkan bendera Palestina di rumah-rumah warga sebelum kericuhan meletus.

Warga marah karena polisi bertindak berbeda, tak melindungi rumah yang dirusak, tapi cuma memberi imbauan ke suporter Maccabi.

"Dari sinilah mereka marah. Karena polisi cuma mengintervensi dengan melindungi suporter Maccabi, ketika warga berusaha mempertahankan rumahnya. Suporter ini terlihat terlatih, bahkan seperti pelaku kejahatan perang," ujar Veldhuyzen dilansir Anadolu Agency.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us