Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Saat Tangan Thierry Henry Mengubah Masa Depan Sepak Bola

ilustrasi sepak bola (pixabay.com/alexander fox)

Thierry Henry dikenal sebagai salah satu penyerang paling ikonik dalam sejarah sepak bola modern. Pemain berkebangsaan Prancis ini memulai karier profesionalnya di AS Monaco dan semakin berkembang hingga terkenal sebagai ikon Arsenal. Tak hanya itu, kariernya di Barcelona dan Timnas Prancis juga tak kalah mentereng.

Gaya bermain yang cepat, elegan, dan klinis menjadi ciri khasnya. Meski dikenal sebagai sosok legenda, Henry tak luput dari kontroversi. Salah satunya ialah insiden "Hand of Henry" yang menjadi noda besar dalam kariernya.

1. Laga penentu menuju Piala Dunia 2010

Pada 18 November 2009, Prancis dan Republik Irlandia bertemu pada leg kedua play off kualifikasi Piala Dunia 2010. Pada leg pertama yang digelar di Croke Park, Irlandia, Timnas Prancis sukses unggul dengan skor 1-0. Mereka hanya perlu hasil imbang pada leg kedua yang digelar di Stade de France, Prancis.

Akan tetapi, Irlandia justru berhasil menyamakan agregat melalui gol Robbie Keane pada menit 33. Gol penyerang irlandia itu memaksa pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu. Di sinilah kontroversi terjadi.

Pada menit 104, Thierry Henry mengontrol bola dengan tangan untuk mencegah bola keluar lapangan. Kontrol tangan tersebut juga memberikan assist kepada William Gallas yang mencetak gol penentu. Wasit tidak melihat handball tersebut dan gol tetap disahkan. Gol tersebut membuat Prancis lolos ke Piala Dunia 2010 dengan kemenangan agregat 2-1.

Meski begitu, Prancis seperti mendapatkan karma. Mereka gagal total di Piala Dunia 2010 dan terpaksa pulang sebagai juru kunci grup A, di bawah Uruguay, Meksiko, dan Afrika Selatan. Selain itu, konflik besar terjadi di internal tim selama berlangsungnya Piala Dunia yang digelar di Afrika Selatan tersebut.

2. Reaksi publik dan pemerintah Republik Irlandia

Handball yang dilakukan Thierry Henry memicu kemarahan luas di Irlandia, khususnya para penggemar sepak bola. Banyak media menyamakan kejadian ini dengan "Hand of God" Diego Maradona pada 1986. Mereka pun menyebutnya sebagai "Hand of Gaul" atau "Hand of Henry".

Perdana Menteri Irlandia saat itu, Brian Cowen, meminta FIFA untuk mengadakan pertandingan ulang. Namun, permintaan ini ditolak. Di sisi lain, Presiden Prancis saat itu, Nicolas Sarkozy, menyampaikan penyesalan atas insiden tersebut. Namun, ia tetap menolak untuk campur tangan lebih lanjut

3. Sikap Thierry Henry dan FIFA

Thierry Henry mengakui bahwa ia menggunakan tangannya dalam proses gol tersebut dan menyatakan penyesalannya. Ia bahkan menyarankan agar pertandingan diulang sebagai bentuk fair play. Namun, FIFA menolak permintaan tersebut dan menyatakan bahwa keputusan wasit bersifat final.

FIFA juga membuka investigasi terhadap Henry, tetapi tetap memutuskan tidak menjatuhkan sanksi. Alasan utamanya adalah karena tidak ada dasar hukum yang memungkinkan hukuman atas pelanggaran tersebut. Oleh karena itu, Henry tetap lolos dari sanksi.

4. Kompensasi finansial dan kontroversi tambahan

Pada tahun 2015, terungkap bahwa FIFA membayar 5 juta euro (Rp95,6 miliar) kepada Federasi Sepak Bola Irlandia (FAI). Kompensasi itu diberikan untuk menghindari tuntutan hukum yang bisa saja dilayangkan FAI. Namun, hal tersebut justru berbuntut kepada kontroversi baru.

FAI menyatakan bahwa pembayaran ini adalah kompensasi atas kerugian yang dialami Timnas Irlandia. Sementara itu, FIFA mengklaim bahwa itu adalah pinjaman yang diberikan untuk FAI. Ketidaksepahaman ini tentu menimbulkan kontroversi dan kritik yang lebih tajam terhadap FIFA

5. Warisan dan pelajaran dari Hand of Henry

Insiden Hand of Henry  memperkuat seruan untuk pembenahan di tubuh FIFA. Apalagi untuk melibatkan penggunaan teknologi dalam membantu keputusan wasit. Hingga akhirnya video assistant referee (VAR) muncul sebagai teknologi terbaru yang dinilai bisa membantu objektivitas wasit dalam pengungkapan kejadian di lapangan.

Insiden ini sangat meninggalkan luka mendalam bagi sepak bola Irlandia dan menjadi salah satu simbol ketidakadilan dalam olahraga. Bagi Thierry Henry, insiden ini adalah dosa dan noda besar dalam kariernya. Namun, itu sedikit terobati karena ia mengakui kesalahannya tersebut.

Namun, bagi FIFA, kejadian tersebut membuat kredibilitas mereka semakin dipertanyakan. Ketika bukti sudah terkumpul dan Henry sebagai pelaku sudah mengakui kesalahannya, FIFA justru acuh kepada keadilan. Mereka lebih memilih untuk mengesahkan laga kontroversi Prancis vs Irlandia itu ketimbang menggelar laga ulang karena peraturan yang menurut mereka tak bisa digoyahkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us