Saatnya Liverpool Beli Bek Tengah Baru, Bukan Tambahan Eksperimen

- Kekalahan atas AC Milan menjadi bukti mudahnya pertahanan Liverpool ditembus karena kekurangan pemain di jantung pertahanan.
- Van Dijk menua, Konate terancam pergi, tetapi bek baru tak kunjung dibeli, meninggalkan Liverpool dengan pertahanan yang rentan.
- Marc Guehi menjadi kandidat terkuat yang merapat ke Liverpool sebagai suksesor Virgil van Dijk atau Ibrahima Konate untuk menambal lubang di lini belakang.
Liverpool menelan kekalahan dalam laga pramusim melawan AC Milan dengan skor 2-4 pada Sabtu (26/7/2025). Salah satu sorotan utama dalam kekalahan The Reds adalah lemahnya lini pertahanan mereka. Hal ini cukup ironis mengingat Liverpool cukup agresif pada bursa transfer musim panas 2025, tetapi tak satu pun perekrutan, apalagi isu transfer, yang mengarah kepada posisi bek tengah yang justru paling membutuhkan penguatan.
Dalam laga tersebut, Pelatih Arne Slot terpaksa menurunkan pemain yang bukan spesialis di posisi bek tengah karena keterbatasan opsi. Akibatnya, pertahanan Liverpool kerap kerepotan menghadapi pergerakan cepat AC Milan yang dengan mudah mengeksploitasi celah di lini belakang. Kelemahan ini mengindikasikan, masalah defensif Liverpool bukan sekadar persoalan teknis, melainkan juga krisis struktural yang belum teratasi sejak paruh kedua 2024/2025.
1. Kekalahan atas AC Milan menjadi bukti mudahnya pertahanan Liverpool ditembus
Liverpool menghadapi masalah serius dalam hal ketersediaan pemain di jantung pertahanan. Jarell Quansah, yang pada 2024/2025 lalu menjadi pelapis penting, telah resmi dijual kepada Bayer Leverkusen dalam kesepakatan senilai 35 juta pound sterling (Rp768,3 miliar) tanpa mendatangkan pengganti. Keputusan itu menciptakan lubang besar yang belum diisi hingga kini, sementara musim baru tinggal hitungan pekan.
Joe Gomez, satu-satunya pemain yang bisa menjadi pelapis Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate, kembali bermasalah dengan kebugaran. Ia mengalami cedera Achilles dalam latihan tur pramusim dan telah dipulangkan ke Merseyside untuk pemeriksaan lanjutan. Sebelumnya, Gomez juga absen akibat cedera hamstring yang membuatnya menepi selama 3 bulan terakhir. Kondisi ini membuat Arne Slot terpaksa mencari solusi darurat dari luar lini pertahanan utama.
Dalam pertandingan melawan AC Milan, Ryan Gravenberch, gelandang, diturunkan sebagai bek tengah bersama Van Dijk pada babak pertama. Sementara itu, Kostas Tsimikas, bek kiri, berpartner dengan Konate pada babak kedua. Hasilnya, Liverpool terlihat mudah ditembus kombinasi serangan balik cepat AC Milan yang dieksekusi Rafael Leao dan Ruben Loftus-Cheek. Situasi ini menunjukkan betapa rapuhnya kedalaman skuad sekaligus risiko besar menggunakan pemain di luar posisi aslinya hanya demi menambal celah.
2. Virgil van Dijk menua, Ibrahima Konate terancam pergi, tetapi bek baru tak kunjung dibeli
Virgil van Dijk, kapten sekaligus tulang punggung lini pertahanan Liverpool, memang masih menunjukkan kualitasnya pada usia 34 tahun. Namun, mengandalkannya untuk tampil penuh dalam 50--60 pertandingan dalam semusim jelas bukan strategi berkelanjutan. Arne Slot membutuhkan rotasi yang memadai agar Van Dijk tetap prima pada momen-momen krusial.
Sementara itu, Ibrahima Konate memang mencatatkan 42 penampilan pada 2024/2025, jumlah tertingginya sejak bergabung dari RB Leipzig pada 2021. Namun, kontraknya akan habis pada 2026 dan kabarnya ia diminati Real Madrid yang ingin memasangkannya kembali dengan Trent Alexander-Arnold. Dengan potensi hengkangnya Konate dan ketidakpastian kondisi Joe Gomez, pertahanan Liverpool berada dalam kondisi yang sangat rentan.
Arne Slot memang menyebut beberapa pemain lain, seperti Wataru Endo, bisa dimainkan sebagai bek tengah jika dibutuhkan. Namun, eksperimen ini hanya layak diterapkan saat melawan klub semenjana atau dalam pertandingan tak berisiko tinggi. Dalam laga besar atau fase penting kompetisi, menurunkan pemain out-of-position berisiko menurunkan kualitas pertahanan sekaligus mengganggu stabilitas sektor lain, khususnya lini tengah. Tak hanya Endo, Ryan Gravenberch pun harus mundur dari peran naturalnya sebagai gelandang nomor enam.
3. Marc Guehi menjadi kandidat terkuat untuk merapat ke Liverpool
Bursa transfer musim panas 2025 sebenarnya menjadi etalase kekuatan Liverpool. Klub telah menghabiskan hampir 300 juta pound sterling atau setara Rp6,58 triliun untuk mendatangkan nama-nama besar, seperti Florian Wirtz, Hugo Ekitike, Jeremie Frimpong, dan Milos Kerkez. Namun, dari daftar panjang pembelian itu, tak satu pun berasal dari sektor bek tengah. Bahkan, sejauh ini belum ada penawaran konkret untuk pemain di posisi tersebut.
Di tengah kondisi ini, Marc Guehi menjadi peluang pasar yang terlalu bagus untuk diabaikan. Bek Crystal Palace berusia 25 tahun itu merupakan pemain reguler Timnas Inggris dan memiliki pengalaman mumpuni di English Premier League (EPL). Kemampuannya dalam membaca permainan serta kecepatannya dalam mengantisipasi serangan balik membuatnya ideal sebagai suksesor Virgil van Dijk atau Ibrahima Konate.
Guehi kini memasuki tahun terakhir dalam kontraknya bersama The Eagles yang membuka peluang negosiasi dengan harga pasar di kisaran 45 juta euro (Rp863,5 miliar). Liverpool sebenarnya memiliki minat terhadap nama-nama seperti Dean Huijsen dan Leny Yoro pada bursa sebelumnya, tetapi kalah bersaing atau gagal memberi jaminan menit bermain. Jika Liverpool menunda lebih lama, mereka berisiko mengulangi kesalahan serupa dan membiarkan peluang mendapatkan bek tengah berkualitas kembali lepas.
Kelemahan struktural pertahanan Liverpool sudah terekspos saat menghadapi AC Milan di laga pramusim. Lawan-lawan lebih tangguh di Premier League akan jauh lebih brutal dalam memanfaatkan celah ini jika tidak segera ditambal. Situasi ini harus menjadi alarm bagi manajemen untuk menjadikan bek tengah sebagai prioritas, sebelum waktu benar-benar habis.
Jika tidak segera bergerak di pasar transfer, Liverpool berisiko mengulangi mimpi buruk pada 2020/2021 saat krisis bek tengah menghancurkan peluang gelar juara. Bagi Arne Slot, ia harusnya sadar tak butuh eksperimen di lini belakang, tetapi bek tengah sesungguhnya.