Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, mungkin itulah ungkapan yang juga berlaku dalam dunia sepak bola. Darah sepak bola mengalir dalam keluarga mereka, sang ayah pastilah bangga jika anak mereka mampu mengikuti jejak langkah mereka untuk berkarir dalam sepak bola.
Tak hanya itu, bahkan 5 pemain berikut ini mampu melebihi kesuksesan ayahnya sendiri dalam karir sepak bolanya. Siapa saja mereka? Check this out.
Jika kamu adalah fans dari Chelsea dan Barcelona pasti tau dengan pemain asal Islandia yang satu ini. Eidur Gudjhonsen merupakan striker terbaik yang pernah di miliki Islandia. Bersama timnas dia telah bermain sebanyak 88 game dan mencetak 26 gol yang menjadikannya top skorer sepanjang masa Islandia.
Selain itu, pencapaian luar biasa pernah dia dapatkan saat bermain bersama Chelsea. Ia mampu menjuarai Liga Inggris 2 kali berturut-turut sehingga membuat Barcelona kepincut dengan permainannya.
Bersama Barcelona pun dia turut ikut andil saat mendapatkan Treble winner pada tahun 2008/09. Setelah itu ia berpindah-pindah klub mulai dari AS Monaco, Tottenham Hotspur dan Club Brugge. Gudjhonsen jr akhirnya pensiun pada usia 39.
Jika kamu mendengar nama Aubameyang maka langsung yang terpikirkan adalah striker Borussia Dortmund yang bernama Pierre-Emerick Aubameyang. Tetapi ternyata pada tahun 80-an ada seorang pemain juga yang bernama Pierre François Aubameyang (dipanggil Yaya) yang tak lain adalah ayah dari Pierre-Emerick Aubameyang.
Yaya pernah bermain untuk timnas Gabon sebanyak 80 game dan dia merupakan seorang pemain bertahan. Dia sendiri pernah bermain di 3 benua salah satunya di liga Prancis bersama Stade Lavallois.
Yaya memiliki 3 anak yang salah satunya mengikuti jejaknya, dialah Pierre-Emerick. Aubameyang sekarang menjadi salah satu striker terbaik dunia. Dia pernah menjadi top skorer Liga Jerman selama 3 musim dan terpilih menjadi African Footballer of the Year, Bundesliga Player of the Year and the Golden Boot award pada musim 2016/17. Hebat bukan?
Javier 'Chicharito' Hernández memiliki darah sepak bola yang kental dalam dirinya, kakek dan ayahnya merupakan seorang pemain sepak bola juga yang pernah bermain untuk timnas Mexico di Piala Dunia. Kakeknya pernah bermain untuk klub bernama El Tri pada tahun 1950-an sedangkan ayahnya merupakan pemain yang juga sukses bersama klub Mexico Puebla FC dan Monarcas Morelia sebagai midfielder.
Chicharito sendiri memulai karir sepak bola nya bersama tim Mexico Guadalajara dan kemudian hijrah menuju klub besar liga Inggris Manchester United. Bersama MU dia mampu merengkuh 2 gelar juara. Setelah bersama MU, ia bermain untuk klub besar lainnya, Real Madrid. Di sana ia mampu membawa Madrid menjuarai Piala Dunia antar klub. Sedangkan saat bermain bersama Bayern Leverkusen, ia mampu menjadi top skorer dengan mencetak 26 gol.
Bersama timnas Meksiko pun karirnya cemerlang. Dia telah bermain dalam 2 gelaran Piala Dunia (2010 dan 2014) dan merupakan top skorer Meksiko hingga saat ini dengan 49 goal.
Lampard merupakan legenda Chelsea. Namun sebelum menjadi pemain hebat, ternyata ayahnya pun tak kalah sukses. Ayahnya pernah bermain selama 18 tahun karirnya membela West Ham United dengan 660 penampilan.
Lampard senior merupakan pemain bek kiri dan pernah mengantarkan West Ham menjuarai Piala FA sebanyak dua kali.
Sedangkan putranya, Frank Lampard mengikuti jejak langkahnya menjadi pemain sepak bola dengan bergabung akademi pemain West Ham. Di sana ayahnya adalah asisten pelatih pada saat itu.
Lima tahun kemudian Chelsea merekrutnya dengan tawaran 11 juta Euro. Bersama Chalsea Lampard banyak merengkuh gelar dan menjadi top skorer klub dengan mencetak 211 gol selama karirnya. Bersama Chelsea dia telah menjuarai Primere league sebanyak tiga kali, 4 kali Piala FA dan menjuarai Liga Champions pertama kalinya dalam sejarah klub. Bersama Timnas Inggris ia telah memainkan 106 laga dengan torehan 29 goal. Keren kan?
Cesare Maldini merupakan salah satu pemain legenda yang dimiliki oleh Italia dan Ac Milan. Dia menghabiskan karirnya selama 15 musim bersama Ac Milan dan mampu meraih 4 gelar liga Italia dan satu European Cup. Pada zamannya dia merupakan salah satu pemain bertahan terbaik dunia.
Ternyata anaknya yang dikemudian hari menjadi legenda juga mengikuti karir ayahnya sebagai pemain bertahan dalam sepak bola. Dia memulai karirnya pada usia 16 tahun, dan dibawah kepelatihan Arrigo Sacchi, Paolo Maldini mampu menjadi pemain berbakat yang kemudina dibawah didikan Fabio Capello bersama AC Milan.
Di sana mereka mampu meraih rekor yang luar biasa dengan 58 pertandingan tak terkalahkan dan mampu mencapai babak final Liga Champions tiga kali bertutrut - turut. Selain itu, di akhir karirnya selama 25 tahun membela AC Milan, Maldini telah meraih 7 gelar liga Italia dan 5 gelar Liga Champions yang merupakan pencapaian yang sangat luar biasa bagi seorang pesepak bola. Bersama AC Milan dia telah memainkan 902 laga dan 126 penampilan untuk timnas.
Adakah pemain idolamu?