Chelsea Menguasai Musim 2020/21 dengan Sempurna

Chelsea sukses meraih gelar tim dan individu

Jakarta, IDN Times - Tidak ada yang sesempurna Chelsea di kompetisi Eropa pada musim 2020/21. Meski gagal di kompetisi domestik, Chelsea sukses menguasai Eropa. Hampir semua gelar individu dan tim mereka rebut.

Pada awalnya Chelsea sempat diragukan akan sukses di Eropa pada musim 2020/21. Di fase grup Liga Champions musim tersebut, mereka mendapatkan perlawanan sengit dari Ajax Amsterdam dan Sevilla. Namun, pada akhirnya Chelsea melaju mulus.

Hingga akhirnya, tidak terasa, Chelsea justru menancapkan dominasinya di Eropa pada musim 2020/21.

1. Chelsea meraih trofi Liga Champions dan Piala Super Eropa

Chelsea Menguasai Musim 2020/21 dengan SempurnaChelsea vs Villarreal. (twitter.com/ChampionsLeague)

Selepas lolos ke fase gugur Liga Champions 2020/21, Chelsea melaju kencang. Atletico Madrid dan Porto mereka tumbangkan, begitu juga Real Madrid di babak semifinal. Alhasil, mereka berhak atas satu tempat di babak final, bersua Manchester City.

Dengan permainan yang apik dan rapat, Chelsea sukses menundukkan City di final dengan skor 1-0. Kegemilangan Chelsea tidak berhenti sampai di sini. Di ajang Piala Super Eropa, Chelsea juga tampil menawan menghadapi juara Liga Europa, Villarreal.

Sempat ditahan Villarreal, Chelsea akhirnya menang lewat babak adu penalti. Gelar Piala Super Eropa sukses direngkuh, menggenapi trofi Liga Champions yang juga sudah mereka dapat.

Baca Juga: 5 Striker Chelsea yang Mencetak Gol di Laga Debut, Lukaku Terbaru!

2. Pemain dan manajer Chelsea dapat gelar individu

Chelsea Menguasai Musim 2020/21 dengan SempurnaTwitter.com/premierleague

Bukan hanya sebagai tim, beberapa pemain Chelsea juga sukses mendapat gelar individu. Tercatat, ada N'Golo Kante dan Jorginho yang mendapat penghargaan di UEFA Award 2020/21 ini. Kante jadi gelandang terbaik, sedangkan Jorginho menyandang predikat sebagai pemain terbaik.

Peran Kante dan Jorginho tidak bisa dinafikkan di musim 2020/21. Keduanya menjadi motor permainan Chelsea, serta kerap jadi pemutus serangan lawan. Kante yang berkembang pesat di bawah asuhan Maurizio Sarri, sekarang menjelma jadi gelandang "box-to=box" yang kuat.

Sedangkan Jorginho, selain jadi metronom, dia juga jadi pemotong serangan lawan lewat intersep dan tekel yang apik. Umpan-umpan yang dia lepaskan membuat Chelsea tetap menyatu, serta terus mendorong Chelsea untuk menguasai bola.

Tidak cuma Kante dan Jorginho, penghargaan juga didapat Thomas Tuchel sebagai manajer terbaik. Peran Tuchel membawa Chelsea keluar dari kegelapan di era Frank Lampard, membuat dirinya diganjar penghargaan ini. Pendekatannya bikin Chelsea jadi menggila.

Jadi, selain gelar secara tim lewat Liga Champions dan Piala Super Eropa, para pemain dan manajer Chelsea juga berhasil mendapat gelar. Raihan ini membuat Chelsea di kompetisi Eropa musim 2020/21 begitu sempurna.

3. Kesuksesan dari metode potong tenggorokan

Chelsea Menguasai Musim 2020/21 dengan SempurnaManajer Chelsea Thomas Tuchel mencium trofi Liga Champions usai babak final Liga Champions di Estadio do Dragao, Porto, Portugal, Sabtu (29/5/2021) waktu setempat. Gol tunggal Kai Havertz pada menit ke-42 ke gawang The Citizens bawa The Blues jadi juara Liga Champions. ANTARA FOTO/Michael Steel/Pool via REUTERS

Apa yang didapat Chelsea di musim 2020/21 ini, bisa dibilang, merupakan kesuksesan dari metode potong tenggorokan (cut throat) yang mereka lakukan. Sejak diambil alih oleh taipan minyak asal Rusia, Roman Abramovich, Chelsea sering memecat manajer.

Meski terdengar kejam, metode potong tenggorokan ini justru kerap membawa Chelsea meraih trofi-trofi bergengsi. Ambil contoh insiden di musim 2011/12. Villas-Boas yang dianggap gagal langsung dipecat, dan digantikan oleh Di Matteo.

Di Matteo membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions pertama sepanjang sejarah klub. Musim selanjutnya, situasi potong tenggorokan ini terjadi lagi. Di Matteo dipecat, dan penggantinya, Rafael Benitez, membawa Chelsea juara Liga Europa 2012/13.

Tuchel juga sejatinya adalah manajer yang merupakan hasil potong tenggorokan di Chelsea. Pada pertengahan musim 2020/21, dia datang menggantikan Lampard yang dipecat. Siapa sangka, Tuchel justru membawa Chelsea menjuarai Liga Champions.

Tidak sampai di situ, Tuchel juga berhasil mendaratkan gelar Piala Super Eropa kedua untuk Chelsea pada 2021. Namun, Tuchel tetap harus waspada. Sekalinya dia gagal membawa Chelsea berprestasi musim ini, bisa jadi dia akan jadi korban potong tenggorokan selanjutnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Setelah Chelsea Permalukan Arsenal di Pekan ke-2 EPL

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya