Obituari Mino Raiola: sang Pembawa Mimpi bagi Para Bintang

Mino Raiola dibenci, tetapi juga dikagumi

Jakarta, IDN Times - Kabar duka itu akhirnya jadi kenyataan. Setelah sempat dianggap hoaks, Mino Raiola dikabarkan meninggal dunia pada usia 54 tahun. Kabar ini disampaikan manajemen Raiola lewat akun media sosial resmi sang agen.

Raiola wafat di Rumah Sakit San Raffaele pada Sabtu (30/4/2022) malam. Kepergian Raiola menyisakan kesedihan tersendiri. Apalagi, dalam beberapa tahun belakangan, namanya juga kerap memberi pengaruh pada transfer-transfer besar di Eropa.

Sebagai seorang agen, Raiola adalah pembawa mimpi, terlepas dari kontroversi-kontroversi yang dia ciptakan. Dia juga yang membuat sepak bola Eropa begitu berwarna.

Baca Juga: 4 Pemain Bintang yang Ditangani Mino Raiola

1. Kemampuan berkomunikasi yang tumbuh dari restoran

Obituari Mino Raiola: sang Pembawa Mimpi bagi Para BintangMendiang Mino Raiola (thepersonage.com)

Dilansir Financial Times, Raiola kecil sejatinya tidak terlalu akrab dengan sepak bola. Dia justru tumbuh di sebuah restoran, di wilayah bernama Haarlem, Belanda. Raiola memang sempat tinggal di Belanda ketika kecil, bersama keluarganya.

Mengurus restoran, Raiola terbiasa dengan hal-hal yang bersifat 'customer service'. Dari mencuci piring, dia belajar berkomunikasi dengan pelanggan sebagai pelayan. Dia kerap menanyakan kesan pelanggan, sekaligus membuat personalisasi yang membuat pelanggan merasa spesial.

Bakat komunikasi Raiola ini akhirnya bertemu dengan sepak bola ketika dia berusia 19 tahun. Sempat jadi Direktur Teknik FC Haarlem (sekarang klub ini bangkrut), Raiola mulai tertarik dengan pemain-pemain muda Belanda.

Raiola pun mulai berpikir saat itu, bahwa alangkah baiknya membawa para pemain ini ke tempat yang lebih baik dari tempatnya sekarang. Dari sinilah, tepatnya pada akhir 1980-an, kariernya sebagai agen sepak bola dimulai.

Baca Juga: [BREAKING] Agen Super Mino Raiola Meninggal Dunia

2. Raiola membantu dan menolong para pemain bintang

Obituari Mino Raiola: sang Pembawa Mimpi bagi Para Bintangbleacherreport.com

Pada akhir 1980-an, Raiola sempat bekerja di Sports Promotions, agensi yang membantu transfer para pemain Belanda ke Italia. Salah satu pemain besar dari Belanda yang pernah dia jual ke Italia adalah Dennis Bergkamp.

Raiola mendaratkan Bergkamp ke Inter Milan pada 1993. Sayang, Bergkamp tidak bersinar sampai akhirnya dia hengkang ke Arsenal pada 1995. Selepas Bergkamp, ada juga beberapa pemain Belanda lain yang jadi incarannya.

Sampai akhirnya, Raiola keluar dari Sports Promotions dan membentuk agensinya sendiri. Dia sukses menjual Pavel Nedved dari Sparta Praha ke Lazio, sekaligus membuat nama Nedved dikenal hingga seantero dunia.

Tidak cuma itu, Raiola juga sukses membuat Zlatan Ibrahimovic mendapatkan tempat yang lebih baik ketimbang Ajax. Pada 2004, dia sukses mendaratkan Ibrahimovic ke Juventus. Dari situ, nama Ibrahimovic melesat.

Kini, ada beberapa pemain besar yang menjadikan Raiola sebagai agennya. Selain Ibra dan Nedved, ada Mario Balotelli, Gianluigi Donnarumma, Henrikh Mkhitaryan, hingga Paul Pogba yang berada di bawah asuhan Raiola.

Banyaknya pemain bintang yang merapat ini tak lepas dari prinsip Raiola, bahwa transfer pemain bisa mengubah nasib seseorang. Alhasil, sosok asal Italia itu selalu berupaya membuat pemainnya meraih satu di antara dua hal: jadi yang terbaik (seperti Ibra) atau mendapatkan gaji mahal.

Tak heran, para pemain yang diasuh Raiola begitu dekat dengannya. Segahar-gaharnya Ibrahimovic, dia tetap manut dengan saran dari Raiola. Dia bahkan menaruh respek besar pada Raiola, yang membuatnya jadi salah satu pemain dengan gaji termahal saat ini.

"Apakah kamu ingin jadi yang terbaik di dunia, atau jadi pemain yang mendapatkan gaji mahal? Itu pertanyaan yang dia ucapkan saat saya bertemu dengannya di Amsterdam, dulu," kenang Ibrahimovic.

Baca Juga: 5 Klien Top Mino Raiola yang Berpotensi Berganti Klub Musim Depan

3. Kontroversi Mino Raiola

Obituari Mino Raiola: sang Pembawa Mimpi bagi Para BintangZlatan Ibrahimovic bersama Mino Raiola (sempremilan.com)

Sejalan dengan banyaknya pemain bintang yang dia tangani, Raiola juga tak lepas dari kontroversi. Salah satu sosok yang berselisih keras dengannya adalah Sir Alex Ferguson. Sosok asal Skotlanid itu kesal lantaran Raiola mematok harga mahal untuk Paul Pogba.

Jadi, saat Pogba akan naik ke tim inti Manchester United, Raiola menganggap Ferguson tidak memberikan harga yang sesuai untuk Pogba. Alhasil, dia menarik Pogba dan melemparkannya ke Juventus. Di Italia, Pogba pun tumbuh jadi pemain ciamik.

Selain dengan Ferguson, Raiola juga acap berselisih dengan otoritas sepak bola dunia, FIFA. Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, bahkan menyebut Raiola sebagai diktator. Dia sayang kepada pemain, tetapi begitu keras kepada klub dan asosiasi.

Hal tersebut tak lepas dari kepedulian besar Raiola terhadap pemain. Dia tahu, masa kerja pemain tidak lama. Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris bahkan pernah mengeluarkan data, 10 sampai 20 persen mantan pemain mengalami kebangkrutan.

Hal-hal ini jadi bahan pikiran Raiola. Alhasil, keributannya dengan klub ini tak lepas dari masalah gaji, yang pada akhirnya, dia coba sesuaikan dengan kapabilitas dan kemampuan dari pemain-pemain yang dia tangani.

4. Kepergian Mino Raiola sisakan kesedihan

Obituari Mino Raiola: sang Pembawa Mimpi bagi Para Bintang90min.com

Kini, Raiola sudah berpulang keharibaan Tuhan. Kepergiannya menyisakan kesedihan. Meski kerap dianggap sebagai sel kanker di sepak bola, Raiola tetaplah sosok yang begitu peduli kepada para pemainnya. Dia tak ingin pemainnya susah.

Tidak cuma itu, Mino Raiola jugalah yang membawa mimpi kepada para pemain tersebut. Dia yang membuat Ibrahimovic jadi sosok pekerja keras seperti sekarang ini, plus juga membuat nama Erling Haaland jadi dikenal di seantero dunia.

Di tengah segala kontroversinya, plus gosip-gosip yang menyebut dia kerap mengambil untung dari transfer pemainnya, Mino Raiola tetaplah sebuah keunikan di sepak bola. Dia mengajarkan bahwa selain manajer dan klub, agen adalah sosok penting di sepak bola yang tetap harus masuk hitungan.

Selamat jalan, Mino Raiola.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya