Prosedur Jersey Buat Timnas Indonesia: Harusnya Uji Coba Dulu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Jersey Timnas Indonesia tentu tak boleh sembarangan diproduksi. Sebab, jersey ini dipakai oleh para pemain terpilih bangsa. Tidak cuma itu, jersey Timnas juga akan jadi etalase negara dalam laga internasional.
Alhasil, desain jersey Timnas sudah pasti akan menjadi sorotan semua pihak, apalagi di era media sosial yang marak seperti sekarang. Nah, pertanyaannya, dalam polemik Erspo, sudahkah melakukan uji coba jersey tersebut?
1. Pentingnya uji coba kualitas jersey
Eks penggawa Timnas Futsal Indonesia yang pernah bekerja di salah satu apparel lokal, Vennard Hutabarat, menyebut dulu ketika ingin menawarkan produk untuk Timnas, biasanya ada sampel yang diberikan.
Sampel ini rupanya tak sembarangan. Nantinya, PSSI akan memberi penilaian, apakah apparel atau brand tersebut layak untuk Timnas. Istilahnya, ada Quality Control (QC) yang dilakukan.
"Ketika ada brand ingin menawarkan produknya, jerseynya, apalagi ini untuk level Timnas, tentu sebelum akhirnya ada MoU (nota kesepahaman) itu, harus memberikan sampel. Sampel itu harus diberikan kepada PSSI," ujar Vennard kepada IDN Times.
Baca Juga: Mengkritik Coach Justin dan Ernanda di Kisruh Jersey Timnas Erspo
2. Protes Shin Tae Yong jadi alarm
Vennard mencontohkan kasus ketika pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae Yong, yang meminta jersey latihan dari Erspo diganti. Hal itu sejatinya tamparan sekaligus pelajaran bagi Erspo, sejatinya, kudu ada uji coba bagi jersey Timnas.
Editor’s picks
Dalam uji coba itu, yang melibatkan sampel, komplain boleh diberikan terutama oleh PSSI. Lewat komplain inilah, brand tersebut memperbaiki diri agar saat dipakai untuk latihan dan ajang resmi, tak ada masalah lagi soal jersey.
"Pada saat baju sampel itu digunakan oleh para pemain dan ofisial tim, mereka mendapatkan komplain dari baju tersebut. Nah, mereka harus memperbaiki dulu itu baju sampai benar-benar dengan kualitas yang diharapkan," ujar Vennard.
"Nah kalau ini (Erspo) sepertinya belum terjadi, dan akhirnya ada MoU yang terlihat kayaknya juga terlalu terburu-buru. Keluar lah itu jersey dan akhirnya dapat komplain dan sekarang akhirnya ini yang terjadi, digoreng di media sosial," tambahnya.
3. PSSI sudah punya catatan untuk Erspo
Direktur Utama PT Garuda Sepakbola Indonesia (GSI), Marshal Masita, selaku perwakilan PSSI di bidang marketing Timnas Indonesia mengaku pihaknya sudah menasihati Erspo. Dia menyatakan PSSI dan GSI sudah memiliki catatan terhadap Erspo. Itu tidak cuma soal desain jersey Timnas. Sebagai mitra baru, mereka sadar Erspo masih butuh pendampingan.
"Nah, PSSI dan GSI Sebenarnya punya catatan banyak terhadap Erspo. Namanya juga mitra baru. Kami baru kawin, pasti ada penyesuaian, adaptasi, dan lain-lain. Itu normal lah di semua hubungan kerja sama akan terjadi," ujar Marshal.
Kemudian, menyoal isu desain baru jersey Timnas yang akan hadir di Agustus 2024, Marshal belum bisa memastikan. Yang dia tahu, proses penggodokan desain baru butuh waktu tiga sampai enam bulan.
"Setahu saya di dunia fashion industry itu butuh lead time tiga sampai enam bulan. Kenapa butuh lead time sepanjang itu? Karena prosesnya panjang mulai dari pembelian, kemudian celup bahan, jahit, QC, dan lain-lain," kata Marshal.
"Intinya, PSSI dan GSI sebagai partner justru mendukung karena Erspo ini adalah sponsor kami. Mereka membayar sejumlah kewajiban kepada kami sebagai pemegang rights apparel Timnas Indonesia," lanjutnya.