Tantangan Mourinho di Roma Selanjutnya: Kutukan Musim Ketiga

Mourinho tak akrab dengan musim ketiga

Jakarta, IDN Times - Tak bisa dimungkiri, hubungan antara Jose Mourinho dan AS Roma itu bagaikan simbiosis mutualisme. Ada keuntungan yang didapat oleh kedua belah pihak, yang membuat atmosfer klub jadi lebih baik.

Didatangkan Roma pada musim 2021/22, beberapa perubahan langsung tampak. Sempat diragukan, dia justru mengubah Roma jadi tim yang lebih solid. Tidak cuma di kompetisi domestik, tetapi juga dalam kompetisi Eropa.

Puncaknya, Mourinho membawa Roma ke final kompetisi Eropa dalam dua musim beruntun. Final Conference League pada musim 2021/22, serta final Liga Europa 2022/23. Salah satunya berhasil Mourinho menangi, yakni Conference League.

Buntut dari berbagai capaian apik, fans Roma menyerukan Mourinho bertahan di Stadio Olimpico. Namun, ke depan ada tantangan baru yang menanti Roma dan juga Mourinho. Tantangan itu bernama kutukan musim ketiga.

1. Jose Mourinho melempem di musim ketiga

Tantangan Mourinho di Roma Selanjutnya: Kutukan Musim KetigaJose Mourinho (skysports.com)

Ketika memasuki musim ketiga di sebuah klub, Mourinho acap melempem. Saat periode pertamanya bersama Chelsea, dia melempem di musim ketiga, tepatnya pada 2007. Hal yang sama juga terjadi di periode kedua.

Pada periode keduanya membesut Chelsea, dia juga melempem di musim ketiga, tepatnya pada 2015. Dalam rilisnya, Chelsea selalu mengungkapkan perpisahan dengan Mourinho ini dalam dua kesempatan ini sebagai kesepakatan bersama.

Ketika menangani Real Madrid, hal serupa terjadi. Sempat ciamik di musim 2010/11 dan musim 2011/12, Mourinho tak mampu mengendalikan ruang ganti Madrid di musim 2012/13. Friksinya dengan beberapa pihak membuatnya pergi.

Baca Juga: Kisah Eks Wonderkid Chelsea Kini Jadi Gelandangan

2. Mourinho tak pernah melatih lebih dari tiga musim

Tantangan Mourinho di Roma Selanjutnya: Kutukan Musim KetigaJose Mourinho (skysports.com)

Menilik kutukan musim ketiga ini, Roma kudu waspada. Apalagi, Mourinho memang dikenal sebagai manajer yang tak pernah memimpin satu klub lebih dari empat musim. Paling mentok ya, tiga musim.

Di Porto, dia hanya bekerja dua musim dan pergi setelah memenangi Liga Champions 2003/04. Ketika di Inter Milan, dia juga pergi di musim kedua, usai mengantarkan Inter meraih treble di musim 2009/10.

Berlanjut ke Manchester United, dia pergi usai dua tahun bersama klub. Di Tottenham Hotspur, dia hanya 18 bulan menangani klub, sebelum akhirnya pergi. Melihat torehan ini, jelas Roma kudu waspada.

3. Potensi untuk pergi dari AS Roma

Tantangan Mourinho di Roma Selanjutnya: Kutukan Musim KetigaJose Mourinho, manajer baru AS Roma. (instagram.com/josemourinho)

Sejauh ini, situasi Mourinho di Roma memang baik. Usai menjuarai Conference League tahun lalu, Mourinho menyebut Serigala Ibu Kota mengajarkannya untuk menahan ego dan tidak emosional. Dia memang lebih kalem di sini.

Namun, bukan berarti tidak ada gesekan. Mourinho sempat diisukan akan pergi, lantaran tidak puas dengan manajemen klub. Dia merasa dana transfer tim terlalu kecil, sehingga Roma sulit bersaing di banyak kompetisi.

Gesekan-gesekan macam inilah yang harus diselesaikan. Jika tidak, kutukan musim ketiga Jose Mourinho bisa saja berlanjut di AS Roma.

Baca Juga: Rekrutan Pertama Pochettino di Chelsea: Bocah 16 Tahun

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya