2 Jurnalis Ditangkap Saat Investigasi Dugaan Perbudakan Piala Dunia

Mereka dicokok polisi saat hendak keluar hotel di Qatar

Jakarta, IDN Times - Kejadian tak menyenangkan dialami dua jurnalis asal Norwegia, Halvor Ekeland dan Lokman Ghorbani. Keduanya ditangkap kala melakukan investigasi di Qatar terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2022.

Fokus Ekeland dan Ghorbani adalah untuk mengungkap situasi tenaga kerja di Qatar jelang Piala Dunia 2022. Memang, publik selama ini disajikan berita tak enak terkait kesejahteraan tenaga kerja selama persiapan Piala Dunia 2022.

Dari informasi yang beredar selama ini, para pekerja di Qatar diperas habis-habisan, diupah minim, dan tak mendapatkan asuransi. Tingkat kematian akibat kecelakaan kerja juga terbilang tinggi, namun tak pernah terungkap ke media. Ekeland dan Ghorbani berusaha menggali informasi dan membuktikan laporan tersebut.

Baca Juga: Laga Tak Mudah Juara Piala Eropa di Kualifikasi Piala Dunia 2022

1. Banyak pekerja yang takut

2 Jurnalis Ditangkap Saat Investigasi Dugaan Perbudakan Piala Duniatwitter.com/BBCSport

Mereka mencoba mewawancarai sejumlah pekerja di sana. Namun, tak mendapatkan hasil.

Saat melakukan siaran langsung, kebetulan keduanya memang bekerja di stasiun televisi NRK, Ekeland menyatakan kalau para pekerja tak mau diwawancara. Pun, ketika bicara di depan kamera, Ekeland menyatakan ada ketakutan yang terpancar dari sorot mata para pekerja ketika akan diwawancara.

"Mereka tak mau diwawancara jurnalis dengan kamera. Ketika saya bertanya apakah mereka mau diwawancara, ada aura ketakutan dari sorot matanya," ujar Ekeland dikutip Irish Times.

2. Ditahan 36 jam

2 Jurnalis Ditangkap Saat Investigasi Dugaan Perbudakan Piala DuniaTwitter / @roadto2022

Tayangan itu sudah tersebar di mana-mana dan disaksikan oleh otoritas berwajib di Qatar. Kemudian, saat hendak keluar hotel, mereka ditangkap pihak polisi untuk dimintai keterangan.

Selama 36 jam, Ekeland dan Ghorbani ditahan kepolisian Qatar. Mereka dicecar sejumlah pertanyaan terkait kegiatan peliputan di sana. Hingga akhirnya, mereka dilepaskan dan bisa pulang ke Oslo.

"Kami dicecar sejumlah pertanyaan. Tapi, yang penting kami senang bisa pulang. Kami melalui periode yang sulit. Kami punya jadwal pertemuan dengan pihak NRK dan akan berkomentar lebih jauh setelahnya," kata Ekeland.

3. Diduga upaya pembungkaman pers

2 Jurnalis Ditangkap Saat Investigasi Dugaan Perbudakan Piala DuniaIlustrasi kebebasan pers (dewanpers.or.id)

Pihak NRK juga sudah buka suara soal insiden ini. Direktur Pelaksana NRK, Thor Gjermund Eriksen, mengaku belum mendapatkan informasi apa alasan kedua jurnalisnya ditahan.

Namun, dia memperkirakan itu sebagai upaya pembungkaman wartawan dan kebebasan berbicara di publik.

"Ini tak bisa diterima, karena ada upaya pembungkaman media dan independensi jurnalistik dalam event olahraga terbesar dunia. Kami akan berdiskusi bagaimana kasus ini harus ditangani bersama dengan FIFA," ujar Eriksen.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 yang Inklusif

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya